Pagi itu pendopo kerajaan dipenuhi oleh sanak saudara karena mendengar kabar bahwa Gusti Roosita jatuh sakit. Semuanya khawatir dan bertanya-tanya bagaimana kabar ibu suri itu, karena sampai sekarang tidak ada satupun dari mereka yang dipersilakan masuk sebelum Gusti Tedjo yang harus menemui ibunya detik itu juga terlebih dahulu.
Dasarata Omkara Tedjo, raja yang kini berkuasa di Akkadiamadjantara tengah menjalankan tugasnya menghadiri pertemuan negara. Ia mendapatkan kabar bahwa ibunya jatuh sakit dan harus segera pulang karena takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan ia tidak ada disana untuk menemani ibunya. Bersama istrinya— Thamira Widodo yang setia menemaninya kemanapun dan kapanpun tugas kerajaan memanggill.
"Daom, apa kita perlu pergi sekarang? Sepertinya Ibu benar-benar jatuh sakit," lirih Thamira mengusap lembut bahu suaminya.
"Ya, Mimi. Kita akan kembali."
"Kamu baik-baik saja? Apa perlu kita tunda?" tanya Thamira memastikan.
"Keputusanku bulat, Mimi. Kita akan kembali," ucap Tedjo kepada istri tercintanya yang ia panggil Mimi. "Aku tidak akan menundanya lagi, aku akan menghadapi mereka dan mereka mau tidak harus menerimanya. Aku juga manusia, bukan begitu Mimi?"
Sang Raja berjalan perlahan, kini kondisi fisiknya tak lagi sama dengan yang dahulu. Sejak ia mengetahui bahwa ia sakit dan harus merelakan beberapa jari kakinya untuk diamputasi, Sang Raja tidak pernah kembali ke Akkadiamadjantara. Ia hanya akan kembali jika Roosita benar-benar membutuhkannya. Ia tidak ingin dinilai sebagai raja yang cacat, hanya karena ketidak sempurnaan fisiknya. Penyakit gulanya tidak bisa ditutupi lagi, Dasarata Omkara Tedjo—atau istrinya senang memanggilnya dengan sebutan Daom, kini harus benar-benar menyiapkan dirinya dan menjadi perbincangan hangat keluarga.
"Ayo, Mimi. Sepertinya Ibu benar-benar merindukanku." Senyuman manis Raja Tedjo dibalas dengan ciuman dipipi oleh istrinya. Mereka benar-benar saling mencintai. Walaupun tidak ada buah hati, cinta mereka tetaplah abadi.
–
Hari kian menggelap. Sang Raja belum juga tiba di kediamannya. Para kerabat sibuk menunggu dan tetap setia menunggu di pendopo istana. Para pemain wayang menemani mereka dengan kisah-kisah raja pendahulu. Seperti kisah Melati Suci dan Raden Mas misalnya, para ibu dan anak gadis sangat menyukai cerita tersebut. Penggambaran Melati Suci yang berbudi pekerti, cantik jelita, dan digemari banyak pria membuat para ibu berlomba menjadikan putri mereka menjadi sepertinya. Sosok Raden Mas yang jauh untuk digapai dan memiliki pesona yang luar biasa membuat anak gadis menginginkan sosok Raden Mas ada satu untuk mereka.
Bagi sebagian orang, mungkin cerita itu dianggap hanyalah dongeng semata. Tetapi bagi orang-orang yang mengerti akan cinta dan pengorbanan, mereka tahu bahwa kisah ini adalah kisah nenek moyang mereka.
Asmara Lalitha Sanggadyatmajda, bersandar di pilar pendopo, menyaksikan pewayangan itu dan mengharapkan hal yang sama. Akan ada Raden Mas yang jatuh cinta kepadanya, yang menganggapnya sebagai teman hidupnya, sehidup semati bersama-sama membangun keluarga kecil mereka nantinya. Lalitha menarik senyum tipis. Andai saja waktu itu ia berani mengungkapkannya. Seperti Melati Suci yang mengungkapkan perasannya kepada Raden Mas.
Andai saja.
Lalitha tersenyum kembali, tetapi senyumnya sinis karena ia melihat istri dari sepupunya tengah kebingungan berjalan kesana kemari di selasar istana. Senyum Lalitha memudar ketika ia melihat Archie berjalan di belakang wanita itu dan adegan berikutnya Lalitha tidak ingin melihatnya. Ia membuang wajahnya dan napasnya menggebu cepat. Ia memegang dadanya yang sakit dan rasanya seperti tercekik lalu ditusuk kedalam.
Lalitha sakit hati.
Lalitha ingin pergi. Namun, sebelum ia melangkah pergi, rombongan Raja Tedjo baru saja tiba. Mobil yang dikawal oleh ratusan penjaga itu berhenti di depan pendopo dan Lalitha segera bergerak ke depan untuk menyambut. Lalitha akan memastikan dirinyalah yang paling pertama dilihat oleh Gusti Tedjo dan istrinya. Sehingga ia akan mendapatkan pelukan hangat dan sambutan diistana, seperti yang biasa ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERCHIE
RomanceSERCHIE | © 2023, Ani Joy. All rights reserved. Ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, insiden, dan Dialog adalah produk dari imajinasi penulis dan tidak akan dibangun sebagai nyata. Kemiripan apapun untuk peristiwa nyata atau orang-orang, h...