11. Adrenalin

77 8 0
                                    

"Beberapa hari lalu kamu sakit ya?"

"Hah?"

"Ada yang upload kamu waktu pingsan. Kamu sakit apa?" Tanya Rania.

Airani melihat sekeliling dan menatap Rania. Darimana perempuan ini tahu tentang dirinya yang sakit? Siapa yang upload foto waktu dia pingsan? Apakah anak-anak SMA itu? Tapi mana mungkin mereka.

"Itu... Mbak tahu darimana?" Tanya Airani panik.

"Dari sosmed tapi fotonya langsung ke hapus sih! Kamu kenapa? Kenapa nggak kabarin saya atau Sadam?"

"Saya cuma kecapekan aja! Mungkin saya lelah kerja jadi saya pingsan deh? Tapi saya nggak apa-apa kok mbak!" Jelas Airani.

"Kamu pasti belum sarapan! Kamu itu harus sarapan, Ran! Jaga kondisi tubuh kamu! Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa minta tolong sama saya atau Sadam! Jangan disimpan sendirian!"

"Iya mbak! Maaf! Tapi Kak Sadam nggak tahu kan?"

"Nggak kayaknya. Soalnya foto itu juga sebentar terus ilang."

"Ohh... Jangan kasih tahu Kak Sadam ya mbak! Nanti malah kemana-mana lagi! Saya udah nggak apa-apa! Itu juga udah seminggu yang lalu!"

"Jangan-jangan waktu kamu buat insta story itu ya?"

"Iya! Saya ditolong sama mas-mas. Tapi saya nggak tahu siapa dia!"

"Kalau ketemu lagi, kamu mau apa?" Tanya Rania ingin tahu.

"Ajak makan!"

Itu juga saran dari Laras, mungkin Airani akan mengajak laki-laki itu makan di tempat sederhana saja. Dia tidak memiliki uang sebanyak itu. Tapi apakah laki-laki itu mau juga apakah mereka akan bertemu lagi? Bahkan Airani tidak tahu wajah dan nama orang itu. Bagaimana bisa mereka bertemu? Pasti keajaiban jika itu terjadi. Airani tersenyum memikirkannya. Siapapun dia. Dia akan sangat berterima kasih.

"Lagi bahas apa?" Tanya Sadam yang baru saja datang.

"Nggak ada! Lo darimana sih? Telat mulu!" Sindir Rania.

"Telat 15 menit! Gue tadi ada perlu di rumahnya Langit. Kalian udah pesen?" Tanya Sadam duduk didekat Rania.

"Udah Kak! Tinggal tunggu! Tadi Mbak Rania juga udah pesenin Kak Sadam makanan sama minuman." Jawab Airani.

"Tumben! Dasar!" Sadam mengacak-acak rambut Rania.

"Sadam! Gue bikinnya lama! Jangan rusak poni gue!"

"Cuma poni!" Sadam melakukannya lagi dengan lebih brutal.

"Arghttt... Awas ya lo!" Ancam Rania mencoba meraih rambut Sadam.

Airani tersenyum kecil dan mengayunkan kakinya. Harusnya dia datang telat saja tadi!

💌💌💌

"Mbak! Hari ini aku mau ajak Mbak Laras makan! Kita makan yuk mbak!" Ajak Airani.

"Makan?"

"Iya! Terserah mau makan dimana, aku yang traktir!"

"Beneran?" Tanya Laras begitu bersemangat.

"Iya! Ayo! Mumpung malam-malam gini pasti banyak makanan enak! Aku ikut Mbak Laras aja mau makan apa!"

"Yess! Gue yang pilih ya!"

Airani menganggukkan kepalanya, dia ingin berterima kasih kepada Laras yang telah membantunya banyak hal. Juga untuk berbagi rezekinya. Walau masih belum kaya, tapi Airani ingin berbagi. Terutama kepada Laras yang sudah seperti kakaknya di Jakarta. Bagi Airani Laras bukan hanya teman kerja, tapi saudara, keluarga, kakak, sahabat, yang selalu ada untuknya dikala senang dan susah. Airani tidak akan pernah melupakan jasa Laras sampai kapanpun.

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang