Bertolak belakang dengan gumamannya. Hwi menunggu Jia dengan menyendarkan punggungnya di tembok.
"Jia, lama banget, lo! Gue tinggal ya?!"
"Jadi cowok harus sabar, gimana lo mau punya pacar? Kalau gak sabaran kaya gitu?"
Hwi menatap ponsel yang masih terhubung dengan panggilan teman-temannya.
"Heh, Unco lo juga gak punya pacar ya!"
"Awas lo abis ini," ucap Hyunsoo dari telepon dengan nada mengitimidasi.
"Ribut mulu, kalian serius gak sih nyari Taehun?" tanya Kyungjun.
"Ya serius lah, btw di roftoop gak ada," jawab Junhyeok.
"Di kelas-kelas juga-"
"HWIII!"
Tanpa melanjutkan ucapannya Hwi segera berlari hingga depan pintu kamar mandi khusus wanita.
"Jia, lo kenapa?!" tanya Hwi dengan nada panik dari luar.
"HWI MASUK! BANTUIN GUE!"
Mendengar itu Hwi langsung membuka pintu itu.
"Kenapa? Lo gak papa kan? Ada yang luka?" tanya Hwi panik.
Jia menggeleng lalu menyerahkan name tag yang ia temukan. "Gue yakin kak Taehun ada di dalem," ucapnya seraya menunjuk bilik kamar mandi.
"Gak mungkin."
"Terus ini punya siapa kalau bukan punya kak Tae? Gue udah coba buka tapi ke kunci."
"Tapi ngapain dia di toilet cewek?"
"Hwi, pertanyaan itu nanti aja. Ini darurat, kalau kak Tae kenapa-napa gimana?"
"Oke."
Hwi mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu itu, tapi-
"Bego, jangan di dobrak!"
"Terus gimana?"
Jia menarik jepit dari rambutnya. "Coba pake ini."
"Makan waktu lama."
Jia sedikit mendorong Hwi dari depan pintu, ia mengintip dari lubang kunci menggunakan senter handphone sebagai penerang.
"Di dalem beneran ada kak Tae, Hwi!"
Bersamaan dengan ucapan Jia suara langkah kaki yang cepat mendekat ke arah mereka.
"Hwi!"
Empat orang remaja laki-laki berlari masuk dan mengejutkan dua orang yang sudah berada di dalamnya terlebih dulu.
"Kak Taehun ada di dalem," ucap Jia.
Kyungjun langsung menyambar jepit rambut kecil itu dari tanggan Jia sedikit kasar. Ia tidak bisa menunggu atau bahkan menunda jika itu tentang keselamatan temannya.
"Jun, santai Jun. Tenang jangan kaya gini." Hyunsoo mencoba sedikit menenangkan Kyungjun.
"Soo, bilik ini kecil dan gelap! Gimana bisa gue tenag?" tanya Kyungjun sambil terus mencoba membuka pintu itu.
Senentara Jia, ia terus memandangi tangannya yang bergetar karena terkejut. Gerakan Kyungjun sangat cepat, itu membuatnya terkejut dan sedikit takut.
"Ji, ayo keluar." Junhyeok merangkul Jia dan membawanya keluar. Pria itu tahu apa yang Jia rasakan, Kyungjun itu terkenal dengan prilaku lembutnya meskipun tidak dengan ucapannya.
"Kalian jangan diem aja! Cari kuncinya!" Kyungjun yang masih mencoba membuka pintu itu berteriak.
Karena terkejut ketiga temannya segera mencari di setiap sudut kamar mandi bahkan mereka tak segan mencari di setiap bilik.
"Kak! Coba pake yang ini!" Sungjun memberikan kunci yang tak segaja ia temukan dari dekat wastafel.
Dengan cepat Kyungjun menerimanya dan pintu itu terbuka.
"TAEHUN!"
Sungjun menjatuhkan lututnya setelah melihat keadaan Taehun yang ternyata benar terkurung di dalam bilik kamar mandi.
Hyunsoo dan Kyungjun langsung menghampiri Taehun. Sementara Hwi, dia merangkul bahu Sungjun.
"Jun, jangan gini dulu. Kita harus bawa Bang Tae ke rumah sakit," bisik Hwi.
Sungjun mengangguk, ia mencoba berdiri meski kakinya terasa sangat lemas, matanya tak lepas dari Taehun yang sudah di angkat oleh Kyungjun dan Hyunsoo.
🕸🕸🕸
Suasana di ruang rawat Taehun benar-benar sunyi meskipun terdapat lima orang remaja, dan kedua orang tua Taehun.
"Ini udah malam, kalian pulang aja. Biar Bibi yang jagain Tae," ucap ibu Taehun.
Sungjun menggeleng. "Sungjun juga mau ikut jagain Bang Tae, Bi. Izinin Sungjun ya?"
"Iya, Bi. Izinin kita ya? Seenggaknya sampe, Taehun sadar." Hyunsoo ikut berbicara.
Choi Nara, ibu Taehun tersenyum. "Bibi sama sekali nggak ngelarang kalian buat jagain Taehun. Tapi ini udah malem dan kalian juga butuh istirahat, jangan bikin diri kalian sakit. Bibi yakin Taehun akan marah kalau liat kalian begini." Nara menjeda ucapnnya.
"Pulang ya? Kalian bisa kembali ke sini besok pagi," lanjutnya.
Akhirnya Sungjun dan yang lainnya mengangguk meski dengan wajah murung.
"Yaudah, Bi. Kami pamit pulang, tolong kasih tahu kami kalau Taehun udah sadar. Sekali lagi Kyungjun minta maaf gak bisa jagain Taehun, seharusnya Kyungjun bisa jagain mereka karena Kyungjun paling tua."
"Sungjun juga mau minta maaf, Bang Tae selalu ada buat Sungjun, tapi Sungjun gak kaya gitu."
Nara menggeleng. "Ini bukan salah kamu ataupun yang lainnya, gak ada yang salah di sini."
"Ayo, biat Om yang antar kalian."
Mereka mengangguk dan berjalan keluar mengikuti ayah dari temannya itu.
Dalam hati mereka iri terhadap kehidupan Taehun. Ia selalu mendapatkan banyak kasih sayang dari kedua orang tuanya, tapi jika di ingat cerita di balik semuanya mereka akan berpikir dua kali untuk ingin menjadi Taehun.
🕸🕸🕸
"Teledor!" Orang itu memukul meja dengan amarah yang menggebu.
"Harusnya tidak ada yang menemukannya. Itu semua karena gadis bodoh itu, bukankah seharusnya dia terlebih dahulu?"
"Aku setuju. Singkirkan dia dari sekolah ini bahkan dunia ini, aku ikhlas."
"Itu bukanlah hal yang sulit. Haruskah aku menyingkirkannya dengan cara yang sama?"
Maaf kalau banyak typo, kejar up ini..

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Secret (Revisi)
FantasyTerlahir kembali, apakah hal itu memang ada? END! NO PLAGIAT⚠️ YANG PUNYA NIATAN NGE-PLAGIAT SONO MINGGAT JAUH JAUH.