SATU

269 24 7
                                    

Sebuah ruangan dengan suasana menyeramkan membuat keenam siswa laki-laki merasa takut.

Mereka adalah Taehun, Kyungjun, Hyunsoo, Junhyeok, Hwi dan Sungjun. Kedatangan mereka pada tempat yang terkenal seram di sekolah bukan tanpa alasan.

Pasalnya pagi tadi Hyunsoo dan Sungjun melihat hal aneh pada gedung yang dibangun terpisah dengan gedung kelas. Ruangan itu mirip dengan gudang, berisikan berkas dan barang-barang dari puluhan tahun lalu.

Dukh.

"Apaan tuh!" Laki-laki bernama Hyunsoo sedikit terperanjat ketika mendengar sesuatu terjatuh.

"Kenapa lo? Takut ya?" tanya Hwi dengan wajah mengejek.

"Nggak! Gue gak takut, cuma kaget," elak Hyunsoo.

"Masa? Gak percaya gue."

Hyunsoo hendak membalas ucapan Hwi, tapi sudah terdahului oleh Taehun.

"Udah deh, Hwi. Kita ke sini bukan buat dengerin kalian berdua adu bacot."

"Widih... Bahasanya upgrade ya, Hun?" tanya Kyungjun.

"Ajaran lo," jawab Taehun.

Hyunsoo, Junhyeok, Hwi dan Sungjun tertawa mendengar jawaban Taehun. Sedangkan kyungjun hanya menatap keempat temannya dengan tatapan malas.

"Lo berdua yakin gak sih sama apa yang kalian liat?" tanya Kyungjun pada Hyunsoo dan Sungjun. Hal itu membuat keempatnya berhenti tertawa.

"Yakin lah, ya kan, Bang?"

Hyunsoo mengangguk menyutujui. "Gak mungkin salah, sedangkan yang liat bukan cuma gue doang."

Kyungjun mengangguk. Benar juga apa yang Hyunsoo katakan. "Kita gak nemuin hal aneh dari tadi. Terus mau gimana?"

"Kalau kata gue sih ya, mending balik ke kelas gak sih? Kita udah lewatin satu mapel soalnya." Junhyeok yang sejak tadi hanya menyimak kini membuka suaranya.

"Gue setuju sama Junhyeok," sahut Taehun.

Akhirnya mereka semua menyetujui untuk kembali ke kelasnya masing masing. Satu persatu dari mereka keluar, hingga tanpa sadar mereka menginjak selembar surat kabar yang sudah sangat usang.

-1990?-

Kyungjun melemparkan tubuhnya ke atas kasur, aktivitas hari ini benar-benar membuatnya lelah. Tak lama ia bangkit dan memandang dua teman asramanya yang masih sibuk mencatat materi yang sempat tertinggal tadi.

"Soo, gue masih penasaran sama apa yang lo dan Sungjun liat," kata Kyungjun tiba-tiba.

Hyunsoo dan Taehun menoleh pada Kyungjun.

"Gue juga sebenernya penasaran, apa sih yang kalian liat?" Taehun ikut bertanya.

Hyunsoo terdiam sebentar, haruskah ia menceritakannya? "Pokoknya sesuatu yang aneh," jawab Hyunsoo.

"Yang aneh kaya gimana?"

"Kalian gak akan percaya kalau gue liat diri gue masuk ke ruangan itu dengan mata kepala gue sendiri."

Di luar dugaan Hyunsoo, ia kira Taehun dan Kyungjun akan menertawakannya, ternyata tidak. Dua teman seasramanya itu malah saling pandang dengan raut wajah yang tidak bisa Hyunsoo artikan.

"Kalian gak percaya kan? Kalau mau ketawa mah ketawa aja," ucap Hyunsoo.

"Nggak, Soo. Kita percaya," kata Taehun.

Sekarang Hyunsoo yang merasa bingung. Mereka percaya? Padahal apa yang dikatakan Hyunsoo kurang masuk di akal.

"Jadi gini, tiga hari yang lalu gue sama Kyungjun liat Junhyeok masuk ke perpustakaan, tapi pas kita samperin gak ada siapa-siapa di sana," jelas Taehun.

Sekarang ketiganya sama-sama terdiam, memikirkan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Bagaimana bisa ada orang yang keseluruhannya mirip bahkan sama dengan tubuh mereka.

"Gue rasa, ada yang gak beres. Kalian masih percaya sama dimensi lain gak?" tanya Kyungjun.

Cklek.

Atensi ketiganya teralihkan oleh pintu yang terbuka. Di ambang pintu Junhyeok dan Sungjun berdiri mematung.

"Kalian kenapa?" tanya Taehun heran.

Dalam waktu sekejap Junhyeok dan Sungjun berlari dan memeluk Taehun. Perlakuan yang tiba-tiba dan mengejutkan.

"Kalian kenapa, heh?" kata Hyunsoo seraya memisahkan kedua adik kelasnya dari Taehun.

"Bang, ini beneran Bang Tae, kan?" tanya Sungjun yang masih enggan melepaskan pelukannya.

"Iya ini gue, Taehun. Lepasin Jun, Hyeok," jawab Taehun.

Setelah Taehun berbicara barulah keduanya mau melepaskan pelukan erat itu.

Kyungjun mendekat, mencoba membaca raut wajah adik kelasnya itu. "Kalian kayanya takut ya? Ada apa?"

Junhyeok dan Sungjun saling pandang. "Lo aja yang ngomong," kata Junyheok yang dibalas anggukan oleh Sungjun.

"Bang Tae dari tadi di sini?"

Taehun mengangguk. "Kenapa emang? Dari pulang sekolah gue gak kemana-mana."

Melihat raut wajah Junhyeok yang semakin pucat, Kyungjun kembali bertanya. "Kalian liat sesuatu?"

Keduanya mengangguk. "Kami liat Bang Tae di depan, tapi....maaf ya Bang, mukanya bonyok. Kita panggil tapi gak nyaut, bahkan gak noleh. Jujur Bang, gue takut liat lo tadi," jelas Junhyeok.

Brak!

"Mama!"

"Anjenggg lo, Hyunsoo!" umpat Kyungjun kaget.

Mendengar umpatan dari Kyungjun, Hyunsoo si pelaku yang memukul meja melebarkan senyum tanpa dosa.

"Bang Unco, kalau bukan lebih tua dari gue-"

"Mau apa?" tanya Hyunsoo membuat Sungjun langsung diam.

"Lo ngagetin bego!" Kali ini Taehun yang berucap.

"Ya maap." Hyunsoo diam sebentar, dan kembali bersuara, "Tuh kan lupa gue mau ngomong apa!!"

"Dosa lo ngehalangin itu, Soo," ucap Kyungjun dengan muka menahan tawa.

"Bangke lo, Jun."

"Bang, gue perasaan gak ada salah deh."

"BUKAN ELO SUNGJUN, ABANG LO, KYUNGJUN!!"









Udah baca? Pencet bintang nya jangan lupa! Satu lagi, STAN TNX🏁

Big Secret (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang