Malam itu, Gusti Roosita tiba di ruang duka dan segera mencari cucunya. Ia hampir serangan jantung ketika mendengar kabar duka datang dari New York. Walaupun Hera bukan lagi menantunya, tetapi wanita itu tetap memiliki ruang di hati Roosita. Oh, malangnya nasib putra pertamanya—ia meninggal dunia, anaknya hidup dengan luka, istrinya pun menderita. Semua ini karena keluarga mereka. Ketidakutuhan yang sudah struktural dari jaman buyutnya. Roosita merasa sangat bersalah, seharusnya ketidakutuhan itu berhenti didirinya. Padahal dia tahu, neneknya dulu juga memutus hal itu dengan menerima dan mencintai menantu cucunya—Melati Suci. Gadis Batavia itu awalnya sangat ditentang. Namun, karena dia memiliki potensi dan pribadi yang tulus, Kawina sebagai ibu suri pada waktu itu tunduk kepadanya.
Roosita memegang dadanya karena jantungnya seakan mau copot ketika dia melihat Archie berada di sudut ruangan sendirian dan tidak didampingi. Tidak ada yang mendekatinya atau bahkan memeluknya. Hati Roosita tersakiti melihat itu, malam itu ia merasa patah hati—cucu kesayangannya tidak memiliki orang tua lagi. Archie malangnya kini harus hidup sendiri tanpa kedua orang tuanya. Bagi Roosita, Archie masihlah anak laki-laki yang selalu merengek jika kemuannya tidak dituruti. Dia masihlah remaja yang gemar merajuk dan membengkak kepadanya. Tetapi, Roosita dengan setulus hati tetap mencintainya.
Langkah kaki tua itu mendekat, perlahan dan Roosita berdiri di hadapan cucunya. "Chie?" Suara lemahnya seketika menyadarkan Archie yang tengah melamun.
"Eyang," balas Archie dan langsung memeluk neneknya itu. Didekap erat tubuh pendek dan sedikit gempal itu dengan kedua tangannya. Archie tidak ingin kehilangan lagi. Roosita adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki di Akkadkamadjantara. Neneknyalah satu-satunya harapan dia akan kembali ke sana. "Eyang jangan tinggalkan aku sendiri, promise me Eyang. Aku tidak mau kehilangan lagi. Aku belum meminta maaf kepadanya dan aku belum mengatakan betapa aku mencintainya. Bagaimana bisa aku menjalani hidupku lagi Eyang. Satu-satunya alasan aku tetap hidup adalah karena Mommy. Aku harus membuatnya bangga dan membuat dia berbicara kepadaku, memelukku, dan berbagai kasih sayang. Tapi sekarang, aku belum mewujudkannya dan dia meninggalkanku, dia meninggalkanku sendirian Eyang!" Tangis Archie pecah dan emosinya bercampur disana. Ada rasa penyesalan, amarah yang terpendam, dan rasa cinta yang besar. Archie meluapkan semuanya kepada neneknya. Karena satu-satunya orang yang mengetahui hubungan keluarganya adalah neneknya sendiri.
"I don't want to lose anymore, i can't, aku tidak sanggup, Eyang," cicit Archie tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.
"Sssttt, Chie. Semuanya akan baik-baik saja." Di dalam dekapan Archie, mata Roosita terus mengedar mencari istri dari cucunya. Roosita tidak menemukan wanita itu.
—
Selesai berdoa, Roosita memilih untuk kembali ke kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, nenek tua itu dapat melihat kedua cucunya—Archie dan Cecillia yang masih berdoa, disamping Cecillia ia melihat dua orang anak tiri dari Hera yang Roosita tidak kenali. Semenjak ditinggal mati oleh suaminya, Hera pergi ke New York dan tak pernah kembali. Wanita itu juga tidak memberikan pesan dan kabar, Roosita merasa sangat kehilangan ditambah kepergiannya untuk selamanya menambah luka di hati Roosita.
Ketika akan meninggalkan ruangan. Roosita akhirnya menemukan wanita itu, ia menemukan istri cucunya. Abrata Serra terlihat lelah dan terkantuk di kursi belakang dekat dengan prasmanan. Wanita itu terlihat pucat, dengan gaun hitam tertutup dan rambut bewarna cokelat gelap—ia terlihat rapi. Berbeda dengan waktu itu, ketika wanita itu tinggal di istana Antawirya. Roosita mengangguk, bersepakat dengan dirinya sendiri, menerima bahwa wanita itu telah berubah. Bagaimana tidak, dia adalah calon ratu Ajuda sekarang.
Roosita tersenyum getir. Kini ia paham, mengapa Regina meminta izinnya untuk memberikan Archie kepada ratu Ajuda itu. Ia teringat akan sebuah kalimat, karena pria sempurna ditakdirkan untuk wanita sempurna. Mereka berdua sama-sama sempurna dari ketidaksempurnaan mereka. Keduanya memiliki luka masing-masing, dan mereka dapat menutupi luka tersebut dengan bersandiwara.
Abrata Serra adalah seorang model dan pebisnis di bidangnya. Ia menjadi mentor bagi sejawatnya serta melanjutkan tugas-tugas kakaknya yang tertinggal. Sementara Archie adalah pebisnis cerdik di bidang multimedia, dia menaungi banyak manajemen untuk kebutuhan entertain. Keduanya memiliki karir yang bagus, latar belakang keluarga yang hebat, dan mereka sanggup sampai titik sekarang—itu karena mereka bersandiwara sehingga dapat mencapai kesempurnaan yang didambakan banyak orang.
Roosita mengambil mantel di cout stand dan meyampirkan di tubuh istri cucunya, sebelum dia pergi meninggalkan ruang duka dan masuk ke kamarnya.
—
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SERCHIE
RomanceSERCHIE | © 2023, Ani Joy. All rights reserved. Ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, insiden, dan Dialog adalah produk dari imajinasi penulis dan tidak akan dibangun sebagai nyata. Kemiripan apapun untuk peristiwa nyata atau orang-orang, h...