Persiapan bukber di rumah Hwall sudah lengkap. Meski menurut Jihyo ini acara kecil-kecilan, tapi dilihat dari sajian makanan dan penataan ruangan malah kesannya mewah. Ini acaranya bener-bener pas malam takbiran. Biar kata mepet banget acaranya, tapi ternyata satu kelas ikut semua. Beruntungnya mbak Eni sempat bantu-bantu sebentar sebelum akhirnya beliau sendiri meliburkan diri untuk keperluan mudik lebaran. Lagipula kampung halaman mbak Eni tak jauh dari tempatnya tinggal, jaraknya hanya sekitar satu jam jadi mbak Eni tidak terlalu khawatir akan gagal mudik.
"Hwall ini bilang ke temen kamu yah, maaf Mami sediainnya piring sekali pakai soalnya gak ada yang bantuin beberes," kata Jihyo.
"Okey. Tapi Hwall mau bilang kalo Mami males nyuci piring," goda Hwall.
"Awas aja bilang gitu, sekalian Mami bungkus kamu pake kresek biar sekalian dibuang sama sampah," kata Jihyo.
"Anak sendiri lho Mi."
"Biar aja."
●●●●●●●●●●●●●🐳
Antrean panjang terjadi di sebuah resto cepat saji. Dua di antara orang-orang di sana adalah Yuna dan Yejin. Sudah 10 menit lamanya mereka berdiri setelah bergantian antre dengan Nako dan Yeji yang sudah lebih dulu. Padahal kurang 10 menit lagi hampir waktunya buka puasa tapi mereka belum dapat makanan apapun.
"Antrian berikutnya."
Yuna langsung mengucap syukur karena sudah tiba gilirannya. Ia langsung menyebutkan semua pesanan temannya satu persatu. Yuna menyebutkan pesanan makanan, sementara Yejin menyebutkan pesanan minuman mereka. Setelah memastikan pesanan benar, Yejin membayarkan pesanan mereka. Barulah mereka kembali ke meja duduk.
"Ada semua pesenannya? Sini duduk," kata Yeji.
"Ada, tinggal kita tungguin. Sorry yah lama, rame banget. Keknya kita bukanya juga agak telat," kata Yejin.
"Beli minum di luar dulu gimana? Buat ganjel perut, nanti gantian sholatnya sambil nungguin makanan," usul Nako.
"Dimana? Emang ada Ko?" tanya Yuna.
"Ada di depan tadi."
"Yaudah beli dulu di sana, gue tunggu di sini sendirian gak papa. Soalnya kalo ditinggal nanti ditempatin orang," kata Yeji.
"Gak papa seriusan?" tanya Yuna.
"Iya, lagian gue gak puasa ini kok. Masih kenyang tadi makan roti," kata Yeji.
"Yaudah kalo gitu kita cari minum bentar yah, nanti kita langsung ke sini kok. Bodo amat gak boleh bawa makanan dari luar, orang kelamaan di sini," kata Yejin.
"Iya sana keburu rame tuh tempatnya."
●●●●●●●●●●●●●🐳
Setelah adzan maghrib tadi memang takbir dikumandangkan di masjid komplek. Dilanjutkan setelah ba'da isya warga melakukan takbir keliling sambil membagikan zakat ke warga yang kurang mampu di sekeliling tempat tinggal mereka. Warga di komplek ini bersyukur sekali bisa tinggal di lingkungan yang penduduknya memiliki toleransi yang tinggi antar umat beragama. Mereka tak perlu khawatir jika ada warga yang terganggu dengan hari raya idul fitri.
"Pak Taeyong habis ini masih jauh bagi-baginya?" tanya Yeonwoo.
"Enggak, bentar lagi Woo. Ini juga udah mau abis berasnya. Capek yah?"
"Enggak Pak. Seru bisa jalan-jalan," kata Yeonwoo.
"Tadi gak usah ikut aja, kan di masjid juga rame pada takbiran. Malah ikut yang keliling."
"Biar ikut jalan-jalan Pak Taeyong, soalnya kita belum pernah. Ya kan Yeonwoo?" ujar Naeun yang diangguki Yeonwoo.
"Yaudah sabar yah, bentar lagi nyampe."
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
FanfictionCerita keseharian tentang pemukim umum. Beberapa tingkah dari mereka ada yang minim akhlak sampai ada juga yang akhlaknya eobseo. Wanna know it? Let's check this pandora! Bahasa : Formal/Non Formal Update : Jarang Universe : AU Gambar hanya sebagai...