"Lo nangis? Kenapa mata lo kayak gitu?" Tunjuk Laras pada mata Airani.
"Ohh... Nggak! Semalam aku nonton film sedih mbak! Judulnya cintaku yang kandas."
"Emang ada?"
"Ada! Film Thailand!"
"Ngawur! Kenapa? Ada apa?" Tanya Laras.
Airani menggelengkan kepalanya tidak mau menjawab apapun. Cintanya memang kandas. Dia menghela nafas dan mulai bekerja menata makanan di rak. Jika Laras tahu tentang Sadam dan Rania mungkin Laras akan membuatnya berkenalan dengan laki-laki lain tapi bagi Airani, dia tidak bisa melakukannya. Tentu saja karena hatinya masih ada Sadam. Dia memang tidak bisa berharap hanya saja dia masih mencintai Sadam.
Apakah Rania menerima Sadam? Bisakah Airani berharap tidak?
Tringgg...
Kak Sadam
Ran!
Rania terima saya!
Makasih atas saran kamu semalam, dia suka bunga yang saya kasih!Degggg....
Ternyata harapannya tidak pernah terwujud.
Airani
Selamat Kak!
Ya ampun saya nggak sangka kalian bakal jadian!
Jangan lupa traktirannya ya kak!Kak Sadam
Nanti malam ya Ran!
Nanti saya jemput sama Rania."Selamat ya kak! Selamat!"
Airani menunduk dan menutup mulutnya agar Laras tidak mendengar apapun darinya. Dia tidak bisa berharap lagi kepada seseorang yang telah memiliki kekasih.
"Hiskk..."
💌💌💌
"Lihat ini Ran! Saya nggak tahu kalau dia siapin cincin juga! Aneh banget kenapa kamu jadi romantis gini?" Tanya Rania pada Sadam.
Airani memperhatikan cincin ditangan Rania yang begitu cantik dan indah. Terpasang sempurna disana begitu juga dengan Sadam. Apakah itu cincin pasangan? Airani tersenyum dan melihat Sadam yang begitu salah tingkah.
"Yah aku siapinnya dadakan, kamu suka kan?"
"Suka! Makasih ya sayang!" Rania mencubit pipi Sadam.
"Sama-sama! Ayo Ran dimakan! Kamu mau pesen apalagi saya pesenkan!"
"Ini aja kak!" Airani mengambil sushi dan memakannya pelan.
Dengan ini dia tidak mungkin menangis tepat di depan mereka berdua. Airani memakan sushi satu persatu sampai memenuhi mulutnya. Begitu amis dan manis, sepertinya dia akan menyukai sushi untuk hari ini saja. Dia akan sangat berterima kasih kepada makanan ini yang dapat menutupi rasa sedihnya dengan rasa mual di perutnya. Untuk hari ini saja. Dia ingin memakan semua sushi di meja.
"Kamu suka banget ya Ran?" Tanya Sadam.
"Iya! Enak banget kak! Enak banget!"
💌💌💌
"Hoekkk... Hoekkk..."
Perutnya tidak tahan lagi, dia terlalu banyak makan tadi sampai rasa mual diperutnya tidak tertahankan lagi. Airani bersandar di pintu dan mengusap mulutnya dengan tisu. Bagaimana dia menjalani hari-harinya sekarang dengan Rania dan Sadam yang akan terus terlihat dimatanya? Apakah dia harus segera move on? Mungkin iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Author In Love ( END )
RomanceBagaimana jika seorang penulis amatiran bekerja sama dengan seorang komikus? Kisah manis yang akan menemani kalian semua! 💌💌💌 Ini sekuel dari Toko Kaca!