011 pt. b

10 3 0
                                    

Soobin, Hwall, Jungmo dan Sunwoo kelelahan setelah merapikan dan membersihkan tempat acara buka bersama tadi. Tinggal membuang sampah ke bak sampah di depan rumah saja, namun mereka mengambil jeda istirahat sebelum itu. Munculah Chaewon yang entah darimana membawa kue nastar dan langsung direbut Hwall.

"Buat gue kan? Makasih, lu pulang sana," kata Hwall.

Sunwoo langsung menyikut pelan pinggang Hwall yang berani-beraninya mengusir mbak crushnya. Pokoknya kalau hal itu tentang Chaewon, apapun akan Sunwoo hadapi meskipun itu Hwall.

"Enak aja lu! Emang kuenya mau gue bawa kemari, tapi bukan buat lu doang," kata Chaewon yang kembali merebut kue nastarnya.

"Mau apa lu ke sini selain nganter nastar?" tanya Hwall.

"Ngecek aja siapa tau kerjaan kalian belum beres," jawab Chaewon.

Tadi Chaewon sempat bantu-bantu Jihyo untuk mengembalikan wadah yang harusnya dicuci jadi dia tidak ikut bersih-bersih di depan.

"Ini buat semuanya bukan buat lu doang Hwall," kata Chaewon. "Nih," katanya menyodorkan kue nastar ke depan Sunwoo.

"Buat aku? Thank you so much Bebeb Wonwon, ngerti banget kalo calon suaminya laper," kata Sunwoo.

Chaewon meringis malas, "kan gue udah bilang tadi ini buat semuanya, masa gue harus ngulang lagi?"

"Iya buat semuanya. Udah gak usah ribet dah sini gue cari ujung selotipnya buat gue buka," kata Soobin.

"Assalamualaikum."

Spontan semua yang ada di dalam membalas salam.

"Baru pulang lu," kata Hwall.

"Iya gue bawain nih kopi pesenannya."

"Makasih Yeji gue aus banget dari tadi. Sama kakak lo gak dikasih minum," tutur Soobin.

"Gak minta kali."

"Ya kan harusnya ada pengertiannya," kata Jungmo yang kemudian mengambil jatah kopinya.

"Baru pulang bukber sama yang lain yah Ye?" tanya Chaewon.

"Iya, untungnya gak kemaleman. Tadi macet banget di jalan, orang pada mudik kali yah," kata Yeji.

"Pasti lah itu. Kalo gitu gue pulang dulu yah. Besok harus bangun pagi," pamit Chaewon.

"Makasih Won nastarnya."




●●●●●●●●●●●●●●●●●🐳

Meski sudah hampir tengah malam, namun Momo masih sibuk merampungkan pekerjaannya yakni membuat kue kering. Awalnya tak ada niat untuk membuat kue lebaran tapi tiba-tiba dia gabut akhirnya memutuskan untuk membuat kue dengan bahan yang ada. Yang membuatnya belum selesai sampai sekarang karena dia baru mulai jam 7 malam. Waktu Yuna baru pulang saja dia heran kenapa bundanya tiba-tiba membuat kue lebaran.

"Udah Bun? Yuna ngantuk banget ini...," kata Yuna.

"Ini terakhir Yun. Ampun nyesel banget bikin kue lebaran sampe tengah malem gini. Kalo kamu mau tidur ngga papa sana Yun, biar Bunda aja yang selesein," kata Momo.

"Bunda juga kenapa ngide bikin kue malem takbiran gini." Yuna melepaskan apron dan sarung tangan oven lalu menyimpannya ke atas meja dengan rapi. "Yuna tidur yah Bun. Udah nggak kuat."

"Iya Yuna. Oyasumi."

Wangi harum yang menguar dari panggangan kini sama sekali tak mampu menggoda Momo. Yang ada kini dia hanya fokus menahan kelopak matanya agar tetap terbuka.

●●●●●●●●●●●●●●●●●🐳

Pukul 2 malam pintu kamar Jeongyeon terbuka oleh seorang pria. Rupanya orang serumah sudah tidur di satu kamar itu. Seseorang tadi berjalan mengendap ke arah sisi kamar dimana terletak ranjang bayi. Dilihatnya sudah ada bayi kemerahan yang tertidur lelap dengan balutan selimut. Jemari panjang pria itu menjulur untuk mengusap pelan dada bayi itu.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang