ENAM

49 16 5
                                        

"Hak, itu bisa jadi," timpal Hyunsoo.

"Kita belum bisa pastiin hal itu. Sekarang kita harus cari tahu tentang diri kita di masa lalu."

"Tapi kita mulai dari mana?"

Ke-limanya sama-sama diam, memikirkan bagaimana mereka bisa memulainya.

"Menurut gue, kalian bisa mulai dari asrama," sahut Junhyeok yang membuat kelimanya kaget.

"Jun, kan tadi gue bilang lo harus istirahat," kata Taehun.

"Kalian mikir kok gue nggak, curang dong namanya. Lagi pula ini buat kita semua."

Keheningan menyelimuti mereka sesaat, hingga Hwi mendukung saran yang diberikan Junhyeok.

"Gue rasa apa yang Junhyeok bilang ada benernya."

"Tapi di mimpi gue asrama yang kita tempatin beda," sahut Sungjun.

"Apa asrama yang kita tempatin sekarang itu bukan asrama yang kita tempatin dulu?"

"Kemungkinan besarnya itu. Kalau kita pake mimpi gue dan Sungjun sebagai petunjuk, tempat yang sama cuma sekolah," kata Taehun.

"Gue inget sesuatu," ucap Kyungjun. "Kalau di mimpi Sungjun asrama yang kita tempatin dulu kebakar, itu berarti asrama kita yang sekarang bukan asrama yang kita tempatin dulu. Kalian tahu kan asrama kita berdiri udah dari tahun 80-an? Dan katanya yang gue denger asrama kita gak ada yang berubah dari segi arsitektur. Kalian juga tahu kan kalau asrama putri itu usianya gak se-tua asrama putra? Menurut gue nih, ya. Asrama kita dulu itu yang sekarang jadi asrama putri."

Mendengar penjelasan Kyungjun, sontak membuat Hyunsoo menjetikan jarinya. "Gue setuju sama lo, Jun. Tumben lo pinter."

"Gue emang pinter kali, baru sadar lo?"

"Sombong banget anjim."

Taehun memijat kepalanya. Kelakuan temannya selalu saja membuatnya pusing. "Jangan diterusin ya, Jun. Kita lagi serius, ada aja yang bikin lo pada ribut." Taehun menjeda ucapannya. "Jadi gimana? Kalau kita mulai dari asrama putri, gue rasa itu gak mungkin."

"Lah, kenapa gak mungkin?" tanya Junhyeok.

"Lo mau digebukin ketahuan masuk asrama putri?" tanya Hyunsoo.

"Ya, jangan sampe ketahuan lah. Kalau ketahuan juga yang digebukin kalian, bukan gue," ucap Junhyeok santai.

"Sialan lo, Junhyeok. Lagi sakit juga masih aja ngeselin."

"Gue, tahu. Minta tolong sama Jia aja," usul Sungjun.

Hwi bergidik ngeri. "Jangan deh, dia cerewetnya melebihi nyokap gue anjay, ntar banyak tanya lagi."

"Ya terus gimana? Lo mau masuk diem-diem ke asrama putri terus ketahuan berakhir babak belur?" tanya Sungjun sekaligus menakut-nakuti.

"Gue rasa gak ada salahnya kita minta bantuan sama Jia. Pertama, dia orangnya bisa dipercaya walaupun cerewet. Kedua, dia anak pemilik sekolah yang kemungkinan tahu banyak hal, dan yang terakhir bisa mempersingkat waktu kita buat mecahin semua ini. Jia nyari tahu di asrama putri dan kita di tempat lain," ucap Junhyeok.

"Gue sih setuju aja, tapi bisa jamin gak kalau Jia bisa kita percaya?" tanya Taehun.

"Kata Hwi dia jamin 100%," jawab Kyungjun yang langsung dapat tatapan tajam dari si pemilik nama.

"Bener Hwi?"

"Nggak ya, Bang. Itu cuma akal-akalan si Junjun doang."

"Gak sopan lo sama yang lebih tua!"

"AAAAAA AMPUN, LEPASIN KAK KETEK LO BAU!" Hwi berteriak saat Kyungjun memiting kepalanya.

Selalu saja, sesuatu yang mereka bicarakan berakhir dengan keributan.

-1990-

K

eesokan harinya mereka berangkat sekolah hanya berlima karena Junhyeok yang masih harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Kejadian piting-memiting seperti kemarin memang sudah selesai, tapi digantikan dengan saling menunjuk siapa yang akan meminta bantuan pada Jia.

"Kak Kyungjun aja gak sih? Kan dia paling tua," ucap Hwi dengan sedikit menekan kaya tua.

"Wah... Lo ngatain gue tua, Hwi? Orang di sebelah gue juga tua, jadi dia aja." Kyungjun melirik Taehun yang ada di sebelahnya.

"Gue? Ribet anjim. Sungjun sama Hwi sekelas kan sama Jia? Kenapa gak lo berdua aja," kata Taehun.

"Ogah, Bang Unco aja," tolak Hwi.

"Kok gue? Kenal aja kaga. Udah deh Hwi lo kenapa sih kayanya ngehindarin banget?"

"Dia ge-" Ucapan Sungjun terpotong oleh tangan Hwi yang membekap mulutnya.

"Lo jangan asal ngomong, lo!" peringat Hwi. "Awss.. Sakit bego!"

Sungjun malah tertawa setelah melihat Hwi berteriak karena tangannya yang sengaja ia gigit.

"Lagian siapa suruh bekep gue, tangan lo bau." Setelah mengatakan itu Sungjun berlari menghindari Hwi.

"Sialan tuh bocah. Heh, Jun jangan lari lo!" Hwi berteriak dan ikut berlari mengejar Sungjun.

Sedangkan ketiga siswa kelas akhir itu hanya saling pandang dan berakhir dengan gelengan kepala.

"Bocah, ada aja yang diributin," kata Taehun.

"Lo juga dulu begitu sama Kyungjun, tiap hari ada aja yang diributin sampe penuh kuping gue dengernya," ucap Hyunsoo.

"Kaga kebalik? Yang ada lo sama Tae, bukan sama gue," ucap Kyungjun tak terima.

"Heh bambang, lo juga suka nyari ribut ya sama gue."

"Apaan? Kapan gue nyari ribut?"

"Waktu-" ucapan Hyunsoo terpotong oleh tawa renyah Taehun.

"Gue gak perlu ngelak karena buktinya langsung ada di depan gue," ujar Taehun.

"Dia biangnya." Kyungjun menunjuk Hyunsoo.

"Kok gue? Lo lah." Hyunsoo menunjuk Kyungjun.

"Lo!"

"Lo!"

"Lo ya bangke!"

"Udah diem lo Junstin Woo!"

"Lo yang diem!"

"Lo!"

Taehun menutup telinganya dan jalan mendahului. Berada di tengah-tengah Kyungjun dan Hyunsoo membuat kepalanya pusing.

"Kelas udah mau mulai, mau tetep ribut di sini atau ikut gue ke kelas?"












Siapa yang udah nonton senyeon mundansog season 2 eps 6? Ternyata udah dispoiler sama Junhyeok di vlognya😭
Buat yang belum tahu dan pengen nonton kalian bisa nonton di youtube nya The New Six.

Big Secret (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang