"Aku gausah ikut aja ya."ujarnya.kenzo memang mengajaknya untuk meghadiri pesta pernikahan salah satu rekan kerjanya."Lho knpa?kmu sakit?apa lg gak enak badan?"tanyanya.
"Enggak mas aku baik baik aja,tapi memang mending aku dirumah aja,aku gak mau bikin kmu malu nantinya."ujarnya.ia ingin menemani Kenzo ke acara itu namun ia tidak mau membuat suaminya malu sama seperti waktu itu.
Terdengar helaan nafas dari lelaki itu. "Saya gak merasa malu sedikit pun kalau pun seluruh dunia tau kmu istri saya."
"Mas Bian itu orang terhormat apa kata orang jika tau kmu menikahi perempuan seperti aku yg_"
"Saya gak peduli apapun pendapat orang lain,jadi berhenti menganggap diri kmu rendah seperti ini."ujarnya meyakinkan.
"Kalo kmu gak ikut saya juga gak jadi pergi."lanjutnya.
"Eh Jagan,yaudah aku ikut."ujarnya.
Sesampainya disana yg pertama dilakukan adalah mengucapkan selamat pada kedua pengantin itu.
"Terima kasih sudah datang pak."ujarnya.kenzo hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Ini?"
"Oh dia istri saya."ujarnya memperkenalkannya.
"sudah berapa bulan?"tanya pengantin wanitanya pada arisha seraya menyentuh perut bumil itu.
"allhamdulillah lima bulan,dan semoga kalian juga segera mendapat momongan."balasnya.
"Aminn,terima kasih doanya."
"Sama sama."
Perbincangan itu terpaksa harus terhenti karena masih banyak yg akan mengucapkan selamat pada pengantin tersebut.
"Kamu mau makan?"tanyanya pada istrinya itu.Wanita itu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Tapi makan buah kayaknya enak deh."ujarnya dengan senyumnya.kenzo mengangguk dan meminta agar Arisha tidak kemana mana sampai ia kembali lg.
Setelah kepergian Kenzo ia mendengar kedua wanita yg tak jauh dari tempatnya sedang berbisik bisik membicarakannya.
"Kirain cowok seperti pak Kenzo akan menikah dengan wanita yg setara dengannya eh ternyata malah balik lagi sama mantan istrinnya yg miskin itu."ujar salah satu wanita itu dengan melihat jijik pada arisha.
"Iya ya mana cuma lulusan SMA lg,enggak banget."sambung temannya itu.
"Memang kenapa jika istri saya miskin dan hanya lulusan SMA?apakah itu merugikan anda?"tanya kenzo datar.
Kedua wanita itu langsung diam saat Kenzo bertanya seperti itu.
"Mas udah,gapapa."ujar Arisha agar Kenzo menyudahi ini karena tidak enak jika ada keributan disaat hari bahagia orang lain.
"dengar,saya bangga memiliki istri yang gak berpendidikan tinggi tapi dia bisa menghargai orang lain dan bisa menjadi istri yg baik buat saya.coba liat kalian yg katanya berpendidikan tapi hanya bisa mencemoh orang lain bahka berani meneriaki suaminya hanya karena hal sepele bahkan tak jarang kalian memperlakukan suami kalian layaknya babu."ujarnya yg lagi lagi membuat kedua wanita itu bungkam.setelahnya kedua wanita itu pergi karena malu menjadi pusat perhatian bahkan tak sedikit yg membicarakannya setelah ucapan kenzo tadi.
kenzo mengiring istrinya agar duduk kembali "maaf karena saya tidak bisa menahan emosi saya."ujarnya.
"Enggak papa,dan makasih karena udah membela aku."balasnnya.jika dulu kenzo membentaknya karena merasa dipermalukan dengan latar belakangnya namun sekarang lelaki itu mau berdiri untuk membelanya tanpa rasa malu sedikit pun.
"Gausah berterima kasih seperti itu sayang,seharusnya saya melakukan itu sejak dulu,maaf karena baru sekarang bisa membela mu."Tangan kenzo menyentuh perut istrinya itu lalu berkata. "Maafkan papa ya karena kamu harus mendengar keributan tadi."ujarnya seolah sedang berbicara pada anaknya.
"Mas kalo misalnya anak kita udah lahir apa kamu akan menyayanginya?"tanyannya.
"Tentu,kenapa tidak."Balasnya.
"Bener?gak bakal kamu marah marahin terus kayak ana kan?"tanyanya lagi.mengingat suaminya itu yg selalu memarahi Ana hanya karena hal kecil membuatnya takut jika anaknya nanti jga akan diperlakukan seperti itu.
"Enggak,tenang aja."
"Enggak bakal cemburuan?kan kalo aku udah lahiran nantinya mungkin lebih banyak ngabisin waktu sama baby nya?"
"Kalo itu gak janji."ujarnya.
"yah ko gitu,padahal sama anak sendiri lho."
"Ya pokoknya harus adil,masa nanti baby nya doang yang dapet kasih sayang kamu,saya nya engga."
Arisha terkekeh pelan melihat expresi suaminya itu "gemes bgt si papa muda ini."ujarnya seraya mencubit pelan pipi suaminya itu.
OOO
"mas."panggilnya membuat lelaki itu menoleh."hm."
"Tiba tiba aku kepengen makan asinan deh."cicitnya.
"Jam segini mana ada yang jual sayang."balasnya lembut.ini sudah jam satu dini hari mana ada penjual asinan coba.
"Kata siapa beli,orang aku maunya kamu yang buat."balasnya.kebetulan tadi siang ia membeli beberapa buah yg bisa dijadikan asinan.
"Nah ini makin parah,saya mana bisa bikin yang begituan."seumur umur ia belum pernah membuatnya.
"Bisa,nanti aku arahin cara caranya.mau ya."rengeknya.
"Besok aja ya beli."bujuknya.siapa tau bumil itu mau mendengarkan nya.
"ck yaudah kalo kamu gak mau,gausah aja."ujarnya pelan seraya membaringkan tubuhnya membelakangi suaminya.
"Gausah ngambek,yaudah ayo ayo kasih tau caranya."ujarnya pada akhirnya. Seketika Arisha langsung mengubah posisinya menjadi duduk dengan menampilkan wajah senangnya.
"Ih papa baik banget."
"Pelan pelan turunnya astagfirullah."ujarnya yg melihat istri nya terlalu semangat setelah mendapatkan jawaban darinya.
kenzo mengikuti istrinya itu lalu mulai membuat yg diinginkan bumil itu.
"Kalo gak enak gausah di makan ya."ujarnya disela sela membuatnya.
"Pasti enak ko kan aku yang arahin."ujarnya.
"Lho ko sedikit cabe nya?tambah lagi dong papa."protesnya.
"Enggak,inget Jagan terlalu banyak makan pedes."peringatnya.
"Tapi kan_"
"Mau ngebantah?"
"Enggak,papa."balasnya.
next gak nih?bneran nanya lho ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISHA
General FictionKenzo terpaksa menikahi gadis dari anak lelaki paruh baya yg sudah menolong nya hingga kehilangan nyawanya. Diakhir nafasnya yg ia minta hanya agar dirinya menikahi putri satu satunya yg bernama Arisha. Hidup tanpa cinta dan tanpa saling mengenalnya...