Pagi itu, Archie terbangun karena teleponnya yang terus menerus berdering. Cecillia menelponnya dari New York mengabarkan bahwa Hera masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri, ibu pria itu melompat dari balkon lantai dua dan untungnya ia jatuh dibawah kolam renang yang sempat menjadi tempat kejadian perkara tenggelamnya dia beberapa waktu lalu.
Archie segera memberitahu Arden Christo untuk meminta izin menggunakan pesawat pribadi milik kerajaan Ajuda di Bandar Udara Internasional Francisco Sá Carneiro. Archie tidak mengizinkan Serra untuk ikut karena wanita itu akan sibuk dalam beberapa hari kedepan. Archie menyuruhnya untuk menyusul jika urusannya sudah selesai.
—
New York siang itu diterpa hujan yang tidak henti dari pukul tiga pagi. Archie mengendarai Audi A6 bewarna hitamnya ke Lenox Hill Hospital, dan segera menemui ibunya. Archie mengusap wajahnya lelah ketika masuk ke dalam kamar intensif karena Hera dinyatakan koma. Penyakit kronis, gangguan jiwa dan masuknya air kedalam paru-parunya membuat komplikasi pada fungsi kehidupan wanita paruh baya itu. Hera terlambat ditemukan dan paru-parunya terisi air maksimal sehingga tindakan utama dari penyelamatan nyawanya adalah mengeluarkan air, membuka jalan napas, dan memberikan resusitasi.Pertolongan pertama telah dilakukan, tapi sayangnya tidak membuat Hera sadar sepenuhnya.
"Ce, what happened?"
"Archie, I'm so sorry. Aku benar-benar salah. Aku tidak menjaga Mama, she's run from the edge and jumped to... to—Archie i can't—" tangisan Cecillia membuat Archie memeluknya. Jika Hera meninggal dunia maka satu-satunya keluarga yang ia punya adalah Cecillia.
"Ce, apapun yang terjadi, aku disini."
"You! Verdogen! Get out of here!" Agra Van Dallas menonjok Archie sehingga pria itu tersungkur.
"Agra!" terima Cecil dan melerai keduanya. "Stop it, don't make stupid thing, Agra! He's your brother!"
Agra mendecih keras. "Brother? Better die than being his brother."
"Agra, stop. Apologize," ucap Cecil tertahan. Ia muak sekali dengan melakukan adik tirinya.
"Never." Agra tersenyum sinis. "If she die, it's because of him."
"Agra!"
"Tell him Cecil, tell him. Mommy jumped because she saw a wedding picture. She saw his wife and then jumped!"
"Agra, please.." Cecil tidak sanggup lagi sehingga ucapannya menjadi parau.
Karena wajah Archie yang kebingungan, Estella yang masuk bersamaan dengan Agra berkata, "Kita lihat dari CCTV, if you're curious."
"Karena aku?"
"Archie, jangan menelan mentah-mentah apa yang mereka katakan." Cecillia berusaha agar Archie tidak terpengaruh.
Archie mengangguk, ia mengerti sekarang. Mau bagaimana pun, mau sampai kapanpun, ibunya akan tetap membencinya. Dirinya tetaplah Verdogen, si pembawa sial, pembawa petaka.
"Aku mengerti, lebih baik aku pergi."
"Archie! Archie, tunggu!" Cecillia berusaha menahan pria itu. Namun, dentingan suara monitor meninggi. Menandakan bahwa telah terjadi gejolak listrik jantung yang tidak beres. Saturasi oksigen Hera tiba-tiba menurun, padahal ia sudah diberikan ventilasi mekanik terbaik dari salah satu rumah sakit terbaik di New York.
"Mommy?! Mom! Mom!!!" Cecillia menekan tombol darurat dan tidak lama para medis datang segera melakukan pertolongan. Namun, mau bagaimanapun, takdir Tuhan tak ada yang bisa mengelak.
"Help!! Doctor!! Help!!!"
Archie tahu, bahwa kepergiannya menjadi kepergian ibunya juga. Siang itu, ditengah hujan kota New York, di dalam mobil Audi A6-nya. Archie menangisi ibunya, ia menangis hidupnya, dan berharap ingin menyusul ibunya juga.
Archie menekan pedal gas tanpa ancang-ancang. Ia menekan sampai kecepatan 120 mil per jam. Sabuk pengamannya ia lupakan, bahkan lampu merah yang berjarak sepuluh meter lagi tidak dihiraukan, dan dia terus menekan pedal gas sampai ia terkejut dengan suara nada dering dari speaker mobilnya yang terhubung langsung dengan ponselnya.
Archie segera menekan rem dengan kencang. Tubuhnya tersentak dan tepat di lampu merah ia berhenti seketika. Archie tersadar dan nama Serra tercetak dari layar kecil di mobilnya. Archie menutup matanya dan tangisannya pecah seketika. Ia menggeser layar itu dan ia dapat mendengar suara istrinya yang terdengar khawatir.
"Archie? Archie? Are you okay?"
Archie tak mejawab.
"Honey?"
"..."
"Archie demi Tuhan buka suaramu. Aku mendapat kabar bahwa ibumu meninggal dunia. Archie?"
"..."
"Apa kamu sedang menangis?"
"..."
"God sake!"
Telepon terputus dan Archie tidak tahu harus bagaimana selanjutnya. Ia memarkiran mobilnya ke tepi dan berusaha mencerna semua yang terjadi .
—TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SERCHIE
RomanceSERCHIE | © 2023, Ani Joy. All rights reserved. Ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, insiden, dan Dialog adalah produk dari imajinasi penulis dan tidak akan dibangun sebagai nyata. Kemiripan apapun untuk peristiwa nyata atau orang-orang, h...