DELAPAN

47 11 1
                                        

Taehun menghela nafas lega. "Akhirnya... Lega banget gue dengernya. Itu berarti lo gak akan balik ke asrama bawa lebam lagi dong?"

Sungjun mengangguk dengan senyuman. "Iya dong. Pas denger kabar itu gue juga seneng parah. Akhirnya gue bebas."

"Kita ikut seneng, Jun. Oh iya, gimana? Kalian udah bilang kan sama Jia?" tanya Kyungjun.

"Udah. Tapi Jia juga bilang kalau dia itu sama kaya kita."

"Maksudnya, dia reinkarnasi juga?" tanya Hyunsoo.

Hwi dan Sungjun mengangguk. "Awalnya kita diketawain sama dia, tapi pas denger nama Kim Doyoung langsung percaya. Aneh gak sih menurut kalian?"

"Kalau gue sih, nggak. Kalian tahu sendiri latar belakang keluarga dia kaya gimana," ucap Taehun.

"Iya sih. Oh iya Bang, abis ini kita ngapain? Gak mungkin diem aja kan?" tanya Sungjun.

"Gue rasa kalian harus ke perpustakaan deh," usul Junhyeok.

"Kenapa harus?" tanya Hyunsoo.

"Seinget gue nih ya, di perpustakaan masih ada buku tahun 90an. Siapa tahu kehidupan kita sebelumnya tahun 90an."

"Terus hubungannya buku sama kehidupan kita sebelumnya apa malihhh?" Hwi ikut bertanya.

"Bego, ya penunjuk lah." Bukan Junhyeok melainkan Kyungjun yang menyahut.

"Petunjuk buat ulangan sih kayanya ada," kata Sungjun.

"Tapi gak ada salahnya kita coba," ujar Taehun.

-1990-

Sesuai dengan apa yang Taehun ucap kan kemarin, mereka benar-benar mencari buku kuno yang dimaksud Junhyeok.

Waktu terus berjalan, terhitung sudah 40 menit mereka menghabiskan waktu di perpustakaan yang artinya tersisa 5 menit lagi sebelum bel masuk kembali berbunyi, tapi mereka belum menemukan satu buku pun.

"Sungjun sama Hwi, kalian balik ke kelas aja." Taehun sadar jika kedua adiknya itu lelah, dan lagipula ini sudah seharusnya mereka pergi ke kelas.

"Terus kalian?" tanya Hwi.

"Kita lanjut nyari, kalian belajar aja yang bener," jawab Kyungjun.

"Bolos dong, Kak?"

"Jamkos nih, senggol dong!" ungkap Hyunsoo dengan wajah songongnya.

"Gue senggol nyusruk lo, Bang," ucap Hwi pelan hampir tak terdengar.

"Hah? Lo ngomong apa, Hwi? Gak kedengeran sumpah." Kyungjun sengaja, ia mendengar itu. Jika Hwi berbucara seperti itu dengan keras sudah dipastikan akan ada cekcok diantara keduanya.

"A-paan? Gue gak ada ngomong apa-apa. Yaudah deh, kita balik kelas dulu, ayo Jun." Hwi berjalan sambil menarik tangan Sungjun

Kyungjun tertawa kecil melihat kepergian Hwi dan Sungjun sebelum akhirnya berbalik menatap dua teman sekelas sekaligus se-asramanya.

"Kalian masih sanggup gak meriksa satu-persatu buku di perpustakaan ini? Gue sih nggak," kata Kyungjun.

"Heh malih, lo yang bilang ke dua bocah mau lanjut nyari, masa belum dilakuin udah nyerah!" protes Hyunsoo.

"Belum dilakuin dari mana? Kaki gue udah pegel anjay, istirahat dulu lah bentar."

"Gak usah kumat deh lo berdua. Gini aja, kita cari dalam waktu 10 menit kalau gak nemu apa-apa kita balik ke kelas," usul Taehun.

"Lo berdua aja, gue udah capek," eluh Kyungjun.

"Enak aja, nggak! Lo juga harus ikutan nyari."

"Nyari di sebelah mana lagi, Soo? Perasaan gue udah ngelilingin perpus puluhan kali kaga ketemu-temu."

Hyunsoo terdiam sejenak, benar apa yang Kyungjun katakan. Lagi pula belum tentu petunjuk itu ada di ruangan yang disebut perpustakaan ini.

"Ada satu yang belum." Kyungjun dan Hyunsoo menoleh ketika Taehun berbicara. "Ruangan itu," lanjut Taehun sambil menunjuk ruangan yang tak jauh dari keberadaan mereka.

"Lo yakin mau nyari di sana? Serem anjir."

"Elah, cupu lo. Masa gitu aja takut, gas lah cari di sana pasti ada," ucap Hyunsoo.

"Kayanya dikunci deh, kita nyari di sekitaran sini aja."

"Belum tentu, Jun. Kita cek aja dulu." Taehun berjalan menuju pintu itu, tangannya meraih gagang pintu dan mendorongnya ke bawah dan terbuka.

Kyungjun gelagapan sendiri melihat pintu itu terbuka dengan mudahnya. "Kalian aja yang masuk, biar gue jaga di sini. Takutnya ada guru masuk terus jadi masalah kan berabe."

"Yaudah, ayo Soo kita masuk," ucap Taehun seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan yang tak tersentuh siswa itu di susul Hyunsoo.

"Jaga yang bener!"

Kyungjun mengangkat tangan kanannya dan memberi hormat. Senyumannya mengembang, akhirnya ia menemukan asalan agar tidak masuk ke sana.

Sekarang yang dilakukan Kyungjun adalah pura-pura membaca agar tak ada orang yang curiga.

Berselang 15 menit Taehun dan Hyunsoo keluar dengan nafas yang menderu.

"Kalian kenapa?" Spontan kata itu keluar dari mulut Kyungjun.

"Kita bicarain ini nanti di asrama, sekarang kita balik ke kelas."

Kyungjun tidak mau ambil pikir, ia memilih menuruti apa yang Taehun katakan. Tapi sering kali Kyungjun merasa jika semua yang Taehun perintahkan tidak untuk dibantah.

-1990-

"Mereka mulai sadar, buat mereka pergi dari sini."

"Dengan cara apapun?"

Orang itu mengangguk. "Asal tidak meninggalkan jejak."










Semangat yang hari ini sekolah!

Big Secret (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang