024 pt. a

9 3 3
                                    

Gosip

Pagi-pagi buta Jimin sudah heboh sendiri. Dia yang dari tadi berdiri di depan jendela sekarang malah sibuk mencari istrinya. Padahal istrinya sedang menikmati suasana pagi yang tenang di kamarnya sebelum mandi dan akhirnya berperang di dapur untuk membuat sarapan.

"Ada apa sih kok heboh banget pagi-pagi?" tanya Mina.

"Hwall kayaknya diusir bapaknya," tutur Jimin.

"Kapan? Kok kamu tau?"

"Barusan, tuh anaknya bawa koper gede banget sambil nangis di jalan."

"Kasian ih, panggil aja buat kesini dulu. Bukannya dipanggil malah ditontonin doang," kata Mina.

Wanita yang kelewat perhatian itu bergegas bangun dari tempat tidurnya. Namun belum sempat Mina benar-benar bangun Jimin malah menyuruhnya untuk tak ikut campur urusan orang lain.

"Bukan ikut campur, tapi kasian Pah ini matahari aja belum keliatan, kalo dia kenapa-napa di jalan gimana?" kata Mina.

"Lagian dia juga udah jauh, kalo disuruh ke tempat kita juga gak bakalan mau, pasti dia malu lah abis dimarahin papinya abis-abisan," jelas Jimin.

Mina menghembuskan nafasnya kasar, "lagian kamu pagi-pagi udah nguping tetangga aja. Bukannya bantu dilerai lagi."

"Dilerai gimana kamu kan tau pak Yoongi, dia gak marah aja mukanya keliatan kayak orang marah gimana pas marah beneran."

"Harusnya kamu pura-pura buka gerbang kek biar mereka gak ribut di luar, kan kasian didenger tetangga lain."

"Mana aku kepikiran Min, orang aku aja ikut takut padahal yang dimarahin Hwall. Hiii, serem tadi marah-marahnya," ungkap Jimin seraya melipat dua tangannya di depan dada sembari mengelus lengannya yang merinding.



●●●●●●●●●●●●●●●●●🐳

"Aargh! Stres Bunda ngurusin Sunwoo! Bisa gak sih Woo gak usah buat ulah yang aneh-aneh? Mau pergi aja kayak Hwall barusan, huh? Sana pergi aja biar Bunda nggak pusing," kata Nayeon.

Baru pukul setengah enam pagi, Nayeon yang akan menyiapkan sarapan pagi untuk keluarganya terdistorsi suara orang tengah muntah-muntah di kamar mandi. Setelah ia sempat mendapati Hwall yang berjalan menyeret koper sambil menangis dan sempat mendengar suara ribut-ribut, kini ia mendapat jawaban kenapa Hwall bisa sampai diusir pergi dari rumah karena anaknya kini juga tak ada bedanya dengan Hwall. Sunwoo yang tertangkap sedang memuntahkan isi perutnya akhirnya jujur pada sang bunda kalau semalam dia habis mabuk. Kali ini Nayeon benar-benar marah, sampai dia tak mau memanggil Sunwoo dengan nama kesayangannya.

"Maaf Bun, Uno cuma cobain aja kok," tutur Sunwoo. Nada suaranya khas orang mabok yang lemas dan parau.

"Mana? Mana anaknya biar Ayah pukul sekalian!"

Seokjin juga ikut geram saat tahu Sunwoo mabok. Dia langsung pergi ke dapur dan mencari sendok nasi besar untuk memukul anaknya.

"Mau jadi apa mabok-mabokan, huh?"

Sekali pukulan telak dari centong nasi yang dilayangkan Seokjin mendarat sempurna di paha Sunwoo. Sunwoo merintih kesakitan, dia memohon ampunan dari sang ayah supaya tidak dipukul lagi.

"Maaf Yah, aku janji ini terakhir Yah. Maafin aku," pinta Sunwoo.

"Biasaan janji-janji tapi diulangin mulu!"

Ctaaak! Pukulan centong kayu itu kembali mendarat di paha Sunwoo. Jujur ini pertama kalinya Seokjin memukul Sunwoo akibat ulah nakal Sunwoo. Sebelum-sebelumnya Seokjin hanya menuturi supaya Sunwoo tidak nakal tapi kali ini karena Sunwoo masih bandel akhirnya Seokjin terpaksa memakai cara kekerasan.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang