BAB 21

68 11 0
                                    

Archie baru saja sampai di pendopo istana untuk menyambut saudara-saudaranya. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar kalimat rendahan yang ditujukan untuk dirinya dari mulut Rakanansatya-adik bungsu Roosita yang tengah memapah dirinya sendiri menggunakan tongkat kayu berukir elang. "Kenapa kita harus hadir disaat anak sial itu ada disini?"

"Kita kemari untuk kepentingan Gusti Roos, bukan untuk bertemu apalagi bertamu dengan anak sial itu, Pak," balas Sekar Muning-anak tunggal Rakananstya dan mendiang istrinya Hayati Adiningrat.

"Eyang, tenang saja. Anak sial itu tidak akan berani menginjakkan kakinya disini sekarang. Dia pasti sedang bersembunyi, mana berani dia menunjukkan wajahnya kepada kita. Pengecut!" timpal Matteo Pusaka Djati-anak tunggal Sekar Muning dan suaminya Djati Mangkusumo.

"Tteo jaga ucapanmu. Sikapmu kali ini sedikit berlebihan, aku tidak suka." Djati Mangkusumo berkata dengan tegas setegas kumis hitam yang menutupi setengah bibirnya. Perawakannya yang tinggi, tegap, gagah, khas perwira membuat Djati Mangkusumo disegani oleh keluarganya. Terutama Matteo Pusaka Djati yang sangat menghormati ayahnya itu.

Matteo adalah anak harapan, dan satu-satunya yang berhasil lahir kedunia setelah enam kali percobaan gagal. Hal itulah yang membuat Matteo sangat dicinta dan disanjung oleh ibunya sendiri. Sejak kecil, Matteo dibesarkan bersama dengan sepupu-sepupunya di Akkadiamadjantara, sampai dia berumur tujuh belas tahun-tepat di hari ulang tahunnya, ia memutuskan untuk pindah ke Singapura bersama ibu dan kakeknya. Sementara ayahnya tidak dapat kemana-mana karena harus menjaga keamanan negara.

Archie mundur beberapa langkah , sebelum akhirnya berbalik dan mempercepat langkahnya. Ia memutari istana, menggunakan becak dayung yang mengantarnya ke Istana Perati. Istana ini adalah rumahnya, rumah sesungguhnya. Rumah yang telah lama ia tinggalkan, rumah yang berisi kenangan sebelum kesialan itu.

Archie memasuki pelantara istana, dan seluruh pelayan malam itu dibuat bekerja keras karena mendapati tuan rumah kembali setelah sekian lama. Kepala pelayan menyambut Archie dengan tenang. Ia mempersilakan Archie masuk dan tanpa harus diikuti, pelayan itu tahu apa yang harus ia buat.

Archie ingin sendiri, pelayan lainnya hanya harus menyiapkan kamar tidur, dan sarapan besok pagi. Setelah itu Archie akan memutuskannya besok. Di tengah istana terdapat taman bunga yang langsung menghadapa langit. Archie duduk disana menandangi taman yang terpancar langsung oleh rembulan malam itu. Archie tersenyum ketika melihat ukiran kecil di pot bunga keramik yang kian memudar.

Serra ❤️Archie 4ever

Archie tertawa pelan dan tak terasa air matanya jatuh. Archie menangis.

Pria itu mengusap air matanya dan memegang dadanya yang sakit. Rasa itu masih sama, kepedihan yang ia rasakan masih utuh, tidak berkurang sedikitpun. Archie mengerang sampai mencengkram ujung kursi yang ia duduki. Pria itu mencoba menghirup udara sebisanya, sampai ia merasa sedikit tenang.

Apa ia salah karena telah milih Serra? Apa ia berlebihan karena memaksakan kehendaknya? Archie tahu keputusan yang ia buat bukanlah keputusan yang tepat. Tetapi keputusan yang baik dian initara keputusan-keputusan lainnya. Archie ingat sekali malam dimana ia memutuskan untuk pergi kembali ke Akkadiamadjantara. Hari dimana ia meninggalkan hiruk pikuk Jakarta dan merasakan kelamnya tinggal di lingkup lingkaran yang bisa disebut 'rumah'.

Tetapi pada saat itu, Akkadiamadjantara bukanlah rumah baginya. Melainkan penjara, ia merasa bagai ditahan oleh keluarganya sendiri. Mulai saat itu hidupnya dikekang, diatur sedemikian rupa sehingga terciptalah Dasarata Archie Mallory yang sekarang.

Archie ingat hari dimana dia diembankan tugas kerajaan yang mungkin, pada saat itu tidak ada anak seusianya yang sanggup mengemban tugas itu-Taj Rukmasara, ya, benar. Satu-satunya anak lelaki pertama dari pasangan Dasarata Aksara Malo dan Hera Djovanka Janari mengemban tugas untuk memegang tahta Taj Rukmasara. Entah apa yang dipikirkan kakeknya pada saat menuliskan wasiat penerus tahta Akkadimadjantara sehingga nama Archie yang tertulia disana.

Semua orang begitu terkejut dengan wasiat itu dan banyak yang tidak setuju termasuk para tetua adat pada saat itu. Archie juga mengalami beban fisik dan mental di dirinya sehingga ia memilih mundur dan memberikan Taj Rukmasara kepada pamannya-Omkara Tedjo yang sampai saat ini masih menduduki kursi raja di Akkadiamadjantara.

Archie tersenyum miris. Ternyata sedari dulu orang-orang sudah tidak menyukainya. Ditambah kematian Sang Ayah yang membawa petaka buruk bagi Archie. Dasarata Aksara Malo adalah sosok ayah yang keras, didikannya kepada Archie membentuk sisi buruk dari pria itu. Sehingga menumbuhkan anak lelaki yang kasar, suka membantah, dan parahnya selalu menjadi biang onar dimanapun. Aksara Malo menciptakan Archie Mallory yang tidak disenangi oleh keluarganya-karena sifat kurang ajar dan pembuat onarnya. Archie juga mendapatkan kekerasan fisik dari Sang Ayah jika ia tidak patuh dan terus membangkang.

Aksara Malo mendidik Archie sedemikian rupa, karena ia tahu. Ia tahu bahwa anaknya adalah Sang Penerus Tahta.

Namun, Archie masih tidak mengerti. Mengapa Aksara Malo terus menutupi semuanya darinya. Archie memegang dadanya yang sakit. Kenapa dia yang harus menanggung beban ini. Kenapa dia menjadi satu-satunya orang yang dibenci. Kenapa dia dianggap pembawa sial. Archie benci itu, dia tidak suka, dan hatinya sakit.

-

SERCHIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang