"Tapi itu malah nakutin saya mas!"
"Saya tahu makannya saya minta maaf sama kamu! Tingkah saya pasti buat kamu takut. Maaf Ai!"
"Udah jangan minta maaf lagi! Kayaknya banyak banget minta maafnya! Jadi alasannya apa? Apa cuma karena saya jadi penolong Mas Diptha saat itu? Apa cuma itu?" Tanya Airani.
"Bukan!"
"Terus? Tapi kalau soal pekerjaan gimana? Mas Diptha nggak ngerencanain ini kan?" Tanya Airani.
"Saya memang mau kerja sama sama kamu! Dari dulu saya ngincar The Capten untungnya belum ada yang ajak kamu kerja sama. Makanya saya pakai akun kertas kosong bukan Rimba Studio. Kalau Rimba Studio pasti kamu akan langsung tertarik tapi saya pakai akun kertas kosong." Jelas Diptha.
"Kalau soal kamar ini? Ini sengaja ya?"
"Ini benar-benar nggak sengaja! Kamu bisa tanya Parta atau Abbas. Sebenarnya ini kamar buat mereka tapi akhirnya kamu yang pakai."
Airani memicingkan matanya, jadi ini kamar untuk Parta dan Abbas bukan Diptha? Dia pikir Diptha sengaja membuat kamar ini untuk dirinya. Airani terlalu percaya diri akan hal itu.
"Oh...gitu!"
"Sejak awal motivasi saya buat bisa kerja sama kamu! Sekarang semuanya udah terwujud, saya bisa kerja sama kamu buat The Capten. Kamu juga jadi bagian dari Rimba Studio. Itu harapan terbesar saya Ai!"
"Hah! Oke! Saya terima penjelasannya Mas Diptha! Jadi ini murni karena Mas Diptha fans saya kan? Hmm?"
Sekarang Airani paham, dia juga ikut andil dalam hidup Diptha karena botol minum itu! Dia membantu Diptha untuk keluar dari masa-masa terpuruknya. Airani senang tahu bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Jika hari itu dia tidak melakukannya, mungkin dia tidak akan mengenal Diptha lagi juga tidak ada Rimba Studio. Jadi dia akan terima penjelasan laki-laki didepannya ini.
"Iya dulu!"
"Dulu?" Airani menyatukan kedua alisnya bingung.
Apa maksudnya apa lagi ini? Apa bedanya dulu dan sekarang? Diptha mendekat dan mengikis jarak diantara mereka.
"Sekarang saya punya alasan lain Ai! Saya sadar ini bukan rasa suka antara fans sama seseorang yang dia kagumi. Sekarang hati saya beda Ai!"
"Beda apa?" Tanya Airani begitu gugup karena Diptha begitu dekat dengannya.
"Saya suka sama kamu Ai!"
Degggg...
Jantung Airani berdetak begitu cepat. Matanya mengerjap beberapa kali, dia juga merasakan perutnya yang begitu aneh. Perasaan apa ini? Kenapa begitu baru untuk dirinya?
"Ai, apa kamu mau jadi pasangan saya?"
Pasangan? Bukannya pacar? Airani menutup wajahnya dan berlari cepat ke arah tempat tidurnya. Dia harus jawab apa? Dia malu! Airani mengambil selimut dan menutupi tubuhnya dari Diptha. Wajahnya sudah pasti seperti tomat.
Diptha menyukainya?
Sungguhan?
Selama 27 tahun ini, pertama kalinya seseorang menyatakan perasaannya padanya.
"Jawab Ai! Saya butuh jawaban kamu sekarang!" Diptha menarik selimut menutupi Airani.
"Hmm?" Airani menatap Diptha dan bersembunyi di balik tudung hoodie birunya.
Dia harus apa?
"Lihat saya Ai! Apa jawaban kamu? Saya nggak bisa nunggu lama lagi!"
Airani menggigit bibirnya, apakah dia sudah move on dari Sadam?
KAMU SEDANG MEMBACA
Author In Love ( END )
عاطفيةBagaimana jika seorang penulis amatiran bekerja sama dengan seorang komikus? Kisah manis yang akan menemani kalian semua! 💌💌💌 Ini sekuel dari Toko Kaca!