Arisha memasuki kamarnya untuk mengambil ponselnya, niatnya malam ini ia akan kembali tidur dengan si bungsu.Bukannya berniat menghindar hanya saja ia merasa lelaki itu tidak nyaman dengan kehadirannya didekatnya.sejak malam kemarin hingga tadi Kenzo masih sama tidak banyak bicara dan terkesan dingin.
Ia menaruh handphone nya di meja rias dan saat ia mengambilnya ia tidak sengaja melihat pantulan cermin dimana kenzo yg baru saja keluar dari kamar mandi itu sedang menatapnya.
Arisha menunduk ia hendak pergi dari sana namun belum sempat itu terjadi gerakan tangan Kenzo yg memeluknya dari belakang membuatnya mematung tak bisa berkutik.
Ia bisa merasakan deru nafas lelaki itu karena kenzo menyembunyikan wajahnya pada lehernya,bukan hanya menyembunyikan wajahnya namun lelaki itu jga membuat tanda kepemilikannya disana.
"Arvin udah nungguin aku,mas bisa lepasin tangannya."
Lelaki itu mengubah posisinya lebih tepatnya mengsejajarkan wajahnya dengan wajah istrinya yg kini menghadap cermin.
"Saya minta maaf,maaf karena telah menyakitimu dengan sikap jga kata kata saya."ujarnya dengan masih diposisi memeluk Arisha dari belakang.
"Maaf karena sempat meragukan kesetiaanmu,saya menyesalinya."lanjutnya.
Wanita terdiam antara bahagia jga kecewa.bahagia karena lelaki itu secara tidak langsung mempercayai nya namun ia jga kecewa karena lelaki itu sangat mudah menyimpulkan sesuatu.
"Sayang,maaf."
"Aku udah memaafkan kesalahan mas yg itu, karena aku jga salah."Kenzo tersenyum mendengarnya.
"Tapi aku ingin bertanya sesuatu, boleh?"lanjutnya.
"Boleh."ujarnya seraya beberapa kali mengecup pipi istrinya itu.
Arisha melepaskan tangan suaminya itu lalu berbalik menghadap lelaki yg sudah bertahun tahun mendampingi hidupnya itu.ia jga mengalungkan tangannya dileher kenzo membuat lelaki itu sedikit membungkuk.
"Kemarin malem kmu kmna?dan melakukan apa?sampai ada tanda ini,disini?"tanyanya seraya menunjuk leher suaminya yg masih ada tanda kemerahan itu.
Kenzo langsung bungkam seribu bahasa, kebodohannya kemarin malam bisa saja membuat wanita itu kembali pergi dari hidupnya.
"Aku gak akan marah kalo kmu mau berkata jujur,dan sebaliknya aku akan marah kalo kmu berusaha menutupi nya atau berbohong sekarang."ujarnya.
Lelaki itu menghela nafasnya pelan lalu menunduk. "Malam itu saya ke club dan saya khilaf,maaf."Arisha melepaskan tangannya dari leher Kenzo dan melipatkat tangannya dibawah dadanya.
"Khilaf bagaimana?"ia berusaha untuk tidak menangis dan ingin mendengarkan semuanya agar ia tidak salah langkah.
Flash back on
Kenzo yg sedang banyak pikiran itu memutuskan untuk datang ketempat haram itu sehabis magrib,ia hanya ingin minum sedikit untuk menghilangkan stres.
Sejam ia masih betah disana hanya untuk minum saja,ia sama sekali tidak tertarik dengan jalang manapun.
Sampai akhirnya seorang wanita ia ia kenal menghampiri nya,dia Elen mantan rekan kerjanya enam bulan lalu.
"Wah seorang Kenzo ternyata bisa masuk ketempat ini jga ternyata."cibirnya.
"Gausah urusi kehidupan saya,urus saja hidupmu."ujarnya.wanita itu terkekeh.
"Hidup ku sudah hancur setelah suamiku memilih perempuan lain"balasnya.ia memang sangat menderita setelah suaminya lebih memilih meninggalkan nya dan akan menikah dengan selingkuhannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISHA
General FictionKenzo terpaksa menikahi gadis dari anak lelaki paruh baya yg sudah menolong nya hingga kehilangan nyawanya. Diakhir nafasnya yg ia minta hanya agar dirinya menikahi putri satu satunya yg bernama Arisha. Hidup tanpa cinta dan tanpa saling mengenalnya...