"Risha."panggil nya membuat si pemilik nama menoleh."Iya ma."balasnya.saat ini ia memang membantu ibu mertuanya untuk memasak sarapan pagi.
"Coba kmu bujuk suamimu supaya Jagan pindah dulu."ujarnya.putranya itu memang sudah memiliki rumah yang baru saja jadi dua bulan yang lalu.dan semalam putranya itu mengatakan jika dia akan pindah besok sore.
"Nanti aku coba bilang ma.tapi aku gak janji kalo akhirnya bakal sesuai keinginan mama."ujarnya.walaupun sudah satu bulan menikah tetap saja masih ada rasa canggung jika sedang bersama suaminya itu.
Setelah kejadian dimana ayahnya meninggal Kenzo datang kerumahnya untuk melamarnya dan acara akadnya dilaksanakan setelah empat puluh harian mendiang ayahnya itu.
Awalnya ia kaget saat kedatangan kenzo yang datang untuk melamarnya karena ia tidak pernah mengenalnya.tapi mendengar pengakuan lelaki itu ia cukup mengerti. Apapun alasannya tapi ia tetap mengharapkan jika pernikahannya ini akan terus berjalan tanpa hadirnya orang ketiga atau perceraian.
Setelah selesai membantu memasak dan menatanya ia langsung ke kamarnya untuk menyiapkan perlengkapan suaminya itu.ia lihat lelaki itu sudah pulang joging beberapa menit yg lalu dan sekarang pasti sedang mandi.
Selesai mandi lelaki itu langsung memakai pakaian kantor nya yg sudah disiapkan istrinya itu.
"soal pindahan itu apa gak bisa dipertimbangkan lagi?"tanyanya seraya memakaikan dasi pada lelaki itu.
"Gak."balasnya.
"Tapikan__"
"Berhenti Ngebantah Arisha."ujarnya dingin.ia paling tidak suka dibantah siapapun itu.
"Maaf."ujarnya seraya menunduk.
sorenya kenzo bener bner pindah kerumahnya sendiri.semuanya sudah ada disana mereka hanya tinggal membawa pakaian mereka saja.
"Mama pasti bakal kangen banget sama kamu."ujarnya seraya memeluk menantunya itu dengan sayang.
selama satu bulan ini ia sudah terbiasa dengan kehadiran menantunya itu dan sekarang ia harus kehilangan itu karena putranya sendiri.
"gara gara kamu si Ken maksa banget mau pindah segala."omelnya pada lelaki itu.
"Udahlah ma,kenzo kan juga harus mandiri,cepat atau lambat juga mereka bakal pindah juga."sahut lelaki paruh baya yang tak lain adalah papanya kenzo.
"Tapikan pa,mama baru aja seneng bisa tinggal serumah sama Risha eh sekarang malah mau dibawa pergi."
"gausah lebay ma."celetuk Kenzo dengan datarnya.saat ia hendak menyauti ucapan putranya itu tiba-tiba suaminya itu memperingati istrinya agar tak melanjutkannya.
"Kakak cantik nanti bakal sering kesini kan?"tanya Alana.selama sebulan ini selain dengan mertuanya Arisha jga dekat dengan Alana yg notabene nya adik iparnya itu.
Arisha tersenyum seraya mengelus puncak kepala gadis kecil itu. "Insyaallah,kakak pasti usahakan agar bisa kesini. Kalo enggak sekali sekali kamu kan bisa ajak mama kerumahnya abang kamu."
"Kita pamit ya ma,pa."ujar lelaki itu seraya mencium punggung tangan orang tuanya yg disusul oleh Arisha.
Alana mencium punggung tangan abang dan kakak iparnya itu.
Selama diperjalanan tidak ada obrolan apapun yg ada hanya keheningan saja.hal itu terjadi karena Arisha masih merasa sangat canggung apalagi mengingat sifat suaminya yang berubah ubah itu,yang kadang galak,baik tapi lebih sering bersikap dingin.
"biar aku aja yang beresin."ujar Arisha saat lelaki itu hendak memindahkan pakaian kedalam lemari.
"Gpp saya bisa sendiri." Tolaknya.
"Aku tau kamu lelah,biar aku aja. sekalian juga."ujarnya.kenzo terdiam sejenak lalu mengangguk sebagai jawabannya.
__
Paginya Arisha sudah sibuk didapur untuk menyiapkan sarapan pagi.selesai itu ia langsung menatanya di meja makan.diwaktu yang sama lelaki itu menghampiri nya dan duduk dikursi meja makan itu.
Arisha langsung mengambil kan makanan untuk suaminya itu setelah bertanya terlebih dahulu.
"nanti siang aku boleh gak bawain makanan siang ke kantor nya mas?"tanyanya dengan ragu.
"hm."
Selesai sarapan gadis itu mengantar lelaki itu kedepan rumah seperti saat dirumah mertuanya sebulan belakangan.
"Hati hati ya mas."ujarnya seraya mencium punggung tangan kenzo.
"Iya.saya pergi.assalamualaikum."ujarnya.
"Waalaikumsalam."balasnya dengan senyumnya.ia memandang mobil yang dipakai suaminya itu hingga tidak terlihat lagi.
Ia berharap suatu saat nanti lelaki itu bukannya hanya menerimanya saja nmun jga mencintai nya selayaknya pasangan pada umumnya.
Saat ia hendak masuk tiba tiba ada yang datang membuatnya kembali membalikan badan.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, maaf ibu ini siapa ya?"tanyanya karena baru melihat wanita paruh baya itu.
"Saya sari yang diminta jadi ART disini nyonya."ujarnya.
"Oh iya,tadi suami saya juga udah bilang. Yaudah ayo masuk."ujarnya yg langsung diangguki oleh wanita itu.
Ia menunjukkan kamar bi sari terlebih dahulu sebelum mengajaknya keliling rumah.
"oh iya bibi udah makan belum?"tanyanya.
"Alhamdulillah udah nyonya tadi dijalan."ujarnya. Ia tersenyum seraya melihat majikan nya itu,seumur umur kerja jadi Art baru kali ini ada seorang majikan menanyakan hal sederhana itu pada pembantu nya.
Ia bersyukur karena mendapatkan majikan yg baik dan tidak sombong seperti nyonya Arisha ini.
"Maaf ya bi,bisa gak si panggil Risha aja jgan nyonya."ujarnya.
"Maaf tapi jika memanggil nama itu tidak sopan nyonya."
"Tapi kalo kayak gitu saya yg malah gak enak bi,bi sari kan lebih tua dari saya."
"Gpp nyonya.justru akan lebih tidak sopan jika saya saya memanggil nyonya dengan nama saja."
"Yaudah terserah bi sari aja.oh iya kalo bibi mau istirahat silahkan,bi sari pasti lelah kan."ujarnya.
"beneran gapapa nyonya?"tanyanya memastikan.
"Iya gapapa ko,lagian udah gada pekerjaan juga."ujarnya.Setelah mendengar itu bi sari langsung pamit untuk ke kamarnya.
Jgan lupa tinggalkan vote dan komen kalian ya.
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISHA
General FictionKenzo terpaksa menikahi gadis dari anak lelaki paruh baya yg sudah menolong nya hingga kehilangan nyawanya. Diakhir nafasnya yg ia minta hanya agar dirinya menikahi putri satu satunya yg bernama Arisha. Hidup tanpa cinta dan tanpa saling mengenalnya...