bagian #15

21.2K 735 1
                                    


    "Lho vanila,ko kesini gak bilang bilang."ujar Arisha saat melihat vanila yg bertamu kerumahnya.

"Kenapa?gue ganggu ya?"ujarnya yang merasa tak enak karena bertamu tanpa mengabari terdahulu.

"Eh enggak ko,maksudnya kalo aku tau kmu mau main kesini aku mau nyiapin cemilannya."

"Aelah gue kira kenapa,gausah repot repot lah."ujarnya.

"Yaudah masuk dulu yu."ujarnya menyuruh vanila agar masuk kedalam.

"Mau minum apa?"tanyanya saat vanila sudah duduk di sofa.

"Gausah lah nanti ngambil sendiri aja kalo haus."ujarnya seraya menarik Arisha agar duduk disampingnya.

"Btw rumah lo sepi bgt,emng gada orang lg ya disini"lanjutnya yg melihat sekitarnya yg terasa sepi.

"Sebelum nya si ada bibi tapi seminggu yg lalu ngundurin diri,jadi ya gini."ujarnya.vanila mengangguk paham.

"Eum sha,nikah itu enak gak si?"tanyanya.

"Kamu mau nikah?sama siapa?"tanyanya.

"Ish bukan,gue cuma nanya aja dulu kalo nikah ya nanti kalo udah ada calonnya."ujarnya,lagian ia mau menikah dengan siapa jga.

"Semua pernikahan pasti ada pait dan manisnya la, tapi sebenernya balik lagi ke pasangannya gimana cara mereka membangun rumah tangga tersebut."

"Kalo lo bahagia gak setelah nikah?"tanyanya penasaran.

Arisha tersenyum "aku bahagia dengan pernikahanku." Walaupun sering dilukai oleh kata katanya.lanjutnya dalam hati.

"Eum la boleh aku nanya sesuatu?"izinnya sebelum bertanya lebih lanjut.Vanilla mengangguk sebagai jawabannya.

"Kenapa kamu waktu itu sampai berniat terjun dari gedung?" tanyanya.awal pertemuan mereka itu saat Arisha tidak sengaja melihat seorang gadis yg tak lain adalah vanilla yg mencoba bunuh diri dengan terjun dari gedung.

Vanilla menghela nafasnya. "Gue bingung sha mau ngapain lagi waktu itu,gue ngerasa hancur bgt karena diwaktu yang bersamaan gue kehilangan orang orang yang gue sayang.gue kehilangan kedua orang tua gue karena mereka kecelakaan yang membuat mereka meninggal di tempat, dan dihari yang sama juga gue mengetahui kalo cowok yang selama ini gue perjuangkan nyatanya cuma manfaatin kekayaan alm bokap untuk pacarnya itu."ujarnya.

"la maaf aku gak tau kal_"

"Gapapa sha gue udah ikhlas ko sekarang, gue malah makasih karena lo dateng diwaktu tepat dan maaf karena waktu itu gue sempet bentak bentak lo jga.Ujarnya.

Arisha mengangguk ia mengerti posisi vanilla saat itu.pasti tidak mudah untuk posisi vanilla saat itu dan ia jga merasakan kehilangan orang tua itu sangat menyedihkan.

"Aku harap apapun yg terjadi kmu Jagan pernah ada niat kayak gitu lagi,inget la allah itu sangat membenci hambanya yg mengakhiri hidupnya sendiri. Kalo emang lagi ada masalah kamu perbanyak shalat insyaallah allah akan memudahkan nya."

"Iya sha,makasih udah ingetin gue,gue beruntung ketemu lo.asal lo tau lo adalah orang pertama yg selalu mengingatkan hal hal baik ke gue."ujarnya yg langsung memeluk Arisha.

"Oh iya sha,btw lo ko betah banget si pakai hijab?gak gerah emng."tanyanya saat dirinya sudah melepaskan pelukannya.

Arisha yg mendengar itu hanya terkekeh  "ya enggalah, lagipula seorang perempuan muslim itu memang harus menutupi auratnya karena hal itu  termsuk kewajiban."

"Lo nyindir gue?"tanyanya yang merasa tersindir.

"Maaf maaf bukan gitu maksud aku.aku cuma ngasih tau aja.selanjutnya itu adalah hak kmu untuk memilih."

ARISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang