017

22 2 4
                                    

Good Morning!


Bip bip bip bip Dora! Dora Dora Dora the explorer....

Televisi pagi ini sudah menyala menayangkan kartun favorit Sunwoo dan Yeonjin. Wajah mereka terlihat sangat antusias memperhatikan Dora yang tengah berpetualang bersama teman monyetnya mencari kue balok mekar sari. Di tengah heningnya pagi, Dora bertanya,

"Apakah kamu melihat batu?"

"Iya!" seru Yeonjin bersemangat.

Pertanyaan itu diulang lagi oleh Dora, kali ini Sunwoo ikut menjawabnya.

"Dimana?"

"Di belakang lu!" sahut Sunwoo.

"Iya di belakang Dora," kata Yeonjin.

"Dimana? Katakan sekali lagi."

"Di belakang lu noh tengok kek! Buta mata lo!" balas Sunwoo.

"Dih jangan galak-galak Kak Sunwoo, Dora kan ngga tau," bela Yeonjin. "Di belakang kamu Dora batunya," kata Yeonjin.

"Katakan lebih keras!"

"DI BELAKANG LO JIBANGAN! DAH DIBILANGIN DARI TADI!" misuh Sunwoo.

"Dora nggak tau Kak Sunwoo, jangan dimarah dong!" protes Yeonjin.

"Budek dia nanya mulu," kata Sunwoo.

"Kakak kalo berisik pergi aja deh, Yeonjin kesel gak fokus nontonnya," geram Yeonjin.

"Kan cuma jawab doang tadi. Udah tuh nonton lagi aja."

Sewaktu mereka akan kembali fokus ke televisi, sosok berjubah putih yang muncul dari balik pintu kamar Yejin berhasil mengejutkan Sunwoo dan Yeonjin. Yeonjin sudah berteriak keras, sedangkan Sunwoo hanya tersenyum sambil komat-kamit menyebutkan satu-persatu kata mutiara.

"Brisik banget kalian masih pagi. Gue sholat gak fokus," kesal Yejin.

"Sholat mah sholat aja keleus, makanya punya iman yang tebel," kata Yeonjin mengolok.

"Noh dengerin adek lu," kata Sunwoo.

"Hidih halah kek lu sholat aja," pungkas Yejin. Dia pun kembali masuk ke kamar.







●●●●●●●●●●●●●🐳

Kamar itu masih gelap dan penghuninya terlihat bergelung di balik bad cover. Hujan yang semalam mengguyur kota membuatnya tidur nyenyak semalaman sampai malas bangun pagi ini. Namun tanggung jawabnya menjadi seorang siswa membuat dia akhirnya terbangun. Langkah gontainya bergerak menuju jendela kamar, tangannya menyibak gorden dan tak lupa membuka jendela kaca sehingga udara dalam kamarnya berganti dengan udara pagi yang segar.

"Teh udah bangun belum?"

"Chaewon udah bangun Mah," sahut sang empunya kamar.

"Mandi langsung habis itu sarapan."

"Iya."

Sana, wanita itu selalu jadi yang pertama di rumah untuk menjalani aktivitasnya. Setiap pagi pasti sudah rapi, wangi, cantik dan menyegarkan meski dia harus panas-panasan di depan kompor. Pokoknya Sana tidak mau jika dia beraktifitas dalam keadaan wajah tak segar setelah bangun tidur karena menurutnya energi pagi yang dibawanya pasti akan mempengaruhi orang di rumah.

"Mamah...."

Jake si anak mamah sudah bangun. Dia menyapa sang ibu dengan piyama yang masih melekat di tubuhnya. Ia lalu memeluk mamahnya dan sedikit bermanja padanya.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang