Di dalam tidurnya Serra tersenyum penuh kemenangan. Ternyata Archie masih sama seperti yang dulu, dia tidak bisa bekerja di tempat yang gelap. Walaupun cahaya dari laptopnya dapat menerangi seluruh ruangan remang-remang ini. Serra memejamkan matanya dan tidak dapat berhenti tersenyum. Rasakan itu, batinnya tertawa puas.
Archie mendesah berat dan mau tidak mau menutup laptopnya. Televisi yang tadi menyala berganti-ganti tayangan juga telah mati. Hanya kegelapan yang mengisi ruangan besar mereka. Archie mengambil bantalan sofa dan meletakkannya di kepalanya. Berniat ingin tidur, tetapi Archie malah mendengar suara cekikikan dari atas tempat tidur.
"Serra?" Archie mengerutkan dahinya dan mengintip ke arah tempat tidur. Wanita itu terlihat tidur dengan lelap. Tetapi Archie kembali mendengar suara yang lebih buruk, suara tawa itu seperti tersembur tanpa di sadari. Archie mendatangi tempat tidur dan melihat Serra yang tertawa di dalam tidurnya.
"Serra?" panggil Archie dan pria itu melihat istrinya yang pura-pura tertidur dengan menahan senyum.
Archie ikut tertawa, "Kamu menertawakan aku?"
Serra bergeming dengan sudut bibir yang tertarik. "Serra? C'mon it's not funny." Jujur saja Archie menyukai kegiatan mereka. Archie merasa bahwa dia sedang merasakan de javu.
Serra masih diam, tetapi bibirnya terus berkedut dan dia sudah tidak tahan. Akhirnya tawa itu lepas dan Serra memegang perutnya. Archie menaiki tempat tidur dan menggelitik wanita itu sebagai hukumannya. Bisa-bisanya dia mengerjai Archie yang harus menyelesaikan proposal berkas audit tahun ini. "Kamu benar-benar nakal, Serra."
Serra memekik kencang ketika tangan Archie menggelitiknya. "Archie, hentikan!" Dan dia masih tertawa.
"Archie, itu geli!"
"Aku tidak akan berhenti sampai kamu menangis."
Serra tertawa sampai sudut matanya berair. "Archie aku tidak bisa, HAHAHA."
"Kamu mematikan lampunya untuk mengangguku, kamu benar-benar Serra." Archie menghentikan tindakannya, dan terduduk di atas ranjang.
Serra menarik napasnya dan mencoba menormalkan pernapasannya. Wanita itu mengipas wajahnya yang panas dan rambut kecokelatannya berantakan. Serra menatap Archie dari bawah, dan melihat rawut lelah di wajah pria itu yang menghilang. Serra tersenyum getir, bukan dia tidak ingin bersama Archie. Serra hanya takut, Archie akan meninggalkannya lagi. Maka dari itu daripada Serra menaruh harapan, lebih baik dia yang pertama menghindar.
"Kamu tahu, sebenarnya aku ingin mengatakannya sejak awal," ucap Serra yang membuat Archie merebahkan dirinya dan dengan satu tangan menopang kepalanya.
"Aku ingin mendengarnya," jawab Archie.
"Aku tidak menginginkan kamu, Archie. Sedari dulu, jawabannya akan selalu tidak." Serra membaca rawut wajah Archie yang berubah. "Aku adalah wanita jahat, kamu tidak seharusnya bersamaku." Tangan Serra secara impulsif bermain di dada pria itu yang memakai piyama dengan empat kancing atas terbuka lebar. "Daripada aku, kamu lebih baik mencari wanita yang akan memberikanmu jawaban iya."
Archie menutup matanya, merasakan sentuhan Serra untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Archie menarik napas dalam. "Apa aku tidak sepantas itu untuk kamu, Serra?" tanya Archie tertahan.
"Tidak, bukan." Serra menggeleng pelan. "Bukan kamu, tetapi aku. Aku tidak sepantas itu untuk kamu. Aku tidak seberharga itu untuk kamu miliki."
"Kamu lebih dari itu, Serra, sedari dulu. Kamu sangat pantas bagi aku, dan kamu sangat berharga bagiku, Serra. Tidak ada wanita yang sepeduli itu denganku, tidak ada." Archie bergumam parau, "Kamu sudah memiliki hatiku semenjak kamu memelukku di hari itu."
Serra memejamkan matanya tidak sanggup mendengar perkataan Archie selanjutnya.
"Hubungan kita sebelumnya adalah teman belajar. Kamu anak teman Papaku yang pintar sementara aku anak teman Papamu yang nakal. Prestasiku tidak lebih menjadi berandalan sekolah. Akademikpun pas-pasan hasil menyontek ketika ujian. Kamu tahu seberapa Papa menghargai guru-guru kita. Dia sampai melakukan kekerasan kepadaku karena aku tidak dapat menghargai guruku, dengan belajar dan rajin masuk sekolah. Kamu melihat semuanya, Serra. Di hari itu, ketika untuk terakhir kalinya Papa memukulku dengan ikat pinggangnya. Kamu memelukku,"
"Kamu memberikan aku kekuatan, perlindungan. Kamu berkata dengan sangat lembut kepada Papaku, jangan sakiti Archie karena nilainya. Jika Om melakukannya maka aku juga berhak mendapatkannya karena aku yang mengajarkan Archie selama ini. Aku masih mengingatnya, Serra, sangat. Papa orangnya keras, bahkan Mamaku terlihat tidak peduli denganku, tetapi kamu... Kamu melindungiku."
Archie menatap Serra penuh kehangatan. Mata sendunya bergerak pelan menyusuri wajah Serra yang tidak menatapnya. "Sejak saat itu you belong to me, Serra. Aku tahu ini gila, tetapi sejak saat itu, aku bagaikan anak ayam yang baru menetas. Mengikutimu kemanapun kamu pergi, aku merasa jika di dekatmu aku akan aman, terhindar dari pukulan Papa."
Serra mengumpulkan keberaniannya untuk menatap pria itu. Tatapan nanarnya menggambarkan semuanya. Archie persis seperti anak ayam yang menginginkan induknya untuk selalu berada di sisinya. Tetapi Serra tidak yakin dirinya akan bisa selalu ada untuk pria itu. Serra tidak tahu hubungan mereka akan sampai sejauh mana. Karena Serra, benar-benar tidak menginginkan hubungannya bersama Archie.
"Tetapi aku bukan Serra yang dulu, Archie. Aku telah mempunyai kehidupanku sendiri, dan ini tidak ada sangkut pautnya dengan dirimu. I hate you so much. Aku akan menghormati kamu sebagai suamiku tetapi hanya di depan Eyangku dan aku tidak dapat melakukan hal itu di belakangnya. Aku akan tetap menganggapmu sebagai temanku, bukan suami atau orang yang aku cintai. You are can't take possession of me, Archie. You can't take me yours. I'm not yours, Archie. It's always been no."
"Okay, I'm not forcing you. But remember, the chance is always there. I'll waiting untill the time comes. And you'll already be mine."
"You are too confident, Mallory."
"Yeah, I am."
"I'm surely this relationship won't last for a year."
"It will las for a years, Ma'am."
"In your dream, Mallory."
"Your wish is my command, Ma'am."
—
KAMU SEDANG MEMBACA
SERCHIE
Roman d'amourSERCHIE | © 2023, Ani Joy. All rights reserved. Ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, insiden, dan Dialog adalah produk dari imajinasi penulis dan tidak akan dibangun sebagai nyata. Kemiripan apapun untuk peristiwa nyata atau orang-orang, h...