46. Keputusan Kalian

86 11 0
                                    

"Hemmm... Enak ya jalan-jalan sama pacar!" Sindir Parta di depan layar besarnya.

"Iya! Enak banget!" Sindir Abbas juga.

Diptha tersenyum dan duduk di kursinya, dia melihat Parta dan Abbas bergantian. Sejak dulu dia juga diperlakukan seperti ini karena jomblo sendiri. Tapi sekarang tidak. Dia sudah memiliki kekasih dan itu Airani. Airani datang dan melihat keributan mereka.

"Kalau mau pacaran ya pacaran aja! Dua hari kemarin pas Mas Diptha sakit, Abbas juga pacaran terus. Parta malah enak-enakan godain suster disana. Apa bedanya?" Tanya Airani memeriksa handphonenya.

Mbak Laras
Jelasin!
Katanya apa kemarin? Takut mbak!
Ini malah mesra banget!
Jadian lo?

Airani
Jadi gini mbak. Mas Diptha udah jelasin ke aku terus ternyata dia emang udah tahu aku sejak dulu. Aku terima penjelasannya terus dia nembak aku. Kita jadian deh!

Mbak Laras
Gampang banget lo omong!
Gue disini takut lo kenapa-kenapa!
Malah gampang jadian sama orang!

Airani
Maaf ya mbak, aku emang suka sama nyaman sama Mas Diptha.
Ternyata di juga suka sama aku.
Makasih ya mbak udah khawatir sama aku.

Mbak Laras
Iya deh! Gue ikut seneng lo jadian juga sama orang nggak ingat-ingat sama Sadam lagi.
Selamat ya Ran! Akhirnya lo punya pacar juga!

Airani
Iya mbak makasih!

"Gitu? Ternyata Mbak Airani mau balas dendam?" Tanya Parta.

"Nggak! Punya dendam itu nggak baik!" Jawab Airani.

"Gue mau telpon pacar gue! Gantian!" Abbas menyingkir dan menelpon seseorang yang tentu saja pacarnya.

"Sana Par kalau mau pacaran juga!" Usir Airani.

Parta menghembuskan nafasnya panjang. Kenapa sekarang dia sendiri yang tidak memiliki pacar? Apakah ini karmanya yang sering mengejek Diptha? Mungkin dia harus mencari pacar agar tidak jomblo sendiri.

💌💌💌

Airani mengambil telur dan membuat telur dadar untuk menu sarapan. Hari ini dia harus bertemu dengan seseorang. Dia sudah menyelesaikan novelnya, Kalil pasti akan sangat terkejut membaca emailnya. Dia hanya perlu menunggu respon laki-laki itu.

"Buat apa?" Diptha memeluk tubuh Airani dari belakang.

"Telur aja! Terus sayur biar sehat." Airani sudah terbiasa akan kelakuan Diptha jika mereka hanya berdua. Jika Diptha sudah ingin menciumnya, Airani akan langsung menutup mulutnya. Dia juga terbiasa akan hal itu. Dia tidak akan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.

"Aku lapar!"

"Sabar ya!"

"Dhira mau lahiran. Kalau nggak besok ya nanti malam lahirannya."

"Udah lahiran aja!"

"Nggak tahu kayaknya anaknya nggak sabaran. Kayak aku yang nggak sabar nikah sama kamu. Kita udah cocok Ai kayak gini. Udah latihan jadi suami istri." Bisik Diptha.

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang