BAB 40

98 9 0
                                    

Dieng

Tamasya keluarga kerajaan Akkadiamadjantara terasa hangat karena semua orang mencoba menikmati dinginnya Dieng siang itu. Lalitha sibuk menemani Gusti Roosita yang mulai lupa akan kenangan mereka di Dieng dalam setahun terakhir. Sehingga Lalitha harus menceritakan ulang kisah yang telah mereka lewati. Sementara Raja Tedjo dan istrinya memilih meminum teh panas di pinggir tebing dengan pemandangan kebun teh yang luas.

Villa Serune adalah salah satu villa milik keluarga kerajaan yang sudah berdiri lebih dari tujuh puluh tahun lamanya. Villa Serune diberikan kepada Gusti Roosita sebagai hadiah ulang tahun dari ayahnya, dan kini Gusti Roosita dan keluarganya bisa menempatinya dan berbagi kehangatan bersama.

Serra memilih berjalan-jalan di kebun teh sembari memetik pucuk-pucuk daun teh muda yang siap panen. Ia ikut membantu masyarakat sekitar yang sedang berkebun. Ditemani Arden Christo yang belum kembali ke Portugal, walaupun acara antar kerajaan telah selesai. Ia akan menemani putri dari Portugal itu untuk beberapa waktu, sampai Princess Serra  menentukan waktu kembali ke Ajuda.

Tak jauh dari tempat Serra berjalan, Archie tengah tidur diatas hammock—tempat tidur gantung yang berada di antara pepohonan dekat dengan jalan masuk ke villa.

Villa Serune memiliki enam kamar tidur utama, dua ruang tamu, dua dapur, balkoni timur yang menghadap kebun teh dan persawahan warga, serta balkoni barat dengan hamparan hutan pinus yang berjejer indah. Ruang tamu diisi dengan televisi besar yang tengah menayangkan berita nasional. Armaya Ruhaya  menonton tayangan itu bersama  dengan kakaknya—Ariya Rukaya dan Tidjil Maharaka. Mereka menonton sambil memakan salad yang dibuat oleh Tidjil.

"Bagaimana rasanya? Lebih enak dengan saus kacang? Atau dengan mayones saja?" tanya Tidjil memastikan bahwa salad rekomendasinya lezat di mulut sepupunya.

"Aku suka dengan kacang," jawab Ariya dengan menjilati sendoknya.

Sementara Armaya tidak setuju, ia menggeleng dan meletakkan salad itu di atas meja. "Rasanya aneh, aku tidak suka."

Ariya memutar kedua bola matanya. "Hiraukan saja dia, bukan seleramy yang aneh, Tidjil. Memang lidahnya yang tidak dapat merasakan makanan seenak ini."

Televisi itu, tiba-tiba memunculkan berita manca negara. Pewara berita mengucap duka cita kepada pewaris garis tahta kerajaan Portugal. Putri Skyline meninggal dunia genap diusia tiga puluh tahun. Setelah  berjuang selama lima tahun dengan alat yang membantunya hidup, Istana Ajuda pagi tadi mengumumkan kepergiannya. Putri Skyline meninggal dunia dengan status belum menikah dan tidak punya pewaris, dan dengan itu maka, garis tahta selanjutnya jatuh kepada adiknya—Putri Serra dari Portugal.

Armaya berdiri dari Sofanya. Sendok Ariya jatuh ke dalam mangkuk saladnya, dan Tidjil Maharaka segera mencari putri raja itu. "Dimana Raden Ayu?" tanyanya panik.

Mereka bertiga keluar dan memberitahu kepada semua anggota keluarga yang ada. Termasuk Gusti Tedjo yang tengah asik minum teh dan Gusti Roosita yang sedang bercerita dengan Lalitha. Mereka semua tidak tahu dimana keberadaan Serra, dan mulai mencarinya.

"Kita harus memberitahu Archie segera, telepon Archie," ucap Raja Tedjo.

Sekar Mirah menelpon keponakannya dan tak ada jawaban. Sialnya, sinyal di puncak sangatlah buruk.

"Prabawa, cepat cari Raden Mas," kata Sekar Mirah menyuruh anaknya untuk segera mencari suami putri raja itu.

"Cakra, cari Raden Mas dan Raden Ayu, secepatnya," perintah Sang Raja kepada pelayannya.

"Baik, Gusti," jawab Cakra Limar patuh dan segera memberitahu seluruh bawahannya untuk segera mencari Raden Mas dan istrinya.

"Kita harus bersikap seperti biasa. Tunjukkan kasih sayang kita, putri raja itu sedang tidak baik-baik saja," ucap Gusti Roosita menengkan mereka semua.

"Eyang, apa berarti Mas Archie akan pergi meninggalkan Akkadiamadjantara?" tanya Lalitha penasaran.

"Ya, dia akan ikut bersama calon ratu selanjutnya. Dia harus melakukan itu, demi istrinya, demi tahta yang akan dihormatinya," balas Gusti Roosita menatap sendu ke arah gerbang villa. Dimana Arden Christo tengah membangunkan Archie yang tertidur.

Pria itu tampak terkejut dan melirik sekilas ke arah keluarganya, dan Roosita mengangguk kepadanya.

Disamping itu, Ruumini dan  Rakanansatya sibuk dengan pembicaraan mereka. Rencana mereka telah ditetapkan dan Matteo akan bersiap, selayaknya ia akan dipersiapkan.

"Cherry, bisa kita bicara sebentar?" panggil Archie kepada istrinya yang sedang meletakkan hasil panennya tadi ke dalam keranjang besar bersama-sama dengan petani lain.

"Ya?" Sera membersihkan tangannya dan melihat rawit wajah Archie yang aneh. "Something wrong?" Serra mengerutkan dahinya dan mulai bertanya-tanya apa terjadi.

Dibalik Archie, beberapa meter dari mereka Arden Christo terlihat sibuk dengan teleponnya dan gelagatnya tidak seperti biasa.

Serra mendekat dan tatapan Archie kepadanya, membuat Serra resah. "Ada apa, Archie?"

Serra semakin khawatir karena Archie semakin dekat mengelus bahunya. "I'm sorry, I'm sorry Cherry, i can't take my promise."

"Skyline?" tanya Serra pelan dan bibirnya bergetar. Matanya berlinang dan pikirannya kacau seketika. Ia tidak dapat berpikir dengan tenang. Disaat itulah, Archie memeluk istrinya, mendekapnya dengan erat dan menahannya agar tidak terjatuh.

Tangisan Serra sangat menyakitkan untuk di dengar. Bahkan dia sulit bernapas menerima berita itu. "No, no, no, no Archie, no!!! Tidak mungkin." Serra menggeleng kuat di dalam tangisannya.

Erangan tangisannya sampai membuat para petani itu berempati dan ikut bersedih. Bahkan Gusti Roosita tidak tahan menahan tangisannya. Mereka turut berduka atas kepergian kakak dari Raden Ayu muda itu.

"Archie aku tidak mau, aku tidak mau menduduki tahta itu, Archie, aku tidak mau," geleng Serra kuat.

"Cherry, you can do better. You will be a great queen. Kamu tidak perlu khawatir, aku disini, aku yang akan menemanimu. Aku yang mendampingimu, the glory for the queen, Cherry. Don't worry darling, i'm here, always here. " Pelukan Archie semakin kuat dan dia tidak akan membiarkan istrinya merasakan sendiri mulai saat ini.

Hari itu, Archie berjanji kepada dirinya sendiri. Kemana pun kaki Serra melangkah, akan ada Archie didalam lima langkahnya.

TBC

SERCHIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang