bagian #26

20K 719 2
                                    


     Dari kejauhan Kenzo melihat wanita yg pernah menjadi istrinya itu sedang mengajar ngaji anak anak kecil di mushola.

Jujur ia merindukan suara wanita itu ketika sedang mengaji,dulu selama dua tahun pernikahan ia selalu mendengarnya setiap hari selesai wanita itu melaksanakan shalat tahajud.dan selama dua tahun terakhirnya rumahnya terasa sepi setelah wanita itu pergi.

Benar kata  orang jika penyesalan itu selalu diakhir.penyesalan terbesarnya adalah menyetujui perceraian itu dan membiarkan wanita itu pergi dari kehidupannya.

Ia memang tidak mungkin bisa untuk memutar kembali waktu yg telah berlalu,sekarang yg bisa ia lalukan hanyalah memperjuangkan kembali.

    "Lebih giat lg ya belajar ngajinya biar tambah bagus."ujarnya.

"Iya ka."

"Hati hati ya,inget langsung pulang."ujarnya saat anak anak itu mencium punggung tangannya saat hendak pulang.

Selesai anak anak keluar ia langsung mengambil tasnya dan bergegas untuk pulang.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam.mas Bian ngapain disini?"tanyanya.

"Nungguin kmu,saya tahu kmu jarang menggunakan mobil kemana mana makanya saya kesini."

"Aku bisa pulang sendiri,dan seharusnya mas Bian gausah repot repot."ujarnya.ia memang sudah biasa kmana mana naik angkutan umum walaupun sebenernya ia bisa saja menggunakan mobilnya.

"Saya tidak merasa direpotkan."balasnya.

"aku tau kerjaan kmu banyak,jadi jgan membuang waktu kmu hanya untuk aku."ujarnya.selama dua tahun menikah dulu bahkan Kenzo tidak pernah menyia nyiakan waktunya hanya untuk hal hal kecil.

"kerjaan saya gak terlalu banyak,ja_"

"Sejak kapan mas Bian jadi pandai berbohong.aku tahu kerjaan kmu selalu banyak.dan setahu aku kerjaan kmu lebih penting dari segalanya bukan?"ujarnya membuat lelaki itu bungkam seribu bahasa.

Dulu lelaki itu selalu menomor satukan pekerjaannya,walaupun ada acara sepenting apapun jika masih ada kerjaan dia lebih memilih meninggalkan acara itu demi kerjaannya,bahkan saat acara empat bulanan ataupun tujuh bulanan kehamilan Arisha pun lelaki itu tidak menghadirinya dan memilih pergi ke luar kota mengurusi pekerjaan.

"Ya,itu dulu sebelum saya menyadari jika banyak uang pun tidak ada artinya tanpa ada keluarga."

"Terserah si mau percaya atau enggak karena itu hak kmu."ujarnya.

Hening.

"Mau kan pulang bareng saya?"tanyanya memastikan berharap kali ini tidak ada penolakan lg.

"Enggak, aku mau pulang sendiri. Assalamualaikum."ujarnya yg langsung pergi meninggalkan Kenzo disana.

Lelaki itu hanya menghela nafasnya pelan,mungkin ia harus bersabar jika ingin kembali mendapatkan wanita itu.

                    OOO

       Berbulan bulan lamanya Kenzo tidak ada hentinya menganggu kehidupan nya dengan banyak alasan.walaupun sering mendapatkan penolakan tapi lelaki itu tetap tidak menyerah sedikit pun.

"Mau sampai kpan si mas kamu kayak gini?gak cape apa?"Dan dengan polosnya lelaki itu menggelengkan kepalanya.

"Aku serius,gak selamanya mas harus kayak gini terus,udah berbulan bulan lho.mas Bian harus melanjutkan hidup kmu."

"selama kmu masih menolak saya ya selama itu saya akan tetap seperti ini.kalo perlu saya bisa aja meninggalkan kehidupan saya dijakarta dan memulai semuanya dari awal disini."ujarnya tak main main.

ARISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang