013

12 2 0
                                    

Peach

Buah peach di atas meja masih utuh belum ada yang menyentuhnya sama sekali. Mungkin karena banyak snack sisa lebaran juga di rumah jadi orang rumah ogah makan buah.

"Yuna, Jungmo...persiknya mau Bunda kasih ke tetangga boleh nggak?" seru Momo.

Daripada mubadzir tidak dimakan akhirnya busuk, mending dibagiin ke tetangga. Walaupun paling dapetnya masing-masing tiga biji juga lumayan lah daripada busuk di rumah.

"Iya Bun kasihin aja. Nggak ada yang makan," balas Yuna.

"Kasih aja Bun," susul Jungmo.

"Yaudah nih Jungmo kasih ke rumahnya Soobin sama Chaewon, terus Yuna kasih ke rumahnya Nako, Yeji sama Yejin," kata Momo.

"Kok Yuna paling banyak? Abang aja sekalian ngasih ke Yejin tuh kan cuma depan rumahnya kak Soobin," protes Yuna.

"Emang gitu harusnya, yang kecil tuh yang harusnya paling sering disuruh-suruh," kata Jungmo.

Kelakuan Jungmo dibilang tidak pernah sekalipun tidak membuat Yuna dongkol. Kalau saja Yuna lebih tua darinya, kalau saja...Yuna pasti akan membuat Jungmo kapok dilahirkan jadi anak bungsu. Sayangnya takdir ini tidak bisa diubah.

"Awas aja lo! Dasar!" maki Yuna pada kakaknya Jungmo yang asik mengupil sembari menonton youtube. Dia juga menendang sofa yang dipakai Jungmo rebahan dengan lututnya. Gadis itu melengos pergi setelah membuat kakaknya migrain gara-gara terantuk bantalan tangan di sofa.

Setelah perginya Yuna, tiba-tiba saja Jungmo menyadari suatu hal. Tak mau buang waktu lagi, cowok itu bergegas mengambil sisa buah peach di meja makan dan menyusul Yuna. Ia mulai berlari mengejar Yuna yang jaraknya 10 meter di depannya. Tangan segesit petir menyambar tiga kresek buah peach di tangan Yuna. Sambil cengengesan Jungmo berkata,

"Biar gue aja hehehe. Sono deh lu balik aja, gue bisa anterin ini semua," kata Jungmo.

"Yakin lo? Nggak tiba-tiba sakit kepala lo kok tiba-tiba lupa ingatan tadi yang nyuruh bunda biar gue nganterin paling banyak?"

"Enggak, gue kan anak pertama jadi harus bisa tanggung jawab buat bantuin bunda. Udah sono lu balik aja."

"Bocah prik."



●●●●●●●●●●●●●🐳

"Ayo bangun Ju, ayo Ayah anterin ke mall. Yok bangun," bujuk Namjoon pada anak gadisnya yang ngambek gara-gara baju-bajunya yang akan dilaundry dibuang Soobin padahal baju-bajunya masih ia gunakan.

Yang paling buat kesal Minju, ada baju baru yang sama sekali belum dipakai Minju yang ikut kebuang. Sialnya juga Soobin membuang semua baju Minju itu langsung ke tukang sampahnya jadi tidak sempat Minju menyelamatkan semua pakaiannya.

"Sana sendiri aku gak mau," balas Minju dengan wajah cemberut.

"Dih apaan gitu doang ngambek. Gue juga nggak sengaja, lu juga udah tau masih dipake tapi ditaro di luar rumah," kata Soobin.

"Soalnya itu mau gue laundry! Lu kalo ngga tau tanya dulu jangan asal buang-buang aja!" bentak Minju.

"Harusnya jangan lu taro di depan pager dong kalo emang itu masih dipake. Ini malah digletakin gitu aja. Gue juga ngga tau kalo itu masih dipake!" sanggah Soobin.

"Soobin masuk kamar, Soobin renungin diri Soobin," kata Namjoon.

"Apa sih Yah belain dia terus! Soobin gak salah yah, Minju yang ceroboh!" kekeuh Soobin.

Hentakan kaki Soobin yang terdengar di tiap langkahnya menandakan betapa kesalnya dia. Minju yang melihat tingkah kakaknya itu pun malah makin kesal karena harusnya dia yang marah sekarang ini bukannya Soobin. Suara mereka yang keras pun menganggu Jungyeon yang tengah membereskan kamarnya, wanita itu sampai harus pergi mengecek ke lantai bawah.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang