13. Makan Siang

80 12 0
                                    

"Hahaha..."

"Kak Sadam diam! Saya baru pertama kali lho presentasi." Airani membuang wajahnya yang memerah.

"Ya Dam! Jangan gangguin Airani! Kamu nggak tahu ya seberapa takutnya dia tadi di atas panggung? Hah?" Tanya Rania kesal pada Sadam.

"Maaf! Tapi tadi lucu banget pas Airani bilang kata-kata terakhir." Sadam menutup mulutnya lagi.

Airani hanya bisa menahan malu, dia memang membuat kesalahan diakhir. Bukannya mengucapkan salam penutup tapi dia membaca salam pembuka lagi. Bukan hanya itu dia pun menjatuhkan mic karena saking takutnya. Walaupun kata Sadam dan Rania tidak apa-apa tapi dia sudah membuat kesalahan cukup banyak di atas tadi. Semua orang juga tertawa keras sampai Dhira ikut tertawa menyaksikan kebodohannya.

"Permisi dengan Mbak Airani ya?" Tanya seorang OB menghampiri mereka.

"Iya saya? Ada apa ya mas?"

"Ini untuk mbak!" OB itu menyerahkan bingkisan untuk Airani.

"Apa ini?"

"Tadi ada ojek online yang datang antar ini mbak! Katanya ada pesenan dari Mbak Airani. Saya permisi ya mbak!" OB itu pergi meninggalkan sejuta pertanyaan untuk Airani.

Dia tidak pernah memesan sesuatu. Tapi dari siapa makanan ini? Airani menggaruk dagunya dan membuka bingkisan makanan entah dari siapa. Tidak mungkin dari Laras kan?

"Kamu lapar?" Tanya Rania.

"Nggak mbak! Saya juga nggak pesen apa-apa. Ini dari siapa ya?"

"Hah? Bukan kamu?" Tanya Sadam melihat bingkisan makanan.

"Ada tulisannya!" Rania mengambil kertas dan membacanya.

"Apa mbak?"

"Buat Airani, semangat ya! Dari fans kamu! Lho kok dia tahu kamu disini! Aneh banget! Sadam periksa makanannya!" Pinta Rania.

Siapa tahu makanan itu dari orang aneh yang mengaku-aku sebagai fans Airani. Sadam langsung mengambil bingkisan makanan dan melihat semuanya. Tapi detik berikutnya dia menggelengkan kepalanya. Ini masih baru dan tersegel. Ada juga nota dari rumah makan yang dipesan. Sadam juga tahu restoran ini. Dia sering datang dulu bersama keluarganya.

"Nggak mungkin kalau ini dari orang aneh! Ini dari restaurannya langsung. Ada tandanya juga! Ini memang buat Airani!"

"Saya kak? Tapi ini apa?" Tanya Airani bingung dengan makanannya sendiri.

"Steak!"

"Hah?"

"Yah... Itu steak!"

Airani melihat makanannya begitu horor, fans apa yang mengiriminya steak bahkan dari restaurannya langsung? Siapa fans nya ini? Seberapa kaya dia? Tapi bagaimana bisa dia tahu Airani di kantor komik online? Apakah dari sosmednya? Mungkin saja. Tapi apakah dia bisa memakannya? Jujur saja, Airani lapar tujuh turunan karena pagi ini dia juga lupa sarapan.

"Kamu mau makan Ran? Makan aja, kayaknya ini aman terkendali deh! Mahal juga nih! Fans kamu royal banget! Jadi iri!" Rania tertawa melihat kotak makanan yang begitu mahal terlihat.

"Ini nggak apa-apa saya makan?" Tanya Airani pada mereka.

"Makan aja! Kalau kamu mau makan di sana ya! Itu tempat istirahat orang-orang disini!" Tunjuk Sadam pada pintu di ujung.

"Oh gitu! Mbak Rania sama Kak Sadam gimana?" Tanya Airani tidak enak hati.

"Kita? Hmm... Sushi lagi yuk! Kayanya gue lihat ada tempat sushi di depan!" Ajak Rania.

"Oke! Disana juga enak! Kita ke tempat sushi, kamu mau ikut?"

Airani menggelengkan kepalanya cepat, dia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi untuk masuk ke rumah sakit. Lebih baik makan dari fans nya ini saja yang pasti matang.

"Kalau gitu kita pergi dulu ke sana! Nanti kita balik lagi kesini!" Sadam tersenyum dan menarik Rania pergi.

"Hati-hati makanannya! Kalau ada apa-apa telpon aja!" Teriak Rania melambaikan tangannya.

"Iya!" Airani mengangguk kecil.

Hati kecilnya tidak begitu rela mereka pergi bersama tapi dia juga tidak mau membuat tubuhnya sakit lagi. Airani tersenyum dan membawa makanannya pergi. Makan siang kali ini adalah makan siang termewah untuknya. Sepertinya dia harus berterima kasih lagi kepada fansnya. Mungkin cukup kali ini saja dia menerima makanan dari orang asing. Dia juga takut jika menerima makanan dari entah siapa. Mungkin saja makanan itu dibuat aneh-aneh. Tapi kali ini dia ingin memakannya.

Airani meneguk ludahnya melihat makanan yang begitu menggiurkan. Ini memang steak! Bahkan ada pisau juga garpu. Sangat-sangat mahal!

"Masa aku punya fans yang kayak gini? Bilang makasih deh!"

Airani memfoto makanannya dan menulis sesuatu disana.

Terima kasih untuk seseorang yang kirimin saya makanan ini. Saya senang dapat perhatian seperti ini. Tapi saya mohon kedepannya tidak perlu lagi mengirimi saya makanan. Saya belum bisa balas apa-apa selain terima kasih. Buat siapapun kamu, saya hanya bisa berdoa supaya kamu dilancarakan dalam rezekinya, urusannya, lalu semuanya. Semoga hari kamu juga selalu bahagia. Sekali lagi terima kasih orang baik!

💌💌💌

"Siapa fans lo sih?" Tanya Laras membawa paket untuk Airani.

"Ini apa mbak?"

"Ini buat lo tuh! Coba buka! Tapi gue takut jangan-jangan bom lagi!"

Airani mundur melihat peket didepannya. Tidak mungkin itu bom kan? Masa bom? Siapa yang mengiriminya paket? Laras membukanya pelan-pelan sampai dia menemukan sesuatu di dalam. Sebuah kotak! Kotak sepatu!

"Gila! Siapa yang beliin lo sepatu mahal ini?" Tanya Laras menunjukkan sepatu putih bermerek terkenal.

"Hah? Dari siapa? Coba lihat pengirimnya!"

"Iya-iya! Dari fans kamu! Lha nggak ada namanya cuma ini, alamatnya juga dari store nya. Nomernya juga nggak ada! Gila! Siapa yang kasih ini?" Tanya Laras geleng-geleng kepala.

Airani terdiam memikirkan semuanya, beberapa hari yang lalu dia dapat makanan mahal dan sekarang dia dapat sepatu mahal. Sudah pasti mereka orang yang sama! Tidak mungkin mereka beda orang. Tapi bagaimana caranya dia tahu alamat tempatnya bekerja? Apakah dia benar-benar fans nya atau seorang penguntit?! Airani menggelengkan kepalanya cepat. Tidak mungkin! Dia pasti hanya fans yang tahu tentangnya saja. Toh juga banyak yang minta foto dirinya datang ke minimarket ini.

"Aneh-aneh juga! Mending lo bilang sama fans lo. Jangan kirim-kirim hadiah lagi! Malah bikin takut kalau kayak gini! Nanti bisa-bisa dia kirim aneh-aneh lagi! Cepat bilang!" Laras mengambil sepatu dan melihatnya seksama.

"Iya mbak!" Dia memang harus menghentikan semuanya.

Dia senang tapi ini terlalu mahal untuknya. Airani tidak mau terbebani dengan hadiah yang dia terima.

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang