25. Potong Rambut

114 13 0
                                    

"Udah di hapus kan?" Tanya Airani.

"Udah. Saya juga bilang kalau kamu teman kerja saya buat komik. Lumayan mereka bakalan baca sama vote."

Airani tersenyum puas, akhirnya masalah insta story berhasil diatasi. Dia takut untuk membuat masalah baru nantinya. Bisa-bisa dia dihujat karena tiba-tiba masuk ke dalam story Rimba Studio. Airani memilihkan potongan rambut untuk Diptha. Dia menganggukkan kepalanya, pasti potongan rambut ala korea ini tidak cocok untuk Diptha yang punya wajah galak. Dia yakin!

"Ini aja mas! Tolong potongin dia sama persis sama ini!" Pinta Airani.

"Oke!"

"Kalau kamu bosen, kamu pesen aja makanan lewat hp saya. Tolong nanti beritahu saya kalau ada yang telpon atau hubungin saya." Diptha menyerahkan handphonenya pada Airani.

"Siap! Nggak di kunci kan?" Tanya Airani.

"Nggak!"

Dia tidak mungkin bosan menunggu, dia akan melihat bagaimana Diptha akan mendapatkan potongan rambut buruknya. Dia tidak sabar untuk itu. Pasti Diptha akan marah nanti tapi dia cukup puas melihat bagaimana wajah murung Diptha. Itu salahnya karena percaya padanya. Airani duduk dan tersenyum setiap kali rambut Diptha terpotong.

Tunggu saja!

💌💌💌

"Ai! Ai! Bangun Ai!"

"Ughh..." Airani mengusap matanya dan melihat seseorang yang menepuk pundaknya beberapa kali.

"Saya udah selesai. Kenapa malah tidur disini?" Tanya Diptha mengambil handphonenya dan memeriksa pesan masuk.

"Hoamm... Udah selesai?" Airani mengerjapkan matanya dan melotot melihat tampilan baru Diptha.

Ini sungguh Diptha yang itu?

Kenapa wajahnya jauh lebih muda apalagi potongan rambutnya sekarang. Airani membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak akan percaya akan semua yang terjadi. Tidak mungkin. Di depannya tidak mungkin Diptha!

Dia pasti salah orang!

Kenapa Diptha berubah menjadi laki-laki super tampan seperti ini?

"Mas Diptha?"

"Iya? Kamu masih ngantuk? Kita cari makan yuk ke tempat lain."

"Mas Diptha?"

"Apa Ai?"

"Kok jadi kayak gini?" Teriak Airani syok berat.

Bukan ini yang dia harapkan, Diptha sangat cocok dengan gaya ini. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Tidak bisa. Pasti tukang potong rambutnya salah. Airani menatap Diptha yang begitu tampan dimatanya. Buru-buru dia memalingkan wajahnya sebelum terjebak pesona Diptha.

Sepertinya dia harus meminta Diptha potong rambut lagi.

"Cocok kan? Pilihan kamu bagus, saya juga suka. Kelihatan baru umur 20 an kan?"

"Hmm... I-iya!"

"Mau makan apa?"

"Terserah!"

"Atau ke mall aja sekalian saya mau beli baju mumpung ada kamu. Siapa tahu kamu pilihin saya baju bagus."

"Terserah!"

"Kamu kenapa sih Ai?"

"Mas Diptha nyebelin!" Airani menghentak-hentakkan kakinya dan berjalan cepat keluar dari tempat potong rambut.

Diptha menggaruk kepalanya dan merasakan sensasi lain setelah dia potong rambut sependek ini. Bagi orang ini mungkin masih panjang, tapi bagi Diptha ini pertama kalinya dia potong pendek setelah bertahun-tahun rambutnya panjang. Diptha tersenyum melihat Airani yang berjalan menuju mobilnya.

"Pacarnya kenapa mas?"

"Biasa mas! Ngambek!"

💌💌💌

"Ada apa?"

"Nggak! Mau kayak gimana bajunya? Kaos atau kemeja? Atau apa?" Tanya Airani masih kesal sendiri dengan pilihannya.

Tahu begitu dia pilih saja potongan rambut botak. Sekalian untuk Diptha jadi calon TNI. Diptha melihat kesana-kemari dan menjatuhkan pandangannya kepada Airani.

"Sebagai rasa terima kasih saya. Kamu bisa pilih baju juga! Sebenarnya saya nggak pernah potong rambut pendek Ai setelah kuliah. Ini pertama kalinya rambut saya pendek lagi. Nggak buruk juga, kepala saya jadi enteng sekarang berkat saran kamu!"

"Nggak pernah potong?"

"Ya paling pendek mungkin sebahu!"

"Wow! Saya baru tahu. Beneran bisa pilih apa aja, mahal lho mas!"

"Pilih aja tapi tolong pilihin saya juga. Di rumah baju saya hitam semua, bunda saya sampai marah-marah lihat lemari saya."

"Mas Diptha suka warna hitam ya? Gimana kalah warna-warna earth? Kayaknya cocok! Tunggu sebentar, mumpung saya lagi baik hati hari ini sama Mas Diptha!" Airani berjalan menuju kaos dan kemeja.

Tidak ada salahnya memilihkan baju untuk Diptha juga dirinya. Mumpung gratis juga. Airani tersenyum memilih barangnya sendiri. Hoodie saja cukup untuknya. Untuk Diptha dia memilih cukup banyak baju yang terlihat lebih berwarna tapi masih dalam warna-warna kalem. Yang paling penting adalah kaos putih! Airani tersenyum dan membawa semua barang ke arah Diptha yang sibuk dengan handphonenya.

"Mas! Cobain semuanya!"

"Kita bayar aja langsung!"

"Hah? Nggak dicoba-coba? Saya nggak tahu ukurannya Mas Diptha lho! Kalau kekecilan gimana?"

"Ukurannya apa?"

"XL!"

"Pas! Ayo bayar!"

"Hah? Kalau kebesaran?"

"Saya suka baju longgar!"

"Kalau modelnya? Siapa tahu Mas Diptha nggak suka!"

"Saya pasti suka kok!"

Airani syok berat untuk kedua kalinya. Diptha memang aneh, orang-orang pasti mencobanya lebih dulu! Tapi kenapa Diptha membeli semuanya? Kenapa? Airani menatap baju demi baju yang dimasukkan ke dalam kantung belanja. Apakah Diptha yakin akan membayar semuanya?

Semuanya?

"Kamu cuma ini?" Tunjuk Diptha pada hoodie biru.

"Hmm! Saya cuma butuh itu!"

"Nggak mau beli yang lain?"

"Nggak! Ini aja! Saya di kos juga banyak baju, nanti ribet kalau pindahan!"

"Kamu mau pindah kos?" Tanya Diptha membayar semua belanjanya.

"Iya, saya sih maunya dekat sama tempat kerjanya Mas Diptha. Kita kan bakalan sering ketemu, saya capek kalau jauh. Makanya saya mau kos di dekat gitu. Ada nggak mas? Yang jalan kaki bisa!"

"Nanti saya cari tahu. Ayo!" Diptha membawa semua belanjanya.

Airani menatap Diptha yang membawa seluruh kantung belanja tidak terkecuali miliknya. Dia tersenyum dan menarik beberapa kantung belanja.

"Habis ini kita makan ya mas! Saya traktir!"

"Hmm?"

"Hari ini sebenarnya ulang tahun saya, saya mau traktir Mas Diptha makan! Ayo mas!" Airani tersenyum senang.

Hari ini memang ulang tahunnya, dia menampilkan deretan giginya. Rencananya dia ingin bermalas-malasan di kamar seperti tahun kemarin tapi Diptha datang dan membuatnya bergerak untuk pergi. Airani tidak mempersalahkannya lagipula semalam dia sudah diberi hadiah luar biasa. Bertemu band indie kesukaannya.

"Mas Diptha makasih ya!"

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang