33. Kamu Cantik

84 13 0
                                    

Kamu cantik! Kamu cantik! Kamu cantik!

Airani menggeleng cepat kepalanya, kenapa kata-kata Diptha terinang-inang di kepalanya? Kenapa suara Diptha tidak kunjung hilang juga? Diptha hanya memujinya karena dia memuji laki-laki itu lebih dulu. Hanya itu tidak ada maksud lain.

"Ran, mending ayam atau ikan ya? Bunda bingung nih nanti mau bawa apa ke rumahnya Pak RT."

"Masak ikan juga nggak apa-apa Bun. Paling banyak yang bawa ayam. Ikan kan jarang terus dibumbu kuning. Enak kayaknya."

"Iya juga! Diptha juga seneng itu! Kita beli ikan aja!" Bunda Diptha tersenyum dan berjalan menuju penjual ikan.

Airani mengikutinya dari belakang dengan membawa banyak kantung belanja. Dia hanya membantu membawa barang-barang saja. Dia juga tidak tahu harus apa selain mengikuti Bunda Diptha di pasar.

"Terus apa lagi Ran? Bunda bawa apa lagi?"

"Hmm... Sambal kentang juga enak. Atau cap cay. Emang harus bawa banyak?" Tanya Airani melihat ikan yang begitu banyak.

"Ya kan kita nanti makan-makan disana. Nanti Diptha kamu ajak ya Ran! Kalau bunda yang ajak dia nggak mau. Abbas sama Parta juga. Mereka itu sama, sama-sama males keluar rumah."

"Nanti aku ajak bun."

"Makasih ya Ran! Untung ada kamu, biasanya bunda cuma sendiri kemana-mana. Diptha itu sibuk kerja. Bunda nggak punya temen deh. Tapi sekarang ada kamu yang nemenin bunda. Jangan pergi-pergi ya Ran! Biar kamu bisa nemenin bunda terus."

"Emang mau pergi kemana? Saya juga cuma kerja di rumahnya bunda."

"Ya itu. Bunda maunya kamu terus sama bunda. Sampai bunda tua!"

"Kalau itu saya nggak tahu bun. Kalau saya nikah pastikan saya nggak bisa nemenin bunda."

"Makanya nikah aja sama Diptha!"

"Hmm?"

"Diptha jomblo lama Ran! Dia nggak pernah kenalin bunda cewek. Bunda juga sempat yakin dia suka sama cowok. Tapi Alhamdulillahnya, anak bunda normal. Kalau kamu nikah sama Diptha! Kamu kan bisa nemenin bunda terus!"

💌💌💌

"Mbak Airani sibuk banget ya?" Tanya Parta melihat Airani di dapur.

"Hmm! Maaf ya Par! Saya bantu bunda dulu, nanti saya kerjain kalau masakannya selesai!"

"Nggak apa-apa mbak! Santai aja!"

"Nanti malam kamu, Abbas, sama Mas Diptha ikut ya ke rumahnya Pak RT. Kita mau makan-makan disana."

"Makan-makan? Lihat nanti deh mbak! Tapi saya bilangin mereka dulu, kalau mereka oke. Saya oke!"

"Iya! Kamu kesini mau makan Par?" Tanya Airani memotong kentang.

"Cuma lihatin Mbak Airani aja kok!" Parta tersenyum dan memperhatikan Airani yang sibuk memasak.

Dia menopang dagunya dan melihat bagaimana perempuan didepannya begitu sibuk. Dari memotong kentang, kupas bawang, dan lainnya. Parta tersenyum tanpa tahu ada seseorang di belakangnya.

"Kerjaan udah beres Par?"

"Diptha?" Parta berbalik cepat.

"Sana pergi!" Usir Diptha menatap tajam Parta.

"Oke!"

Airani mendongak dan menemukan Diptha yang datang menghampirinya. Entah kenapa dia sekarang merasa aneh ketika bersama Diptha. Mungkin karena efek semalam juga pagi ini. Airani tidak akan lupa bagaimana Bunda Diptha memintanya menikah dengan laki-laki yang sudah disampingnya ini.

"Bunda mana?"

"Lagi tanya sama rumah sebelah mau bawa apa."

"Ohh... Mau buat apa?"

"Niatnya sambal kentang sama ikan bumbu kuning. Tapi nggak tahu ya nanti. Semuanya tergantung bunda. Mas Diptha ngapain kesini?" Tanya Airani.

"Lihat kamu!"

"Hmm?"

"Maksud saya lihat kamu lagi apa sekarang. Kalau kamu udah selesai nanti bantuin saya lihat sketsa."

"Iya mas. Paling nggak akan lama nanti biar bun... Arghttt..." Airani meringis merasakan sayatan dijarinya.

Diptha segera menarik jari Airani. Airani diam mematung saat Diptha mengisap jarinya. Dia mengerjapkan matanya dan meremas bajunya. Apakah Diptha tidak jijik? Airani terdiam saja tanpa bisa mengeluarkan suara. Dia bingung.

"Saya ambilkan plester!"

"Hmm..." Airani mengangguk saja.

Dia bingung atas perlakuan Diptha juga jantungnya yang berdebar-debar tidak karuan.

💌💌💌

"Gimana menurut kamu?" Tanya Diptha.

"Bagus kok mas! Tapi adegan ini mas, dalam bayangan saya itu kayak gini!" Airani meraih tangan Diptha dan menuatkan jari keliling mereka. 

"Bukan tangan?"

"Bukan! Keliling! Kalau tangan itu terlalu ketara, tapi ini kondisinya diam-diam jadi pakai jari keliling aja. Terus mereka saling senyum kecil." Airani membayangkan adegan pertemuan tokoh utama karakternya.

"Oke!"

"Ini kan genre nya action, drama, komedi, romancenya cuma dikit. Tapi pembaca itu suka romance tipis kaya tisu bagi dua. Pembaca pasti gregetan. Itu bisa narik perhatian juga mas!" Airani menatap layar komputernya lagi.

Dia harus menyelesaikan pekerjaan yang tertunda hari ini. Dia juga sudah menyelesaikan makanan untuk di bawa nanti malam. Tinggal mengurus pekerjaan yang tersisa dan Airani akan bersiap-siap untuk pergi nanti. Dia tidak sabar untuk banyak makan disana nanti. Katanya dia bisa mencicipi masakan dari keluarga lain. Airani tersenyum senang membayangkan banyak makanan nantinya disekelilingnya.

"Kalau kamu sukanya apa Ai?"

"Dulu sih kayak gitu mas, cuma sekarang saya suka banyak adegan romantisnya. Saya lagi banyak baca cerita romance, mungkin karena saya jomblo kali ya. Jadi bacaannya perlu asupan manis-manis."

"Romantis ya?"

"Tapi kebanyakan cerita saya nggak terlalu romantis sih mas. Paling cuma yang True Love itu. Itu cerita saya paling romantis sejauh ini. Kata orang-orang sih nggak ada romantis-romantisnya soalnya kebanyakan misteri sama perebutan kekuasaan. Saya jadi mikir, ternyata saya nggak sebisa itu bikin cerita romance."

"Tapi The Witch kamu juga ada adegan romantis Ai."

"Itu idenya Mbak Rania, Mbak Rania yang paham soal itu. Kalau saya ikut aja apa bagusnya. Kalau Kak Sadam sih sama kayak saya. Untung ada Mbak Rania."

"Sepertinya pengalaman juga perlu Ai!"

"Iya sih!"

"Harusnya kamu punya pacar biar tahu!"

"Gitu ya? Tapi saya nggak punya teman laki-laki banyak mas. Mas Diptha punya?" Tanya Airani melihat Diptha.

"Nggak!"

"Kalau Parta?" Airani melihat Parta di seberang tempatnya.

"Apanya mbak?"

"Punya temen laki-laki yang bisa kenalin ke saya?" Tanya Airani lagi.

"Oh... Ada!"

"Siapa?"

"Tuh di dekatnya mbak, jomblo lumutan lagi! Kalau mau sama dia aja biar saya nggak dikira gay lagi."

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang