"Katanya dokter Mas Diptha harus di rawat di rumah sakit dulu. Mungkin sehari atau dua hari. Nggak apa-apa Bun! Saya jagain Mas Diptha disini. Dia juga belum bangun. Tidur. Bukan pingsan. Iya Bun! Iya!"
Tutttt...
Airani masuk ke dalam kamar Diptha dan duduk di dekat Diptha yang tengah tertidur. Dia memegangi tangan Diptha yang bebas tanpa infus ditangannya.
"Mas! Sebenarnya saya mau minta penjelasan kamu tapi kayaknya nggak bisa sekarang. Kenapa bisa sakit sih? Hmm?" Airani merapikan rambut Diptha.
Dia menggenggam tangan Diptha begitu erat. Padahal dia sudah memiliki niat untuk meluruskan semuanya hari ini juga. Tapi dia malah mendapatkan kejutan seperti ini. Memang tidak disangka-sangka.
"Cepat bangun ya mas!"
💌💌💌
"Ran! Ran!"
"Ughhh..."
"Kamu pulang dulu sama Abbas! Biar bunda sama Parta yang jagain Diptha."
Airani mengusap wajahnya dan kepalanya yang sakit. Apakah dia tertidur? Airani melihat wajah Diptha yang masih tertidur. Ternyata Diptha sangat suka untuk tidur. Airani mendongak melihat Bunda Diptha yang datang bersama dua orang.
"Ayo Ran! Kita pulang dulu!" Abbas memperhatikan jam tangannya.
"Iya Bas. Saya pulang dulu ya Bun, Par!"
"Hati-hati!" Parta menganggukkan kepalanya.
"Kamu juga makan ya Ran! Abbas nanti temenin Airani makan dulu. Dia belum makan apapun." Tunjuk Bunda pada Airani.
"Siap!"
Airani menguap dan keluar dari ruangan Diptha di rawat. Seberapa lama dia tidur tadi? Airani melihat jam tangannya yang menunjuk angka 10 malam. Ternyata cukup lama.
"Kita makan di jalan pulang ya Ran!"
"Oke! Atau nanti saya pesen atau buat makanan aja di rumah. Saya mau cepet-cepet pulang."
"Capek ya? Padahal tadi siang dia nggak kenapa-kenapa. Masih bisa maju ambil hadiah."
"Hadiah apa? Mas Diptha menang?"
"Cuma dapat kipas angin!"
"Kamu, Parta, sama Bunda?"
"Zonk!"
"Pfttt..."
Airani menahan tawanya, untung dia tidak ikut tadi. Ternyata kuponnya juga tidak berguna. Pasti dia hanya akan marah-marah jika tidak menang disana tadi. Tapi kipas angin! Diptha memang sangat beruntung. Airani tersenyum dan berjalan bersama Abbas untuk pulang.
"Ran! Ran! Tunggu! Jangan pulang!" Teriak Bunda Diptha keras.
"Bunda?" Airani berbalik dan melihat Bunda Diptha yang berlari begitu terburu-buru.
"Maaf ya Ran! Tolongin bunda lagi. Diptha cariin kamu di dalam. Dia nggak mau diam Ran! Kamu kesana lagi ya!" Pinta Bunda Diptha.
"Mas Diptha udah bangun?"
"Udah! Dia langsung cariin kamu! Bunda bingung harus apa, Parta juga nggak bisa bantu. Kamu lihat Diptha dulu ya!"
Airani menganggukkan kepalanya.
"Airani mana? Suruh kesini!" Teriak Diptha begitu keras sampai keluar ruangan.
"Iya. Nanti kesini!" Parta mencoba menenangkan Diptha.
"Hah... Ada apa? Kenapa cari saya?" Tanya Airani membuka pintu.
Diptha berhenti dan menatap Airani yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Author In Love ( END )
RomanceBagaimana jika seorang penulis amatiran bekerja sama dengan seorang komikus? Kisah manis yang akan menemani kalian semua! 💌💌💌 Ini sekuel dari Toko Kaca!