Yujin, Taehun, Kyungjun dan Hyunsoo kini berada di ruangan yang paling dihindari.
Setelah terjadinya perkelahian antara Yujin dan Taehun, Daeyoon memanggil keduanya.
Keadaan Taehun saat ini sangat berbanding terbalik dengan Yujin. Hanya ada sedikit lebam di sudut bibir dan pelipis. Sedangkan Yujin, banyak luka yang ia dapatkan.
"Park Yujin, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Daeyoon.
"Dia menyerang saya tanpa alasan," balas Yujin sambil menunjuk Taehun.
Dengan cepat Kyungjun menepis tangan Yujin. "Singkirkan tangan anda Tuan Park!"
"Liahatlah, murid-murid ini sama sekali tidak punya etika."
"Diem lo Yujin!" Taehun berteriak sambil berdiri.
Hyunsoo yang menangkap bahwa ini adalah sinyal bahaya segera meraih bahu Taehun dan menyuruhnya untuk kembali duduk.
"Hun, tenang. Sekarang bukan lagi bagian lo," bisik Hyunsoo.
"Biar saya yang menjelaskan," ucap Kyungjun diangguki Daeyoon.
"Memang benar, diperkelahian tadi teman saya yang memulai. Tapi teman saya memiliki alasan yang logis kenapa melakukan hal itu-"
"Cukup Jun." Hyunsoo menyela ucapan Kyungjun, tangannya melipat lengan baju kirinya hingga menapakan luka yang telah diobati. "Ini salah satu alasannya."
Yujin melotot tak terima. "Masih kecil sudah berani memfitnah, mau jadi apa kamu ke depannya? Sudahlah, Pak, keluarkan saja mereka dari sekolah ini. Kita sama sekali tidak butuh siswa seperti mereka."
"Bukankah seharusnya anda yang keluar?" tanya Hyunsoo. "Sekolah ini juga tidak membutuhkan orang yang merasa paling berkuasa dan kejam," lanjutnya.
Daeyoon memijat pangkal hidungnya. "Sudah, kita ambil jalan tengahnya. Choi Taehun, sialahkan tidak masuk selama tiga hari dan kau Yujin, akan ada penurunan di gaji milikmu."
"Itu bukan jalan tengah!" bantah Taehun. "Jalan tengahnya kita bawa semua ini ke jalur hukum."
Seo Daeyoon menelan ludahnya panik. Habis sudah, jika semua ini di arahkan ke sana. "Begini saja. Park Yujin, silahkan kemasi semua barang-barang anda dan jangan pernah lagi kembali."
"Bagimana bisa begitu?!" Jelas Yujin tidak terima dengan keputusan yang Daeyoon buat. "Jika aku keluar, maka mereka juga keluar!"
"Oke. Gue juga akan keluar," ucap Taehun menantang.
"Sialan mulut gue!"
"Tidak, tiga hari cukup untuk merenungkan kesalahanmu, sekarang silahkan kembali ke kelas kalian."
Taehun, Kyungjun dan Hyunsoo meninggalkan ruangan itu. Ini adalah kali pertama mereka masuk ke dalam ruangan yang disebut-sebut sebagai ruangan paling menegangkan.
"Seo Daeyoon! Kau gila!" umpat Yujin.
"Kau yang gila, Park Yujin! Jika mereka keluar, hancur sekolah miliku."
"Hanya sekolahmu, bukan masa tua mu!"
🕸🕸🕸
Taehun tengah mengemasi beberapa barang miliknya. Ia sangat membutuhkan ketenangan sekarang, maka dari itu ia akan meninggalkan asrama selama masa scors -nya berlangsung.
Kelima temannya hanya bisa menatap Taehun dengan perasaan sedih. Setelah pulang dari sekolah Taehun tak mengatakan banyak hal pada mereka, hanya ada kalimat keputusannya untuk pulang.
"Hun, gue rasa lo gak usah pulang sekarang," ucap Hyunsoo.
Aktivitas Taehun terhenti. "Dua hari doang kok, Soo. Di hari ke tiga gue juga langsung balik lagi."
"Bukannya gue mau berburuk sangka sama orang tua lo, tapi setelah apa yang mereka lakuin terakhir kali bikin gue gak tenang."
"Iya, Bang. Mending lo di sini aja," sahut Sungjun.
"Justru itu tujuan gue. Banyak hal yang perlu gue tanyaiin ke mereka dan gue juga mau nyari tahu di luar tentang pelaku kebakaran itu." Taehun berdiri setelah menutup tas miliknya. "Gue pergi ya? Kalian jaga diri, jangan lupa tetep waspada di sini gak ada yang namanya bener-bener aman."
"Sekarang banget nih, Hun?" tanya Kyungjun.
"Iyalah. Kalian pada kenapa sih? Perasaan libur semester juga gak gini-gini banget."
"Kita juga gak tahu. Kaya ... gak rela ngelepas lo pulang, Bang," ucap Junhyeok sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Astaga, cuma dua hari. Udah deh, gue juga bisa jaga diri kalian tenang aja."
Taehun mengambil tas nya lalu memakainya. "Gue pulang ya, kalau ada apa-apa langsung kabarin gue," ucap Taehun lalu mulai melangkah, meninggalkan kamar yang selama ini menjadi tempatnya beristirahat.
Langkahnya sama sekali tak ragu, Taehun sudah sangat terbebani dan ini adalah cara yang sudah ia pilih.
"Pelakunya bisa aja berkeliaran di luar sana. Gue harus bisa, demi semuanya."
"HUN!"
Taehun menghentikan langkahnya lalu berbalik. "Kenapa lagi?"
Kyungjun yang memanggil Taehun segera berlari mendekat. "Lo ninggalin sesuatu."
"Apa?"
"Gue."
Taehun terkekeh pelan. "Yang bener aja? Gak usah becanda deh. Udah sana masuk."
"Hun, gue gak becanda. Gue bakal ikut-"
"Gak, lo tetep di sini."
"Bukan gue doang yang perasaannya gak enak Hun, tapi yang lainnya juga. Kalau gue gak ikut, lo jangan pergi."
Taehun menghela nafasnya. "Gue janji bakal balik dalam keadaan baik-baik aja. Seharusnya bukan gue yang bilang janji, tapi kalian."
"Lo beneran tetep mau pulang?"
"Iya Jun, iya. Gak usah kaya anak kecil gini deh."
"Oke, gue pegang janji lo. Kalau lo balik ke sini tapi gak baik-baik aja, gue bakal benci sama lo."
Taehun menepuk bahu Kyungjun. "Terserah lo, tolong jagain mereka ya."
Kyungjun membalas ucapan Taehun dengan anggukan. "Hati-hati," ucapnya saat Taehun kembali melangkah menjauh darinya.
Setelah Taehun benar-benar tak terlihat, Kyungjun tersadar akan sesuatu.
"Kenapa gue jadi lebay gini sih? Tuh anak kan cuma dua hari. Ah bodo, mending gue tidur."
Annyeong!
Aku sengaja up malem.
Gimana hari seninnya? Semangat dong ya?
Ayo Stan The New Six🏁
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Secret (Revisi)
FantasíaTerlahir kembali, apakah hal itu memang ada? END! NO PLAGIAT⚠️ YANG PUNYA NIATAN NGE-PLAGIAT SONO MINGGAT JAUH JAUH.