"Archie?" Pria itu melirik istrinya yang baru saja kembali. Mata sembabnya tidak dapat disembunyikan. Duka dalam itu masih ada, tentu saja masih ada Archie bodoh—gumam pria itu pada dirinya sendiri.
"Ya, ada yang bisa aku bantu, Princess?" Pria itu mendekat dan mengusap pipi sembab istrinya. Diciumnya dengan lembut bekas air mata itu, ciumannya menyusuri kedua kelopak mata istrinya dan berakhir di dahi.
"Bolehkah malam ini kita tidur bersama?" Suara Serra berdecit di akhir karena ia tidak sanggup mengatakannya.
Serra datang menemui suaminya untuk mengatakan hal tersebut. Ia memilih masuk ke dalam kamar suaminya dari pada kamarnya sendiri yang ia tahu, banyak kenangan disana. Apalagi kenangannya bersama kakak tercinta—Skyline.
"Tentu saja, kita bermalam bersama disini."
"Kamu tidak keberatan?" tanya Serra takut.
Archie menggeleng, "Apapun itu, perintah Ratu sekalipun akan kulanggar jika itu berurusan dengan istriku. Kamu prioritas ku tengok Cherry. No matter what, you first."
Serra mengangguk dan memeluk suaminya. "Obrigado, Archie."
"Come you need to rest, Cherry." Tangan Archie menarik Serra untuk naik ke atas ranjang mereka. Sebelum itu Serra berdiri di depan cermin besar kamar pria itu. Ia melihat dirinya sendiri, miris. Sangat mengerikan, mata dan pipinya sembab, kantung matanya menghitam, ia selamat karena pakaian dan rambutnya yang masih rapi.
"Aku sungguh mengerikan, Archie," ucap Serra pada dirinya dibalik cermin.
Archie mantap wanita itu dengan dalam. "Wajar, Cherry. Kamu baru saja kehilangan."
"Aku tidak bisa menutup dukaku. Bagaimana jika aku menjadi ratu nanti? Aku tidak bisa tersenyum terus menerus demi menutupi kesedihanku dan membohongi rakyatku kan?"
"Sssttt, Cherry. Emosi yang kamu rasakan tidak dapat ditutupi, jadilah apa adanya, karena kamu berhak bersedih, tersenyum, dan tertawa dimanapun dan kapanpun yang kamu mau."
"Hanya di depan kamu, bolehkah?"
"Kenapa aku? Kamu bisa seperti itu di depan banyak orang juga, Cherry."
Serra menggeleng. "Mereka akan mengetahui kelemahan ku kalau begitu."
Archie menarik senyumnya. "Jadi, kamu akan menjadi Ratu Serra yang hebat itu?"
Serra membalas senyum suaminya. "Ya, akan aku buktikan, aku bukan Ratu Cengeng. Aku akan kuat dihadapan rakyatku, dan lemah di hadapanmu, Archie."
"Kapanpun itu Cherry. I will cherish you, remember to have and to hold, fo better and for worse, for richer and for poorer, in sickness and in health, to love, and to cherish, as long as we both shall live. I'll always love you, no matter what."
"Tolong jangan tinggalkan aku, Archie. This is and order," ucap Serra menatap Archie dengan tegas dari cermin.
"Your wish, is my command, Maam." Archie mencium rahang Serra dari belakang seraya menatap wanita itu dari cermin. Mata mereka bertemu, dan tangan Archie melingkari pinggang istrinya. Sentuhan itu masih sama, seperti yang Serra rasakan itu ketika pertama kali disentuh pria itu.
"Kiss me, Archie."
Serra berbalik dan mengalungkan tangannya di leher pria itu. "Touch me." Wanita itu membawa tangan suaminya menuju payudaranya dan ia segera mencium pria itu dengan penuh dambaan.
Serra sedikit memaksa dengan menarik merah kemeja pria itu lebih mendekatinya. Serra melumat suaminya dengan dalam dan menekan bibir itu untuk segera membalasnya.
Archie tersenyum dibalik ciuman mereka. Istrinya sangat menggemaskan ingin rasanya Archie memakannya, karena itu dia mengigit bibir bawah Serra yang membuat wanita itu mendesah dan memundurkan kepalanya. Ia menatap Archie heran dengan alis mengkerutnya. "Kamu menggigit aku?" tanyanya dengan polos, bibirnya merah dan bengkak disaat yang bersamaan. Membuat Archie tidak menjawab dan mencium bibir istrinya dengan cepat, ia tidak akan membiarkan kesempatan ini terlewatkan. Sudah lama Archie mendambakan bibir itu, bibir yang ia sentuh untuk pertama kalinya ketika mereka SMA. Bibir itu sama, masih manis, kenyal, dan membalasnya dengan cinta.
Archie menatap istrinya dengan penuh dambaan. "Bolehkah aku?"
Serra mengangguk meneguk ludahnya sendiri. Tangan pria itu mulai menuruni bajunya, diciumnya setiap jengkal bahu yang perlahan terbuka itu. Baju itu jatuh ke pinggang dan terakhir melewati antara dua paha yang Archie susuri.
Serra menatap pria itu, menaikkan dagu suaminya dengan jemari lentiknya. "Sentuh aku, Archie."
"Yes, Maam."
Kepala pria itu mulai memasuki daerah sensitifnya. Archie mencium setiap jengkal paha itu sebelum benar-benar berhenti di antara area paling sensitif yang dapat Serra rasakan. Kedutan itu semakin menggebu ketika Serra rasakan panasnya napas Archie bertemu dengan miliknya. Pria itu memainkan perannya dengan sangat profesional. Serra menggeliat ketika lidah itu menyentuh tepat di bagian inti sensitif yang mulai menegang.
"Oh, Archie," gumam Serra tidak jelas, membuat Archie semakin yakin dengan apa yang ia perbuat.
"Ya?"
"Archie, please," pinta wanita itu.
"What?"
"Don't stop, Archie."
Bibir Archie mengulum bagian tubuh Serra yang sangat menggairahkan untuknya. Lidahnya mencicip setiap jengkal bagian itu. Serra tanpa sadar menggenggam dan menarik rambut pria itu. Serra semakin menarik rambut suaminya untuk mempercepat ritme.
Archie perlahan-lahan, menengadah dan menggenggam lengan Serra yang berada dirambutnya. "Kamu tidak sabar, hm?"
"Archie please."
"Yes Maam?"
"Oh, Archie!"
Archie mempercepat iramanya dan mengulum terus ujung bagian sensitif wanita itu. Lidahnya menjilat dengan cepat seirama dengan napas Serra yang memburu. Dengan mulutnya, Archie memasukkan semua lidahnya itu sampai berada diujung dan menyeruput seluruh rasa manis dan menggairahkan bersamaan dengan klimaks wanita itu.
Terakhir, Archie membersihkan semua bukti gairah pria itu sebelum ia menarik dirinya dan tersenyum kepada Serra yang terpuaskan.
"I want more, Archie." Serra membuka kemeja pria itu dengan cepat. Dia tidak sabaran, benar. Pria itu sangat menggoda. Serra tidak bisa berlama-lama dekat dengan pria itu. Karena dia bisa gila dengan karisma yang dipancarkannya.
"Easy, honey." Archie terkekeh dan membantu Serra dengan membuka ikat pinggangnya, lalu kancing celananya dan menanggalkan celana kain bewarna cokelat itu dan hanya menyisakan celana dalam untuk dapat dilihat Serra bahwa ada yang menyesak disana.
Tubuh pria itu atletis seperti yang Serra inginkan. Bersih tak ada bekas luka dan tak ada bulu halus karena Archie rajin membersihkan dirinya. Aroma tubuh pria itu dapat ia cium seketika setelah Archie melepas seluruh pakaiannya. Napas mereka menderu dan panas. Serra memundurkan badannya impulsif karena tubuh Archie yang mendominasinya. Pria itu mengintimidasi istrinya sendiri diatas ranjang mereka.
"You'll be my dessert, Cherry."
—
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SERCHIE
RomanceSERCHIE | © 2023, Ani Joy. All rights reserved. Ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, insiden, dan Dialog adalah produk dari imajinasi penulis dan tidak akan dibangun sebagai nyata. Kemiripan apapun untuk peristiwa nyata atau orang-orang, h...