BAB 3

159 21 0
                                    

Memasuki pelataran Mallory Property, Serra bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Kenapa mereka tidak tinggal di rumah milik keluarganya, rumah yang biasa dia tinggali. Serra memutar badannya kepada Archie dan berkata dengan sinis, "kenapa kamu membawa aku ke rumahmu?"

Archie menutup ponselnya dan seluruh perhatiannya kini berpusat kepada Serra. "Aku tidak bisa membawamu kembali ke sana."

"Kenapa?"

"Karena kamu tidak bisa tinggal di sana lagi."

"Kenapa?"

"Sepupumu, Samuel Magellan-Keen, mengambil alih properti itu."

"Kenapa?!"

Archie menghela napas panjang dan bergumam, "Ratumu."

"Eyang lagi? Nenek tua itu memang tidak bisa dipercaya," desis Serra menggeram. "Lalu dimana semua barang-barangku?"

"Ada di rumah ini."

Lalu hening, tidak ada lagi yang berbicara, Serra sibuk dengan pikirannya sendiri begitupun dengan Archie. Mobil itu berhenti di depan pelataran rumah dengan anak tangga yang tinggi sebelum masuk ke dalam. Bergaya victoria, dengan semua nuansa kecoklatannya, terlihat sangat mengintimidasi ketika Serra mengintipnya dari dalam kaca mobil. Pandangannya kemudian terhalangi oleh tubuh Archie yang akan membukakannya pintu untuknya. Serra tidak mengucapkan terima kasih, dia menunggu Archie untuk masuk ke dalam rumah itu bersama.

Semenjak pernikahan mereka, Archie memperlakukan Serra layaknya ratunya. Seharusnya mereka berada di Danau Como bagian utara Italia. Dengan sungguhan pemandangan danau hijau dan udara segar yang dikelilingi pegunungan. Serra tentu saja menolaknya, bagaimana jika dia terlena karena keindahan danau itu dan ketampanan Archie yang tidak bisa dia pungkiri bahwa pria itu memiliki daya tarik tersendiri, bisa-bisa dia memanggap pernikahan ini benar adanya.

Serra tidak boleh lengah, dia harus bertemu dengan Lucas secepatnya.

Para pelayan membukakan pintu untuk mereka dan kedua pasangan itu di sambut oleh puluhan pelayan yang bekerja di mansion mewah itu. Serra mengerutkan keningnya ketika tidak melihat satupun anggota keluarga Archie yang menyambut mereka. Serra yakin kemarin di altar dia bertemu beberapa kerabat pria itu. Walaupun dia memimpin keluarganya sendiri, tanpa kakek dan orang tua, Archie dapat menghidupi kelima saudara dan ibunya.

"Selamat datang kembali Tuan Mallory, kamar Anda sudah siap untuk di tempati. Seluruh isi rumah juga sudah di renovasi, Anda dapat tinggal dengan nyaman sekarang," tutup kepala pelayan yang Serra tidak ingin tahu namanya. "Yang Mulia Putri Serra, saya Camilla, kepala pelayan yang akan membantu memenuhi semua keinginan Anda."

"Semua keinginanku? Termasuk merenovasi kembali rumah ini jika tidak sesuai dengan keinginanku?" tanya Serra sinis dan tertawa remeh. "Apa kalian sanggup?"

Archie mengulum senyumnya di samping Sera. "Biarkan Tuan Putri ini melihatnya sendiri Camilla," ucap Archie dan para pelayan itu membelah jalan, menunduk hormat kepada keduanya.

Serra tertegun sesaat, dari luar mungkin dia akan sangat asing dengan suasana Mansion Mallory, tetapi di dalamnya, sangat mirip, persis, seperti rumahnya dahulu. Serra melihat sekilas ke arah Archie dan pria itu menahan senyumnya. Serra melihat itu, dan dia tidak suka. Serra melihat cetakan kemenangan di wajah pria yang menjadi suaminya.

"Kamu cukup puas heuh? Silahkan tertawa jika kamu mau, Archie." Serra meninggalkan Archie menaiki tangga karena dia yakin pasti kamar mereka ada di atas. Tetapi sesaat dia ragu, karena tidak ada pelayan yang mengikutinya. "Kenapa kamu tidak mengikuti aku?" tanya Serra heran.

"Sebenarnya lantai atas itu," tunjuk Archie kepada gundukan tangga yang akan dinaiki Serra, "bukan tempat kita."

Serra mengernyitkan dahinya dan bersedekap di atas anak tangga pertama. Archie menunjukkan dengan kepalanya arah seluruh pelayan itu berjalan dan membukakan pintu lainnya.

SERCHIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang