015

11 2 0
                                    

"MADESU"

Mendekati bulan ujian akhir sekolah, tiap guru setiap harinya terus menggencar anak didik mereka supaya lebih rajin belajar. Terutama bagi para wali kelas yang tentunya bertanggung jawab membuat nilai anak didiknya. Kebanyakan dari mereka tentu saja tak mau begadang mengarang nilai hanya agar muridnya terlihat mampu mengikuti pelajaran. Maka setelah diadakan rapat komite kesiswaan, jadilah kini diadakan jam tambahan setiap jam pulang sekolah agar para siswa-siswi tak main-main saat nanti melakukan ujian terutama bagi kelas 9 yang akan mengikuti ujian kelulusan.

"Yeji ajarin soal nomer tiga dong, gue bingung," pinta Yejin pada teman sekelasnya yang tak lain tetangganya sendiri.

Yeji dikenal sebagai siswi yang pintar, dia selalu mendapat peringkat ke dua selama 3 tahun ia duduk di bangku SMP. Meski bukan si peringkat pertama, Yeji selalu membantu temannya yang kesulitan memahami pelajaran terutama jika menyangkut perhitungan. Tentu saja hal itu menjadi sumbu kecemburuan si peringkat pertama karena ia merasa tak menjadi perhatian bagi orang sekitarnya.

"Kalo pindah ruas berarti dikurangin," tutur Yeji.

"Ooh jadi ngerti gue."

Yeji senang kalau temannya dapat mengerti apa yang dia sampaikan. Lantas gadis itu kembali mengajari Yejin untuk soal-soal yang lain. Namun di sisi lain ada Yiren si peringkat pertama terus memperhatikan Yeji dengan pandangan tak suka. Meski selalu menjadi nomor satu, Yiren selalu saja merasa kalah oleh Yeji. Padahal ia dan Yeji lumayan dekat juga, namun dibalik kedekatan mereka Yiren menyimpan kekesalannya tersendiri. Yiren akhirnya memutuskan keluar kelas karena ia malas dengan teman-teman sekelasnya yang hanya mendekati Yeji.

"Eh Ji, nanti gue minta ajarin lu yah di rumah. Pusing pala gue, mana udah mau ujian kelulusan lagi," pinta Yejin yang diangguki oleh Yeji.



●●●●●●●●●●●●●🐳

Kelompok belajar sementara untuk kelas sepuluh malah membuat murid-murid sibuk mengobrol ketimbang berdiskusi soal pelajaran. Satu bocah lain terlihat tertidur di pojok kelas dengan gelaran tikar dan memakai bantal yang sengaja dibawanya khusus dari rumah. Gunanya memang untuk tidur karena bocah itu menyadari kalau hobinya itu tidur. Mentang-mentang mentor matematika mereka orangnya santai malah ikutan santai juga murid-muridnya. Tak terkecuali kelompok Soobin yang malah asik mengghibah sana-sini. Mana anggotanya ada Sunwoo, dia walaupun cowok tapi ahli mengupas informasi.

"Shuhua katanya lu abis ngelabrak anak kelas C, kenapa lu?" tanya Jungmo.

Digadang-gadang Shuhua ini memang tempramental alias galak, bahkan julukannya adalah Pawang Sepuluh D karena sangkin galaknya. Biar kata Soobin ketua kelas yang seharusnya lebih banyak mengatur, tapi Shuhua tetap mafia kelas. Kendati sering disebut galak, Shuhua ini tipe orang setia kawan. Kalau ada temannya yang dibully, dia jadi nomor satu yang membelanya.

"Gedek gua, dia ngutang sama Gaeul kagak dibalik-balikin. Beli jaket sama gua juga bayar DPnya masih kurang, snapnya ngemall mulu njir tapi pas ditagih bilangnya nggak ada mulu," kata Shuhua.

"Emang siapa Hua?" tanya Chaewon.

"Anak terblagu kelas sepuluh C, lu pada kenal kagak?" tanya Shuhua.

"Ooh yang pernah dipanggil BK gegara ketauan dugem?" tanya Chaewon.

"Denger-denger katanya hamil," kata Sunwoo.

Selain Sunwoo dan Shuhua, anggota kelompok yang lain terlihat kaget dengan ucapan Sunwoo. Berita itu sepertinya belum begitu menyebar makanya banyak yang tidak tahu.

"Gosipnya sih gitu Woo. Menurut lo valid gak?" tanya Shuhua.

"Kok kalian pada ngarti gua kagak?" tanya Jungmo yang diangguki Chaewon serta Soobin. Namun Shuhua dan Sunwoo tak membagi tahu sumber tentang gosip yang mereka dapatkan.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang