5. Apa yang Terjadi?

130 10 0
                                    

Airani tersenyum melihat tiga episode yang keluar. Dia sangat menantikan bagaimana respon dari orang-orang pada ceritanya. Apakah dia harus membanggakannya pada semua orang? Dia harus melakukannya! Airani mengambil handphonenya dan membagikannya.

"Saya deg-degan Ran!" Sadam menyentuh dadanya yang berdetak begitu cepat.

"Sama kak! Ini pengumumannya kapan?" Tanya Airani ingin tahu.

"Sebulan lagi! Sekarang kita bisa istirahat! Terima kasih ya Ran, berkat kamu pekerjaan saya jauh lebih mudah!"

"Sama-sama kak! Saya juga berterima kasih berkat Kak Sadam tulisan saya jadi nyata! Saya nggak sangka cerita saya bakal jadi komik yang bagus banget kayak gini. Saya senang banget kak!"

"Gimana sebagai perayaan rilis cerita kita, kita makan sekarang. Saya traktir!"

"Kak Sadam serius?"

"Iya! Mau makan apa Ran?" Tanya Sadam begitu bersemangat.

"Apa ya? Ramen!"

"Ayo!" Sadam merangkul bahu Airani dan berjalan bersama.

Beberapa hari mereka kenal, Airani dan Sadam menjadi lebih dekat. Bukan hanya sekadar teman kerja tapi lebih dari itu. Sadam senang bisa berteman dengan Airani begitu juga dengan Airani. Walau bagi Airani dia tidak hanya ingin dianggap teman saja melainkan lebih. Airani tersenyum melihat wajah Sadam. Biarlah perasaannya hanya dia yang tahu. Dia tidak ingin hubungan mereka menjadi buruk hanya karena perasaannya.

💌💌💌

"Lo kelihatannya senang banget Ran akhir-akhir ini!" Laras melirik Ariani yang bersenandung ria.

"Iyalah mbak! Aku lagi seneng, mbak tahu cerita aku sama Kak Sadam udah liris! Mbak Laras harus lihat ceritanya! Bagus pokonya mbak!"

"Serius udah keluar?"

"Iya! Jangan lupa vote ya mbak! Sama share link!" Airani tersenyum melihat Laras yang bersemangat untuk melihat karyanya.

Sebulan ini dia akan bekerja keras untuk mempromosikan karya mereka. Airani akan melakukan banyak hal terutama memanfaatkan para pelanggan yang datang berkunjung.

"Totalnya 98.000!"

"Ini mbak!"

"Terima kasih! Mbaknya suka komik nggak? Kalau suka tolong vote karya saya sama teman saya! Judulnya The Witch. Tolong komen juga mbak! Kalau mbak punya teman! Tolong share mbak! Ini demi hidup saya mbak!" Pinta Airani.

"Iya-iya! Nanti saya lihat!"

Airani tersenyum dan melakukannya lagi kepada semua orang yang datang. Dia pasti akan memenangkan event itu! Dia harus menang, bukan hanya tentang hadiahnya tapi juga kelangsungan hidupnya kedepannya. Airani akan bekerja keras tentu saja. Dia akan menjadi penulis yang baik dan membuat cerita lebih baik lainnya.

Dia tidak sabar menunggu waktu satu bulan lagi. Dia harap semuanya berjalan dengan lancar.

Tringg...

Kak Sadam
Ran, nanti malam bisa ketemu? Saya mau bahas sesuatu sama kamu!
Penting!

Airani
Boleh kak!
Dimana? Jam berapa?

Kak Sadam
Di cafe kayak biasa, nanti kerja kamu selesai jam berapa?

Airani
Jam 7 sih!
Habis kerja saya langsung kesana

Airani tersenyum melihat pesan dari Sadam. Hal apa yang ingin Sadam katakan? Airani jadi tidak sabar untuk bertemu dengan laki-laki yang telah dia cintai itu. Dia menatap orang yang datang dan mempromosikan lagi karya mereka.

💌💌💌

"Kak!" Airani melambaikan tangannya dan berlari ke arah Sadam.

"Ran! Saya udah pesen dulu, kamu nggak apa-apa kan makan ini?" Tanya Sadam melihat makanan di meja.

"Saya suka makan apa aja! Terima kasih ya kak!" Airani duduk dan menatap penuh minat makanan di depannya.

Dia sangat lapar setelah bekerja seharian. Airani mengambil minum dan meminumnya cepat. Dia buru-buru datang agar Sadam tidak menunggunya lama. Tapi sepertinya tetap saja Sadam sudah datang lebih dulu dan memesankan makanan untuknya.

"Hah! Jadi apa yang mau Kak Sadam bicarakan?" Tanya Airani.

"Pagi tadi saya dapat email dari editor saya, dia tertarik untuk angkat cerita kita."

"Hah?"

"Intinya cerita akan jadi cerita resmi! Selamat ya Ran!"

"Apa? Apa? Jadi..."

"Tapi ceritanya bakal rilis setelah pengumuman. Kita harus cepat-cepat buat episode lain. Sepertinya kamu bakalan sibuk sebulan ini!"

"Kak ini beneran?"

"Iya!" Sadam menganggukkan kepalanya.

Airani menunduk dan menutup wajahnya. Sungguhan ceritanya akan jadi resmi? Sungguhan? Apakah dia bisa berharap bahwa ceritanya akan menjadi besar nantinya? Airani menangis hebat, dia berhasil! Ceritanya berhasil! Sadam tersenyum dan memberikan tisu untuk Airani.

"Setelah ini saya akan bahas tentang gaji kamu!"

"Gaji?"

"Iya! Ini kan cerita kamu Ran! Kamu punya andil besar untuk ini! Lalu saya harap kamu memiliki waktu lebih untuk urus komik kita ini."

"Hiskkk... Sebentar kak! Saya mau nangis!"

"Nggak apa-apa! Respon pembaca juga bagus, mereka suka karakter cerita yang lucu."

"Hiskkk... Terus saya harus gimana kak? Saya masih kerja!"

"Itu yang saya pikirkan. Bagaimana kalau saya buat ceritanya menurut cerita kamu, kalau ada yang kurang atau apa. Kamu boleh kritik atau kasih pendapat kamu! Setelah saya bagi-bagi mungkin ada lebih dari 100 episode. Karena cerita kamu banyak adegan fight, jadi saya mungkin akan lebih panjangin episodenya. Tapi ya kita harus tahu bagaimana respon pembaca. Kalau mereka suka, otomatis cerita kita panjang. Kalau mereka kurang suka, mungkin kita harus potong episodenya." Jelas Sadam.

"Ohh... Gitu ya? Saya ikut aja kak! Saya juga belum paham tentang urusan kayak gini!! Hiskkk..." Airani menangis lagi.

Dia tidak tahu harus bagaimana, dia belum pernah menjalin kerja sama dan membuat komik resmi. Airani menangis sesenggukan. Akhirnya dia memiliki uang tambahan juga!

"Kalau gitu saya akan urus! Kamu jangan nangis Ran! Ini baru awalanya!"

"Saya senang kak! Saya nggak tahu harus berterima kasih kayak gimana sama Kak Sadam. Saya senang banget!"

"Saya tahu! Kelihatan! Ran, tisu! Ingus kamu keluar tuh!" Tunjuk Sadam pada hidung Airani.

"Kak Sadam! Jangan gitu! Saya malu!" Airani mengambil tisu dan menutupi hidungnya.

"Hahahah... Makanya! Saya harap kamu nggak akan sakit kepala setelah ini! Kita bakalan kejar target!"

"Itu harusnya Kak Sadam! Kakak jangan sampai sakit kepala, soalnya cuma kakak yang bisa gambar! Saya sih cuma bisa nulis! Gambar aja cuma gunung legend itu!"

"Kalau saya paling butuh pijat Ran! Kan ada kamu nanti!"

Airani memalingkan wajahnya yang memerah. Itu bukan pujian atau gombalan, tapi entah kenapa membuat perut Airani melilit tidak karuan. Apakah karena yang mengatakan crushnya?

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang