022

16 3 3
                                    

Camping Ala-ala

Setelah dibantu Sunwoo dan Jungmo membangun tenda, akhirnya kini tiga tenda di rooftop sudah jadi. Awalnya Yejin and the genk memang hanya mengajak genknya tapi karena Sunwoo dan Jungmo juga tertarik ikut menginap di dalam tenda akhirnya mereka membangun satu tenda tambahan yang mereka pinjam dari pak Taeyong. Iya, pak Taeyong rupanya suka hiking juga.

"Mau makan apa nanti?" tanya Yeji.

"Ini mah makan mi instant rebus make cabe aja udah sedep bener asli," kata Sunwoo.

"Lu aja sono," balas Yejin. Gadis itu memunguti peralatan yang tersebar setelah dipakai untuk membangun tenda.

Mendengar perdebatan soal makanan, Yuna yang tadinya membantu merapikan peralatan pun berhenti, "iya, pengen deh makan yang lebih enak mumpung momentnya bagus," ujar Yuna.

"Dih awas aja gua bikin mi rebus terus lo pada minta."

"Kita pesen makanan aja nanti abis mandi. Sekarang beres-beres buat mandi dulu aja," ujar Yejin.

"Naaah bagus tuh!" kata Jake.

"Ayo mandi dulu," ajak Yeji.

"Ngajak siapa Ji?" tanya Sunwoo yang mulai usil.

"Heh?" Alis Yeji sampai naik dan bibirnya membuka agak sinis, "maksudnya pulang dulu."

"Ahahaha, yaudah pada pulang sono. Sisanya biar gue beresin," kata Sunwoo.

"Gue duluan Woo, mau beli paket data di minimarket depan," pamit Jungmo.

"Lah yang bantuin gua siapa?"

"Kan lo tadi bilang mau beresin, gua mah kagak bilang."

Bibir Sunwoo berkedut marah, amarah di matanya mengiringi Jungmo yang mulai beranjak. Orang-orang juga mulai beranjak dari rooftop tanpa terkecuali. Menyisakan Sunwoo yang terpaksa merapikan semua peralatan sendirian.

"Kak ikut dong," pinta Yuna yang sudah ada di belakang Jungmo.

"Dih lu mandi sono," balas Jungmo seusai menoleh dan mendapati sang adik mengejar langkahnya.

"Ah~ beliin aku coklat," rengek Yuna.

"Yaudah iya-iya."

Yuna pun berjalan sedikit tertinggal dari langkah kakaknya yang terlalu lebar. Ketika melewati pos satpam, Jungmo ini orangnya agak pemalu jadi dia menyuruh Yuna agar menyapa satpam-satpam di sana.

"Eh panggil Yun mereka," titah Jungmo.

Kalau Yuna sih memang setelannya kelewat ramah. Semua yang terlihat di matanya pasti bakalan disapa. Makanya dia bisa nurut-nurut aja diminta kakaknya untuk menyapa satpam jaga di gerbang perumahan.

Tidak sampai sepuluh menit akhirnya Yuna dan Jungmo sampai di minimarket. Tapi karena Yuna merasa kelelahan, dia memilih untuk duduk di depan minimarket dan meminta kakaknya untuk membelikan coklat favoritnya.

"Tau gitu lu nitip aja tadi ngapain ikut kemari," kata Jungmo.

"Ah udah lah beliin aja, gue capek banget ini gara-gara bangun tenda," kata Yuna.

Langkah kaki Jungmo mengantar pemiliknya menuju ke dalam mini market. Meninggalkan Yuna sendirian yang duduk di lantai depan mini market karena tidak tersedia kursi. Sambil kipas-kipas dengan kerah bajunya, Yuna juga sesekali mengeluh kalau dia merasa haus setelah kepanasan.

"Dek nih buat kamu," kata seorang pria paruh baya sembari memberikan selembar sepuluh ribuan.

Takut itu hanya umpan, Yuna langsung menolaknya.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang