3. Bertemu Orang Itu

168 13 0
                                    

Airani menatap kumpulan baju yang akan dia kenakan besok untuk bertemu seseorang yang mengirimkan email padanya. Dia menggaruk kepalanya dan memilih salah satu baju yang dinilai cukup bagus dikenakan. Dia harus berusaha tampil rapi agar menjadi seseorang yang bisa diajak untuk bekerja sama. Dia sangat ingin memiliki penghasilan lain selain menjaga minimarket. Yang dia bisa lakukan adalah menyombongkan tulisannya.

"Oke, aku harus semangat!"

💌💌💌

Airani membenarkan rambutnya dan terus menatap cermin. Dia begitu gugup menunggu seseorang yang akan datang menemuinya nanti. Dia tidak tahu siapa orang itu, di profilnya juga tidak tersedia apapun selain tangan seseorang. Airani mengetik sesuatu di handphonenya.

Airani
Saya sudah sampai, kak. Ini saya pakai baju biru.

Kak Sastra
Oh iya, saya juga baru sampai. Sepertinya saya lihat kamu.

Airani menatap sekeliling, jantungnya berdetak sangat cepat sesaat seseorang tersenyum padanya. Matanya membulat dan melihat lagi pesan dari seseorang yang bernama Sastra.

"Airani kan?"

"I-iya, i-tu... Kak Sastra itu... Kak Sadam?"

"Oh kamu tahu nama saya?" Sadam duduk di depan Airani.

"I-iya! Saya tahu kakak dari komik kakak."

"Kamu ikutin komik saya?"

"Iya!"

"Saya jadi minta maaf sama kamu. Nama saya memang Sadam tapi kalau lagi kerja gini saya pakai nama Sastra. Tapi kalau kamu udah tahu, panggil Sadam aja."

"Iya, kak!" Airani menunduk malu.

Tidak mungkin dia berani memanggil Sadam dengan sebutan nama saja. Bahkan dia baru saja mendapatkan sebuah hadiah yang luar biasa dari yang di atas. Bagaimana bisa Sadam mengirimkan email padanya? Hati Airani tidak siap untuk tahu bahwa dia akan melakukan kerja sama dengan seseorang yang dia sangat kagumi. Sadam juga terlihat begitu tampan dari jarak sedekat ini. Airani terus menunduk malu, dia tidak kuat berlama-lama di tempat ini. Dia tidak tahu harus berbicara apa.

"Kita bicara santai aja ya? Saya itu baru kali ini kerja sama sama orang. Jadi kikuk aja ngomong."

"Saya juga!"

"Sebelum kita bahas kerjasama kita. Kalau boleh tahu kamu usia berapa?"

"25 tahun kak!"

"Oh, saya 28! Tapi kamu kelihatan muda banget, saya kira kamu baru 20 an."

"Iya, banyak yang kira gitu. Hmm... Kak, kalau boleh tahu juga, kenapa Kak Sadam tertarik sama karya saya? Padahal saya bukan penulis hebat, saya juga nggak punya banyak penggemar."

"Saya suka cerita kamu The Witch. Saya emang lagi cari cerita baru buat projek. Coba lihat ini!" Sadam menunjukkan sebuah pengumuman di platform komik onlinenya.

Airani membacanya perlahan dan matanya tertuju pada sebuah nominal uang yang tidak sedikit. Napasnya memburu tahu ini adalah sebuah ajang kompetisi dengan hadiah yang cukup fantastis.

"Saya mau ikut event ini. Lumayan buat uji skill saya. Kebetulan saya tertarik sama cerita kamu itu, ceritanya buat saya jadi yakin mau ikut event ini. Kalau kamu tertarik, kita bisa berjuang bersama buat tiga episode pertama. Kalau menang saya bakal adil bagi hadiah ke kamu, jika kalah pun. Saya bakal kasih kamu fee."

"Mau kak!" Tanpa berpikir panjang Airani mengangguk setuju. Asalkan ada uang apapun akan dia lakukan.

Terutama karena kalah atau menang dia akan mendapatkan upah. Sadam tersenyum penuh arti, dia mengangguk dan menjulurkan tangannya.

"Jadi, kita sepakat ya?"

"Hmm..." Airani menjabat tangan Sadam dengan wajah begitu merah.

Dia akan berkerja sama dengan Sadam! Sadam! Sadam!

💌💌💌

"Mbak!" Airani membuka pintu Indojuni dengan begitu keras.

Beruntung dia memiliki shift malam sehingga dia tidak perlu repot-repot meminta libur yang jarang diberikan. Airani tersenyum dan berlari memeluk Laras yang baru saja melayani pelanggan.

"Kenapa?"

"Mbak, aku... Aku ketemu Kak Sadam!"

"Hah... Apa?"

"Iya kemarin aku dapat email dari orang buat kerja sama sama dia. Tapi ternyata itu Kak Sadam! Arghttt... Aku ketemu Kak Sadam. Terus kita makan, jabat tangan, pokoknya... Arghttt... Aku seneng banget!!!"

Mungkin inilah keberuntungan yang tidak pernah dia ketahui selama ini. Selama hidupnya yang tidak pernah beruntung, dia mendapatkan kesempatan yang begitu hebat. Bertemu dengan idolanya dan mendapatkan kesempatan untuk berbicara banyak. Airani yakin, nasibnya akan berubah 180° mulai sekarang.

"Hmm... Kok bisa?"

"Aku punya cerita terus Kak Sadam mau jadiin cerita aku ke komiknya. Jadi aku mau-mau aja! Aku seneng banget!!! Besok kita juga mau ketemu lagi bahas banyak hal. Gimana ya mbak? Besok, kalau kita gantian lagi gimana?"

"Boleh juga! Tapi, jangan keseringan, emang lo punya cerita apa?"

"Cerita tentang penyihir terus jatuh cinta sama prajurit!"

"Oh... Bagus deh! Kalau sukses jangan lupa sama gue! Ganti sana. Ini shift lo, gue mau pulang. Anak gue nunggu di rumah ini!"

"Iya!" Airani tersenyum senang.

Dia akan lebih bersemangat menjalani hidupnya yang begitu membosankan ini. Bahkan jika perlu dia akan terus berdoa agar jalannya sukses layaknya jalan tol. Biarpun dia tidak tahu apakah ceritanya akan berhasil atau tidak, tapi dia ingin lebih dekat dengan Sadam semata. Airani menutup wajahnya yang memerah, besok dia harus memakai baju apa?

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang