27. Semburat Jingga

89 13 0
                                    

"Ini dua minggu lho Ai! Kamu masih marah sama saya?"

"Kan udah saya bilang! Kenapa buat story sih! Mas Diptha itu suka ya buat story! Lihat nih, followers saya jadi 10 ribu orang. Ini pasti orang kepo. Mas Diptha kenapa nyebelin banget sih! Itu lagi potong rambut juga! Baju juga! Kenapa tag saya?"

"Ya kan kamu yang pilih."

"Mas Diptha! Saya di DM fans Mas Diptha lho! Katanya gini, jauh-jauh sama suami saya. Hussh sana. Kamu nggak cantik-cantik amat, pakai pelet ya? Pendek gitu! Cebol! Tuh, banyak! Padahal aku juga cantik standar, pendek juga nggak, Mas Diptha aja yang nggak bisa ambil foto!" Airani mencubit perut Diptha lagi.

Dia marah, kesal, ingin rasanya mengakhiri kerja sama dengan Diptha. Tapi kesempatan langka ini tidak mungkin hadir di hidupnya lagi. Apalagi dia sangat suka style menggambar Diptha. Airani menghela nafas, mungkin karena dia sedang PMS hari ini. Emosian juga tidak terkontrol.

"Cubitan kamu tambah sakit aja Ai! Nggak usah ditanggepin, saya aja nggak kenal sama mereka. Emang kamu kenal?"

"Nggak!"

"Jangan dibawa ke hati, kamu aja nggak kenal mereka. Ketemu juga paling nggak. Buat apa diambil hati. Mereka cuma orang gabut yang suka iri sama orang. Lebih baik kita baikan, saya nggak akan buat story lagi!"

"Bohong!"

"Sekali-kali aja Ai! Saya nggak pernah buat begituan, lagi pengen aja kemarin."

"Kenapa?"

"Pamer rambut sama baju baru!"

"Terus kenapa tag saya? Hah?"

"Biar nggak ada yang tanya siapa yang pilih model rambut saya sama baju saya. Temen-temen saya orangnya kepo, mereka pasti tanya sama saya kenapa saya bisa potong rambut sama beli baju berwarna. Daripada saya jawab satu-satu, sekalian aja jadi satu!"

"Emang ya! Jiwa pamer sama malasnya Mas Diptha itu nyebelin parah. Dasar tukang pamer!" Airani mencubit perut Diptha lagi.

Dia kesal!

Dia ingin memakan orang sekarang!

"Arghttt... Kayaknya perut saya jadi biru nih Ai!"

"Bodo amat! Udah sekarang buka pengumuman aja." Pinta Airani.

"Cewek PMS itu emang galak-galak."

"Nggak usah banyak ngeluh, emangnya Mas Diptha mau sakit perut tiap bulan? Apalagi kalau lagi deres-deresnya. Cowok nggak akan paham! Cepat mas! Sebentar lagi pengumumannya!"

"Iya-iya!" Diptha menganggukkan kepalanya dan membuka hasil pengumuman event.

Kurang 5 menit lagi.

Airani menutup matanya rapat-rapat dan berdoa dalam hati. Semoga mereka masuk tiga besar. Tapi kenapa Intan tidak memberitahunya? Apakah mereka gagal masuk tiga besar? Airani menjadi begitu gugup. Bagaimana jika mereka tidak berhasil? Walau Diptha akan pindah ke tempat komik online lain tapi Airani sangat ingin memenangkan event tahunan ini.

Ada banyak kerja sama yang bisa terjalin dan otomatis dia akan mendapatkan banyak uang. Tapi apakah bisa mereka masuk tiga besar? Tahun ini banyak komik yang sedang naik daun contohnya tema transmigrasi dan Airani juga paham akan hal itu. Beberapa kali juga dia kesulitan menemukan cerita atau novel selain transmigrasi. Dulu mungkin lebih banyak cerita tentang CEO atau anak sekolah badboy tapi dunia terus berputar. Akan terjadi trend yang tidak bisa diprediksi.

"Kurang 1 menit lagi!" Bisik Diptha.

"Satu menit? Hah! Kenapa saya masih kayak dulu ya? Jantungan!" Airani memegangi dadanya.

"30 detik lagi!"

"Mas! Mas!" Teriak Airani menatap angka kian menipis.

15 detik.

9 detik.

3 detik.

1 detik...

Airani menggigit bibirnya melihat hasil pengumuman yang tertera. Dia menghela nafasnya saat tahu The Capten berada di peringkat ke empat.

"Nomer empat! Maaf ya Mas Diptha! Kita cuma nomer empat!" Keluh Airani.

"Ini udah bagus! Selamat ya!" Diptha mengusap kepala Airani.

"Nggak apa-apa?" Tanya Airani pada Diptha.

Padahal mereka berharap bisa masuk ketiga besar dan mendapatkan uang tunai cukup banyak. Tapi apa boleh buat. Mereka hanya nomer empat. Tempat yang begitu tipis dengan nomer tiga.

"Udah bagus Ai! Ini juga pertama kalinya saya ikut! Awalnya saya kira nggak akan bisa masuk 10 besar, tapi ini malah 4 besar. Kita harus bersyukur Ai! Ada banyak illustrator yang ikut event ini. Mereka juga punya cerita bagus, gambar bagus, buat apa saya sedih? Jadi jangan sedih! Kita sudah berusaha untuk ini!"

"Hah... Oke. Asalkan Mas Diptha nggak apa-apa saya juga. Kita harus rayakan ini! Nomer empat juga nggak buruk amat. Gimana kalau ke cafe Mas Diptha lagi?"

"Kesana lagi? Nggak bosan? Saya bosan Ai!"

"Terus kemana? Masa di mobil ini terus? Kemana kek! Mas Diptha punya nggak tempat bagus?"

"Hmm... Oke! Kesana aja, ada cafe bagus juga."

"Les't go!!!"

💌💌💌

"Punya siapa ini?"

"Dhira! Dia juga buat cafe temanya Cat and Me!"

"Arghttt... Saya mau masuk!" Airani berlari cepat ke dalam cafe yang terlihat begitu lucu.

Dia melompat-lompat melihat dekorasi khas kucing juga karakter komik di Cat and Me. Kenapa dia baru tahu tempat ini? Dhira juga tidak memberitahunya. Airani berlari dan menemukan gambar si hitam kesukaannya yang begitu besar terpampang.

Dia akan membeli merchandise dari si hitam. Semuanya! Makanan, minuman, aksesoris, dia akan membelinya!

"Mas Diptha! Sini! Fotoin!"

"Sabar Ai! Kita pesen dulu!"

"Saya mau semua makanan tema si hitam! Minuman juga! Semuanya!" Airani tersenyum puas.

Biarlah mereka nomer empat yang penting adalah dia sudah tahu cafe Dhira ini. Airani memeluk patung si hitam begitu erat. Apakah dia bisa membawanya pulang?

"Saya pesen dulu! Yakin habis?"

"Nanti bisa bungkus!" Airani menahan tawanya bisa memeluk si hitam.

Harusnya disini juga ada kucing! Tapi sepertinya tidak ada. Sayang sekali. Mungkin dia akan memberitahu Dhira untuk menambahkan kucing asli. Pasti banyak orang yang ingin pergi ke tempat ini.

"Aku bisa beli ini nggak ya? Kayaknya muat di kamar."

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang