35. Dari Bali

85 13 0
                                    

"Makasih ya mas! Hati-hati ke cafenya!"

"Iya!"

Airani tersenyum dan masuk ke dalam cafe milik Dhira. Dia melihat sekeliling dan menemukan pasangan suami istri yang melambaikan tangan kepadanya. Airani menghampiri mereka yang sudah lama dia tidak bertemu. Tapi dia merasa ada sesuatu yang berbeda dari Sadam dan Rania. Mereka lumayan menghitam sekarang.

"Kalian sering jemuran di pantai ya?" Tanya Airani.

"Datang-datang kamu ejek kita ya! Apa kabar Ran! Aku nggak sangka kamu jadi tim Rimba Studio!" Rania memeluk Airani.

"Hehehe... Nggak sangka kan! Kabar aku baik! Gimana kabar kalian?"

"Aku sih baik! Sadam yang nggak! Dia sering masuk angin disana!" Rania melihat Sadam yang tersenyum singkat.

"Banyak angin laut!" Bela Sadam.

"Oleh-oleh aku mana nih?" Tanya Airani menengadah tangannya.

"Ini! Kamu cuma mau oleh-oleh kan?" Sadam memberikan kantung belanja berisi banyak hal dari makanan, souvernir, juga pakaian.

Airani tersenyum senang melihat oleh-oleh yang dia terima secara gratis. Dia akan menyimpannya sebaik-baiknya. Apalagi souvernir dari Bali ini. Mungkin suatu hari nanti dia bisa ke tempat itu untuk berliburan. Dia juga mau melihat bagaimana Palau Dewata itu.

"Gimana kerja sama Rimba Studio? Mereka baik-baik kan?" Tanya Rania.

"Iya mbak! Baik!"

"Kapan The Capten rilis? Aku mau nonton episode selanjutnya Ran. Seru banget! Minggu ini kan?" Tanya Sadam.

"Kok tahu?"

"Biasa!"

"Pasti Mbak Intan! Tiga hari lagi, tunggu ya! The Capten akan segera rilis official nya. Ada juga video iklannya. Pokoknya kalian harus lihat, soalnya ada wajah cantik aku. Hehehe..."

"Ada kamu?" Rania menutup mulutnya.

"Iya, Parta yang punya ide. Katanya dia mau tambah follower sama cari pacar jadi buat deh itu."

"Wahhh... Kamu pasti bakalan terkenal Ran! Hahaha... Apalagi sama yang itu! Udah pacaran?" Tanya Sadam.

"Pacaran? Sama siapa?"

"Si Diptha! Ya ampun insta story di sosmednya adanya cuma kamu. Kode tuh Ran!" Rania menyenggol lengan Airani.

"Abbas sama Parta juga kok! Bukan aku sendiri!" Airani mengipasi wajahnya yang begitu panas.

"Cieee... Malu! Kamu suka ya sama dia?" Tanya Rania membuat Airani terdiam lama.

Apakah dia menyukai Diptha? Sejak kapan? Dia tidak merasa menyukai laki-laki itu. Tapi Airani begitu nyaman saat bersama Diptha. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Nggak tahu mbak! Aku nggak tahu!"

💌💌💌

"Mas Diptha?"

"Udah selesai?"

"Mas Diptha nggak ke cafe?" Tanya Airani melihat Diptha bersandar di mobil.

"Maunya ke cafe tadi tapi nggak jadi."

"Kenapa?"

"Parta udah kesana jadi saya nggak jadi pergi. Sekarang mau pulang atau kemana Ai?"

Airani melihat Diptha sejenak, apakah Diptha menunggunya? Tapi bukankah dia sangat lama di dalam tadi. Bahkan dia sempat bingung memilih merchandise si hitam sampai Sadam dan Rania marah kepadanya sangking lamanya.

"Pulang mas. Tapi Mas Diptha sejak tadi disini? Kenapa nggak di dalam?"

"Baru juga datang! Tadi juga saya pergi buat cari barang-barang kantor. Saya pikir kamu juga pasti belum pulang. Jadi saya kesini lagi!"

"Hah?"

"Ran? Belum pulang!" Rania datang bersama Sadam.

Airani mengatupkan mulutnya dan melihat mereka semua bergantian. Pasti Rania dan Sadam berpikiran macam-macam kepadanya. Terlihat dari senyuman Rania yang begitu aneh. Airani menarik tangan Diptha ke arah mereka.

"Mas Diptha! Ini Mbak Rania terus ini Kak Sadam! Mas, mbak, ini Mas Diptha yang punya Rimba Studio!"

"Ohh... Ini!" Rania tersenyum senang.

"Sadam!" Sadam mengulurkan tangannya.

"Diptha!" Diptha menerima singkat dan melepaskannya.

"Ganteng Ran!" Bisik Rania pada Airani.

"Ingat mbak udah punya suami!"

"Masih ingat kok! Kamu cemburu?"

"Nggak!" Airani menggeleng kepalanya cepat-cepat.

Untuk apa dia cemburu? Dia hanya mengatakan bahwa Rania sudah memiliki Sadam yang juga tampan. Untuk apa lagi melirik laki-laki lain?

"Saya kaget waktu Rimba Studio kerja sama sama Airani. Saya nggak sangka. Beruntung banget kamu Ran!" Rania tersenyum melihat Diptha.

"Saya yang nggak sangka Airani mau kerja sama sama saya! Soalnya awal-awal saya pakai akun lain. Tapi ternyata dia mau kerja sama. Saya yang beruntung bisa jalin kerja sama ini." Diptha tersenyum dan melirik Sadam sebentar.

"Makanya nggak usah bohong! Mas, kak, saya pulang dulu ya! Makasih buat hari ini sama oleh-olehnya!"

"Jangan lupa baju nya pakai! Aku yang pilih!" Bisik Rania.

Airani menatap Rania penuh rasa kecurigaan. Entah kenapa Rania memang mencurigakan. Dia melihat ke dalam kantung belanja sebentar. Ini bukan baju haram kan?

"Hati-hati ya Ran!" Sadam tersenyum pada Airani.

"Iya kak! Kak Sadam sama Mbak Rania hati-hati juga ya! Besok kita ketemu lagi! Dahhh..." Airani melambaikan tangannya dan mendorong tubuh Diptha pergi.

"Mau pulang setelah ini?" Tanya Diptha.

"Emang mau kemana?"

"Temenin saya makan ya!"

"Makan dimana?"

"Ada! Ikut aja!"

"Hah! Oke deh!" Airani masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangannya pada Sadam juga Rania.

"Mas Diptha jagain teman saya ya! Orangnya nggak peka tapi dia itu manis anaknya!" Teriak Rania membuat Airani mendelik.

Siapa yang tidak peka? Airani menutup wajahnya dan menoleh ke Diptha yang hanya menahan senyumnya.

"Senyum aja nggak usah ditahan!"

"Hmm?"

"Iya, senyum aja! Saya tahu kok Mas Diptha mau senyum! Jadi nggak usah ditahan, soalnya wajahnya Mas Diptha kayak nahan berak!"

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang