SEBELAS

35 10 0
                                    

Semuanya sudah lebih baik. Mereka tidak lagi diam seperti kemarin.

Sekarang hari libur, mereka memutuskan untuk berkumpul setelah sarapan. Mereka mengobrol seperti biasa tapi kali ini tidak ada obrolan tentang teka-teki yang harus mereka pecah kan. Otak mereka selalu lelah ketika memikirkan hal itu.

"Jadi akhirnya gimana?" tanya Kyungjun.

"Ya gue kabur lah," jawab Hwi.

"Wah, parah lo, Hwi," sahut Hyunsoo.

"Males banget gue bahas dia. Udah nyebelin, banyak mau lagi. Gak ikhlas lah, apa lah."

"Ya lo kocak. Bilang makasih pake muka datar nyebelin kaya gitu, gak heran kalau di sebut gak ikhlas." Junyeok ikut menanggapi.

Yap, mereka sedang membahas kejadian kemarin saat Hwi mengucapkan kata "terima kasih" pada Jia.

"Ya males aja gue. Ke Bang Tae aja ngomongnya alus lembut, lah ke gue macem meong garong di pertigaan deket rumah gue."

"Jangan heran lah, Hwi. Gue kan kakak kelasnya," ucap Taehun.

"Kalau mau dilembutin mah bilang aja Hwi. Oh lo gak berani ya bilangnya? Tenang nanti gue yang bilang ke Jia," kata Sungjun.

"Gak, lo jangan macem-macem. Siapa juga yang mau dilembutin sama dia?"

"Terserah deh. Oh iya, Jia bilang apa? Cerita bilang makasih tapi gak cerita informasi apa yang dia kasih," ucap Kyungjun mengalihkan pembicaraan.

"Bener kata lo waktu itu, kalau asrama ini dulunya bekas asrama putri dan asrama putri itu bangunan baru setelah kebakaran tahun 1990," ujar Taehun.

"1990? Itu berarti kemungkinan besarnya kehidupan kita sebelumnya berakhir di tahun itu, dong?" Hyunsoo diam sejenak. "Hun, pinjem handphone lo bentar."

"Buat apa?" tanya Taehun seraya menyodorkan handphone miliknya.

"Gue lupa sandinya."

"573165."

Berhasil, Hyunsoo membuka handphone milik Taehun. Tangannya dengan lihai mengetik sesuatu tapi tak lama tangan itu berhenti dan dirinya terdiam sejenak.

Sungjun sadar akan hal itu. "Kenapa, Bang?"

"Sebentar. 5 itu G, 7 itu U, 3 itu D, 1 itu A, 6 itu N dan 5 itu G," ucap Hyunsoo yang menghitung keyboard di ponsel Taehun.

Kelimanya menatap Hyunsoo penasaran.

"Gudang?" tanya Kyungjun.

Mendengar itu Sungjun teringat dengan ucapan Jia pada mereka kemarin.

"Bang, Jia kemarin juga bilang kan kalau gudang yang waktu itu masih nyimpen berkas dari puluhan tahun lalu?"

Taehun, Junhyeok dan Hwi membulatkan matanya, mereka baru ingat itu sekarang.

"Iya, gue baru inget. Tapi apa masih ada data kita di 33 tahun yang lalu?" ucap Taehun.

"Ketemu!" Seruan dari Hyunsoo membuat kelimanya kembali memperhatikan.

"Apa, Soo?"

"Gue nemu berita kebakaran asrama kita. Tapi ini-" Hyunsoo membaca berita itu sampai habis, matanya menatap tak percaya ketika melihat tanggal dibuatnya berita itu. "Beritanya di post hari ini." Hyunsoo membalik kan handphonenya.

______________________________________

MENGENANG KEMBALI KORBAN KEBAKARAN ASRAMA FUTURE INTERNATIONAL SCHOOL

Tepat pada hari ini, 23 Juli 2023 kebakaran yang menimpa asrama FUTURE INTERNATIONAL SCHOOL genap berusia 33 tahun. Sudah selama itu tapi sama sekali belum ada kejelasan sebab terjadinya kebakaran tersebut.

Banyak orang yang penasaran, namun sayangnya penyelidikan dihentikan 2 tahun setelah kejadian.

Diperkirakan terdapat 512 korban meninggal dan 43 orang luka berat.

23 Juli 2023
Penulis : Jang Hyuna

_____________________________________

Setelah membaca itu mereka saling pandang. Merasa tidak percaya dengan apa yang mereka baca.

"Jadi, kita 6 dari 512 korban kebakaran itu?" tanya Kyungjun.

"Bisa jadi, tapi gue masih gak nyangka kita berakhir karena hal itu," ucap Hyunsoo.

"Gue yakin kebakaran itu bukan suatu kecelakaan, tapi karena kesengajaan dan karena itu kita hidup kembali untuk ngungkap dalang di balik semuanya," ucap Hwi.

"Tapi gimana kita bisa tahu hal itu? 33 tahun bukan waktu yang sebentar, dia bisa aja udah pergi dari sini."

Mendengar ucapan Junhyeok membuat mereka memejamkan matanya pusing.

"Walaupun masih ada di kota ini, kita sama sekali gak tahu ciri-ciri mereka. Kita gak mungkin bisa mecahin kasus kaya gini? Dari banyaknya korban kenapa harus kita?" ucap Kyungjun prustasi.

"Bisa, gue yakin kita bisa. Selagi kita mau berusaha, gue yakin sedikit demi sedikit semuanya bakal kebongkar." Taehun menatap satu persatu temannya. "Kalian masih belum mau nyerah kan?"

Hening beberapa saat sebelum akhirnya Sungjun mengangkat tangannya. "Gue, Bang. Gue mau hidup tenang, jadi gue masih mau berusaha untuk ungkap semuanya."

"Gue juga." Hyunsoo, Junhyeok dan Hwi mengatakan hal yang sama secara serentak.

Sekarang tinggal Kyungjun, laki-laki itu sudah ingin menyerah, tapi, "Oke, gue juga belum mau nyerah, demi keadilan semua orang."

Senyum terbit dari bibir Tehun. "Masih untuk nggak nyerah. Gue mau bilang maaf, semuanya gara-gara gue, kalau bukan karena gue nulis keinginan buat hidup kembali mungkin-"

"Nggak! Siapa yang bilang salah, lo? Ini udah takdir untuk kita, kita harus bisa nerima semuanya. Buat apa nyalahin sesuatu yang udah berlalu? Semuanya percuma, kita tinggal jalani apa yang seharusnya udah terjadi," sela Hyunsoo.

Kyungjun bergidik ngeri setelah mendengar ucapan Hyunsoo. "Soo, lo gak lagi kerasukan kan? Ngeri anjir liat lo begin-"

Pluk.

Sebuah bantal mengenai tepat di wajah Kyungjun dan pelakunya tentu saja Hyunsoo.

"Lo ngerusak suasana, anjir!"












Ini beneran disatuin banget, semoga kalian gak bosen deh bacanya. Ada sesuatu yang kalian pikirin gak sejauh ini? Tulis di komen ya!

Big Secret (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang