2. Email Aneh

195 15 0
                                    

"Wah, ternyata dia pengikutnya banyak juga!" Laras menatap layar handphone Airani yang menunjukkan sebuah sosial media seseorang yang berisi gambar-gambar ilustrasi.

Airani tersenyum dan terus membanggakan Sadam Sastranegara. Dibandingkan dengan dirinya sendiri yang hanya sebagai penulis salah satu paltform, Sadam adalah sosok yang begitu berbeda. Karyanya begitu indah terutama cerita yang baru saja tamat beberapa hari ini. Airani sampai menangis melihat chapter terakhir. Dia juga menulis pesan betapa indahnya karya Sadam. Dia begitu meresapi bagaimana Sadam membuat karya yang memiliki ciri khas tersendiri.

"Kenapa tadi nggak minta foto?" Tanya Laras menggendong anaknya yang tertidur.

"Malu mbak!"

"Gue juga sih! Dulu gue nggak tahu kalau Sadam bakalan kayak gini. Dulu itu dia anaknya jadi ketua kelas, pinter, terus ya tertutup gitu. Pacaran lama sama Afika tapi putus. Eh tiba-tiba Afika nikah sama orang lain."

"Mbak Afika yang itu ya?" Airani juga tahu bagaimana kisah cinta Sadam dengan Afika.

Dia juga mengikuti akun sosial media Afika. Beberapa tahun yang lalu mereka tiba-tiba saja putus dan menghapus semua foto diantara mereka berdua. Bagi Airani hal itu sangat membahagiakan terutama karena dia begitu menyukai Sadam. Tapi kenyataannya kebahagiaannya untuk dirinya saja bukan untuk Sadam. Airani tahu betapa cintanya Sadam pada Afika. Bahkan banyak karya Sadam ditunjukkan kepada Afika. Beberapa kali Airani begitu iri melihat kemesraan mereka. Jika bisa dia ingin berada di posisi Afika yang begitu dicintai oleh seseorang.

"Lo mau minta nomernya? Gue punya nih di grup kelas!"

"Nggak usah! Nanti Mas Sadam marah lagi kalau nomernya di sebar. Aku juga nggak tahu mau bicara apa." Airani tertunduk malu.

"Bicara apa? Ya apa gitu!"

"Nggak usah mbak! Aku kan cuma fans aja! Aku pulang dulu ya mbak! Ojek nya udah datang!" Airani melihat seseorang yang baru saja datang dengan motornya.

"Makasih ya udah nemenin gue!"

"Iya mbak, sama-sama!"

"Nanti kabarin gue kalau lo mau nomernya Sadam! Mumpung dia jomblo nih, siapa tahu jodoh!"

Wajah Airani berubah begitu merah, dia menunduk dan menggeleng pelan. Dia tidak ingin dianggap sebagai seseorang yang pengganggu untuk Sadam. Mungkin dia akan dikira sebagai orang jahat jika tiba-tiba mengirim pesan untuk seseorang yang dia sukai. Airani tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Laras. Bertemu saja sudah cukup membuatnya senang. Airani tidak perlu memikirkan hal lainnya apalagi menjadi seseorang yang begitu dekat dengan Sadam.

💌💌💌

"Hallo!"

"Mbak, ibu sakit! Mbak punya nggak uang buat ibu ke dokter?"

"Nanti aku kirim! Bawa ibu ke dokter sekarang!"

"Iya! Ini aku bawa sama pakdhe!"

"Kabari lagi nanti keadaan ibu!"

"Iya!"

Airani menatap uang yang dia pegang. Ini uang satu-satunya yang dia punya untuk hidupnya ke depan. Dia tidak punya tabungan lagi untuk mengirim yang ke ibunya yang sakit. Airani memijat kepalanya dan segera mengirim tabungan terakhirnya. Dia masih bisa hidup dengan makanan di minimarket. Terkadang ada banyak makanan yang sudah kadaluwarsa tapi masih sangat bagus. Airani akan mengandalkan makanan dari sana saja untuk hidupnya ke depan. Tapi permasalahannya adalah dia tidak memiliki uang untuk membayar kos. Airani semakin merasa begitu sulit hidup di kota orang. Bukan hanya biaya makanan yang mahal tapi biaya lainnya yang terus mengikutinya.

"Hah..."

Tokkk... Tokkk...

Suara gedoran pintu membuat Airani bangkit dari tempat tidurnya. Dia tahu siapa yang datang ke tempatnya.

"Ran, kamu belum bayar uang kos bulan ini!" Seorang wanita berdiri di depan pintu dengan wajah kesal.

"Bu, kalau saya bayarnya bulan depan gimana ya?"

"Bulan depan? Hah... Bukanya kamu baru gajian?"

"Ibu saya sakit. Jadi uangnya saya pakai dulu."

"Oke, bulan depan. Jangan lupa!"

"Iya!" Airani menganggukkan kepalanya.

Mungkin lebih baik dia kembali saja ke Yogyakarta dan melanjutkan hidupnya disana. Airani sudah tidak lagi memikirkan bagaimana hidupnya. Disini dan disana juga sama saja. Airani menutup pintu dan mengambil handphonenya yang memunculkan satu notifikasi dari emailnya. Mata Airani mengerjap sesaat sebuah nama aneh tertera disana. Dia tidak yakin siapa pengirimnya tapi satu hal yang membuat Airani tertarik.

Bagaimana jika anda menerima tawaran kami sebagai penulis? Kami sangat menyukai karya anda The Witch! Apakah anda tertarik untuk bergabung dengan proyek kali ini? Jika anda tertarik silahkan hubungi nomer ini.

08xxxxxxxx

Mungkin inilah jawabannya untuk dirinya tetap berpegang teguh pada impiannya. Dia akan mencobanya dan mengirimkan pesan kepada nomer yang tertera. Airani tidak peduli apakah ini penipuan atau apapun itu. Jika proyek ini menghasilkan banyak uang, dia akan mencobanya!

Airani
Selamat malam!
Saya Airani penulis The Witch, saya tertarik dengan tawaran anda. Apakah saya bisa tahu detail lebih lanjut?

08xxxxxxxx
Selamat malam!
Saya sangat tertarik dengan cerita anda, saya sangat ingin menjadikan cerita anda menjadi sebuah komik yang bisa dinikmati banyak orang.
Sebelum itu bisakah saya bisa bertemu dengan anda untuk membahas hal detailnya? Saya lebih leluasa untuk memberitahu anda secara langsung.

Airani
Saya berada di Jakarta, apakah saya bisa bertemu dengan anda?

08xxxxxxxx
Saya juga berada di Jakarta.

Airani menggigit bibirnya, apakah ini sebuah kebetulan? Apakah takdir yang menuntunnya untuk menerima pesan aneh ini? Dia takut jika ini hanya sebuah akal-akalan dari seseorang tapi jika hal ini membuatnya menghasilkan uang. Airani akan mencobanya, toh mereka sama-sama berada di Jakarta. Airani bisa pergi tanpa mengeluarkan uang banyak. Dia akan meminta pertemuan ke tempat terbuka dengan banyak orang. Jika terjadi sesuatu Airani bisa meminta pada seseorang untuk membantunya.

Sejujurnya Airani tidak tahu apakah karyanya bisa disukai oleh orang lain. Dia hanya penulis amatiran bahkan pembacanya karyanya hanyalah sedikit. Apakah mereka bisa bekerja sama?

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Saya mau kasih tahu kalian dulu, karena ini murni imajinasi saya jadi mungkin beberapa hal akan jadi sok tahu saya aja! Saya juga nggak punya teman yang bisa saya tanyai.

Pure imajinasi saya aja ini mah!

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...





Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang