Duka memudar, New York kembali dilanda cuaca yang berangin kencang. Badai Nor'easter telah berakhir di tutup oleh angin kencang tanpa hujan dengan terik matahari. Kepulangan kerabat Archie menjadi hari paling melegakan bagi Serra. Pasalnya, berkurang beban pikirannya untuk bertemu dengan mereka. Namun, beban Serra masih ada karena Gusti Roosita memilih untuk tinggal lebih lama bersama Lalitha. Nenek tua itu ingin berobat sebentar sebelum kembali ke Akkadkamadjantara. Sementara Lalitha memilih tinggal untuk menemani Gusti Roosita, kerabat lainnya seperti Sekar Mirah dan anaknya, Gusti Ruumini beserta anak-anaknya, memilih untuk liburan sebentar sebelum benar-benar kembali ke Akkadkamadjantara.
Selepas memberikan lambaian tangannya, dan tatapan tajam dari Gusti Ruumini, Serra rasa isi perutnya terkocok dan yang harus ia cari sekarang adalah toilet. Serra berlari meninggalkan suami dan neneknya tanpa peduli mereka menatap Serra keheranan. Sampai di toilet, Serra memuntahkan semua isi sarapan paginya, bahkan kepalanya pusing dan berat sekali rasanya. Sampai ia tidak kuat menahan putaran di kepalanya yang membuat pandangannya kian menggelap sampai Serra tidak sadar bahwa dia sudah tergeletak di lantai toilet.
Surti yang menunggunya, kebingungan karena majikannya belum keluar juga. Surti juga sempat mendengar suara muntahan sebelum suara dentuman antara tubuh dan lantai terdengar. Surti tidak peduli dengan segala risiko yang akan ia dapatkan, yang dia tahu pasti majikannya sedang tidak baik-baik saja.
"Raden Ayu? Raden Ayu? Raden Ayu baik-baik saja? Jawab saya, Raden Ayu!" Surti menggedor pintu toilet dan tak ada jawaban. Ia juga mencoba membuka tetapi pintu itu terkunci dari dalam.
Surti dengan cepat berlari keluar mencari pertolongan sampai ia bertemu dengan suami majikannya.
"Raden Mas!"
—
Archie merasa ada yang tidak beres, perasaannya didukung dengan wajah Surti yang panik dan dia berlari dengan kencang meninggalkan Camilla yang bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dengan bahasa inggris. Surti menghiraukannya karena dia tidak mengerti, yang dia tahu, dia harus mencari Raden Mas-nya.
"Kenapa Sur?"
"Raden Mas! Raden Ayu, Raden Ayu, tolong!" seru Surti terengah dan panik.
Archie tanpa pikir panjang berlari ke arah yang ditunjuk Surti. Archie yakin itu toilet ruang tamu, Archie menekan gagang pintu dan pintu itu terkunci. "Serra? Serra? Apa yang kamu lakukan? Serra jawab aku!"
"Camilla keys!" teriaknya dan berusaha mendobrak pintu dari kayu mahoni yang dicat putih itu.
Camilla datang dengan kunci ditangannya. Ia membuka pintu itu dan mereka menemukan Serra yang tergeletak dilantai.
"Serra? Serra? Are you hear me?" Archie memeriksa nadi dan napas istrinya. Semuanya masih terasa, Archie rasa wanita itu pingsan. Tetapi Archie tidak tau penyebabnya sampai Surti menunjukkan kaki Serra yang sudah berlumur darah.
"R-r-r-Raden Mas!"
"Oh tidak, Serra?!"
Pria itu segera mengangkat tubuh istrinya. Tidak susah bagi Archie untuk mengangkat tubuh ramping itu, saat ini pikiran Archie kacau. Tidak, jangan sekarang Tuhan. Archie masih ingin bersama dengan istrinya lebih lama, dan jika firasat dia benar, saat ini istrinya tengah mengandung. Archie memohon sekali lagi jika benar, maka tolong selamatkan keduanya, baik istri dan calon anaknya.
—
Serra sadar karena matanya terasa silau dari pantulan cahaya di atasnya. Ia membuka mata dan menangkap dirinya sudah di rumah sakit. Serra mendesah pelan dan memegang kepalanya yang sakit, matanya masih berat, tubuhnya terasa pegal dan perutnya keram sekali. Rasanya ingin kembali tidur. Tapi itu semua buyar ketika dia mendengar suara suaminya yang khawatir memanggilnya.
"Cherry.."
Kepala Serra menuju sumber suara. Archie mendekatinya dari sofa dan mencium puncak kepalanya dengan kasih sayang. "Are you feeling good?"
Serra mengangguk, Archie pun membantunya untuk bersandar. "Apa yang terjadi?" tanyanya parau.
"Kamu pingsan di kamar mandi, dan mengalami pendarahan."
"Pendarahan?"
"Ya, plano testnya membuktikan kalau kamu hamil, Cherry."
"Hamil?"
Archie tersenyum dan mengecup punggung tangan istrinya. "Ya, congratulation, you will be a mother."
Mata Serra membulat dan reflek tangannya memegang ke arah perutnya. "Our little bean survive. Mereka hebat, mereka calon anak yang kuat, Cherry. Mereka bertahan bersama kamu, thank you for not leaving me. Jika kalian pergi itu akan sakit sekali, Cherry. I'm not loosing one or two, but three of you."
"Three of us?"
"Yes, a twins, Cherry."
—
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
SERCHIE
RomanceSERCHIE | © 2023, Ani Joy. All rights reserved. Ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, insiden, dan Dialog adalah produk dari imajinasi penulis dan tidak akan dibangun sebagai nyata. Kemiripan apapun untuk peristiwa nyata atau orang-orang, h...