SEMBILAN

37 11 3
                                        

Dengan tergesa-gesa Hwi berlari masuk ke dalam kelasnya yang sudah sepi. Tangan itu mulai mencari bukunya yang tidak sengaja tertinggal di laci.

Di tengah kegiatannya mencari buku, Hwi mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Karena merasa takut, dengan cepat Hwi berbalik.

"Haruto?"

"Lo kenapa kaya ketakutan gitu?" tanya Haruto yang menatap Hwi sedikit aneh.

"Ya lo ngagetin bangke!" Haruto tertawa sejenak. "Dih, takut lo?"

"Ya siapa yang gak takut kalau sekolah isinya udah tinggal penjaga, lo juga ngapain tiba-tiba muncul?"

"Lah, gue belum pulang dari tadi."

"Gue gak liat, tuh."

"Gimana mau liat, orang lo nya lari kaya dikejar setan. Nih." Haruto menyerahkan buku berjilid hitam polos.

"Apaan?"

"Buku lah anjir. Udah deh ambil aja, kasih ke bang Tae, kayanya punya dia ketinggalan di perpus."

"Gimana lo tahu ini punya bang Tae?" tanya Hwi sambil menerima buku itu.

"Liat jilid bagian belakang, marganya sama. Udah lo jangan lama-lama di sini, gue balik duluan," ucap Haruto sebelum mengambil tasnya lalu melangkah pergi.

Hwi membulak-balikan buku itu. "Kayanya buku harian, tapi seinget gue Bang Tae gak punya buku macem gini deh."

Akhirnya Hwi memasukan itu ke dalam tasnya kemudian kembali mencari bukunya yang sempat tertunda.

-1990-

Satu hal yang Taehun dapati ketika membuka pintu kamar asramanya, senyuman Junhyeok yang merekah.

Di belakangnya Kyungjun, Hyunsoo dan Sungjun ikut terkejut melihat Junhyeok yang sudah pulang.

"Kenapa gak ngasih kabar kalau udah boleh pulang? kan kami bisa jemput" kata Taehun yang menaruh tasnya di ranjang.

"Biar surprise dong, Bang," jawab Junhyeok.

"Gegayaan lo. Nih pertanyaan gue, kenapa lo bisa masuk ke sini?" tanya Hyunsoo.

"Kan dia tahu di mana kita nyimpen kunci." Bukan Junhyeok yang menjawab melainkan Kyungjun.

"Jahat lo pada, gak ada yang mau nanya kondisi gue gitu?"

"Ya kalau lo pulang tandanya udah sehat, ngapain harus nanya lagi?" ucap Sungjun.

"Iya sih. Eh, Hwi mana? Kok gak bareng kalian?"

"Ketinggalan buku dia, makanya balik lagi akhirnya gak bareng deh," jawab Sungjun. "Bang gue numpang tidur bentar ya?"

"Gak ada, balik ke asrama lo aja sono!" sahut Hyunsoo.

"Pelit lo, Bang. Yaudah deh gue balik, ayo Jun." Sungjun menarik tangan Junhyeok agar berdiri.

"Bang, kita balik asrama dulu ya," ucap Junhyeok. "Jalan lo jangan cepet-cepet, kaki gue masih agak sakit," lanjutnya.

"Oke, nanti malem kita kumpul, lo harus ikut juga," ujar Taehun.

-1990-

Setelah makan malam, mereka kumpul seperti biasa di asrama Taehun, Kyungjun dan Hyunsoo.

"Apa yang lo berdua temuin pas di perpustakaan tadi?" tanya Kyungjun.

"Lah kan-wah... Lo gak ikut nyari ya? Parah lo, Kak," ucap Sungjun sambil menggelengkan kepalanya.

"Bocil dilarang bicara dulu."

"Gue udah bukan bocil kali, Kak."

"Ngejawab mulu lo, ya!" Bukan Kyungjun melainkan Hyunsoo

"Bang Unco dari siang ngegas mulu, kenapa sih?" tanya Sungjun.

"Pms kali," ucap Hwi dengan menahan tawa.

"Gue cowok!"

"Gak ada yang bilang lo cewek, Soo." Kyungjun ikut menimpali.

Hyunsoo sudah ancang-ancang hendak melemparkan bantal tapi sudah lebih dulu ditahan Taehun.

"Udah deh, gak kelar-kelar nanti."

"Gak akan kelar kalau lo kaga cerita," sahut Kyungjun.

"Lo yang ribut, anjir," umpat Taehun. "Nih." Taehun menaruh robekan kertas di depan teman-temannya. "Gue sama Unco cuma nemuin itu."

"Apaan tuh?"

"Baca aja."

Keempatnya menyerit bingung setelah membaca kalimat pada kertas itu.

"Maksudnya ini gimana? Gue gak paham," kata Sungjun.

"Di sini KJ, kayanya lo deh, Kak," ucap Junhyeok pada Kyungjun.

"Tapi gue gak ngerasa nulis begituan dah.

"Ya iyalah gak ngerasa, gue yakin yang nulis ini lo di masa lalu," timpal Hyunsoo.

Semuanya terdiam memekirkan kata-kata di serobek kertas itu.

Jika darah di balas dengan darah, maka nyawa juga seharusnya sama.

-KJ

"Oh iya, Bang." Suara Hwi mampu memecah keheningan dalam asrama itu. "Tadi pas ngambil buku Haruto ngasih gue ini, katanya punya lo ketinggalan di perpustakaan." Hwi menyerahkan buku yang ia terima beberapa jam yang lalu.

Taehun menerimanya tapi dengan tatapan bingung. "Perasaan gue gak punya buku gini deh, gue juga gak ngerasa ke perpustakaan bawa buku."

"Tuh kan bener. Dari awal liat itu buku gue udah yakin bukan punya lo, Bang. Tapi di belakangnya ada ukuran nama lo makanya gue bawa," kata Hwi.

"Coba gue liat." Kyungjun mengambil buku itu dari tangan Taehun. "Di sekolah kita yang marganya Choi emang bukan Taehun doang, tapi Tahun yang marganya Choi cuma lo doang. Ini bener lo gak ngerasa punya buku ginian?"

Taehun mengangguk. "Emang lo pernah liat gue punya buku kaya gitu?"

"Seinget gue lo punya, tapi warna putih, kan?" ucap Hyunsoo seraya merebut buku itu dari Kyungjun. "Ini kayanya udah lama deh, kertasnya udah kaya kuning-kuning gitu. Gue buka ya?"

"Buka aja."

"Hati-hati, Bang. Takutnya ada sesuatu gitu di dalem," ucap Sungjun.

"Sesuatunya udah keburu gepeng ke jepit kertasnya, Jun. Kebanyakan nonton drama lo," sahut Hwi.

"Nyaut mulu lo! Udah ah gue mau ke kamar mandi. Bang, pinjem kamar mandi ya?"

"Asal gak lo bawa aja," jawab Kyungjun.

"Kamar mandi gak akan pernah bisa di bawa, Kak."








Asli gaje, tapi di sini ada spoiler. Ini udah ngantuk tapi aku sempetin up dulu, jangan lupa vote+komen sama terus dukung TNX!


Big Secret (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang