43. Malam Ini

79 14 0
                                    

Airani mencoba tersenyum kepada semua orang. Harusnya dia tidak pulang saja tadi jika tahu semua keluarga Diptha berkumpul di tempat ini.

"Kerja dimana?" Tanya salah satu Tante Diptha.

"Saya penulis juga kerja di tempatnya Mas Diptha!" Jawab Airani.

"Ohhh... Udah lama?"

"Baru sebulan ini!"

"Umur berapa kamu?"

"Tahun ini 27 tahun!"

"Belum nikah? Kok mau tinggal di tempatnya Diptha? Perempuan sendiri lagi? Orang mana kamu ini?"

Airani tersenyum lebar, sebenarnya siapa ibu-ibu ini. Kenapa dia banyak tanya? Dari sekian juta pertanyaan kenapa harus yang ini? Bagaimana dia bisa menjelaskannya?

"Belum nikah aja kalian udah satu atap! Mau jadi apa kamu ini? Kamu lulusan apa sih?" Tanya Tante Diptha lagi.

"Airani orang Jogyakarta, dia nggak tinggal satu atap sama aku kok. Ada kamar lain di kantor. Kami semua tahu batasan, bunda juga awasi kami semua. Tante nggak usah mikir macam-macam sama Airani. Dia perempuan baik-baik. Walau dia lulusan SMA pun, dia bisa jadi penulis tante. Dia udah buat banyak cerita yang udah official. Sebentar lagi juga dia mau nerbitin buku di salah satu perusahaan percetakan yang tante pasti kenal logonya." Jawab Diptha.

"Cuma penulis aja kok! Kamu nggak kuliah? Nggak juga pegawai? Nggak ada uang pensiunannya itu!"

"Tante!"

"Diptha! Tante ini tanya aja lho! Ini kan calon istri kamu!"

Calon istri? Seketika itu juga Airani membulatkan matanya. Kenapa semua orang menganggapnya calon istri Diptha? Kenapa?

"Maaf Tante! Sebenarnya saya ini cuma teman kerjanya Mas Diptha aja! Saya bukan pacar atau calon istrinya Mas Diptha! Saya juga temenan sama Mbak Dhira." Airani tidak ingin kesalahpahaman ini terus berlanjut.

"Ohhh... Cuma teman kerjanya ya? Saya kira kamu calon istrinya, syukur deh. Diptha, teman tante punya anak perempuan cantik lagi! Dia juga lulusan universitas, anaknya baik, sopan, cocok buat kamu. Dia juga kerja di BUMN, keluarganya terpandang! Dia juga lagi cari calon suami lho!"

Tangan Airani terkepal kuat-kuat, dia hanya bisa tersenyum mendengarnya. Dia memang hanya lulusan SMA, dia juga tidak memiliki pekerjaan tetap, keluarga juga bukan keluarga kaya raya. Airani melirik Diptha, dia akan cocok dengan seseorang seperti itu.

"Sayangnya nggak mungkin juga dia suka sama aku tante. Aku juga bukan PNS! Kerjaan aku juga nggak tetap. Keluarga aku juga keluarga biasa-biasa aja. Aku juga di D.O. dari kampus, aku cuma lulusan SMA! Aku juga nggak suka dijodohin sama orang. Aku masih bisa cari istri aku sendiri. Lagipula bunda udah punya calon mantu idamannya! Iya kan Bun?" Tanya Diptha pada bundanya.

"Iya! Bunda udah punya!" Bunda Diptha tersenyum dan menatap ke arah Airani yang menunduk dalam.

💌💌💌

"Siapa sih tantenya Mas Diptha itu? Nyebelin banget! Kenapa sih hari ini ketemu banyak orang yang nyebelin?"

Airani akan terus ingat siapa orang itu! Walaupun dia Tante Diptha, tapi dia memang begitu menyebalkan. Memangnya apa salahnya hanya lulusan SMA. Pekerjaannya juga halal! Airani menjambak rambutnya sendiri, dia butuh udara segar untuk malam ini.

Tokkkk... Tokkk...

"Bisa kita bicara Ai?" Tanya Diptha dari luar.

"Hah... Ayo, selesain Ran! Kamu harus bisa!" Airani berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Kita bicara di luar aja ya Ai!"

"Disini aja mas!" Pinta Airani.

"Kamu mau dengerin yang mana?"

"Emang Mas Diptha bohong yang mana lagi?" Tanya Airani menatap mata tajam Diptha.

Dia mendongak dengan begitu berani. Dia ingin tahu alasan kenapa Diptha melakukan semuanya padanya.

"Saya punya alasan Ai!"

"Apa?"

"Maafin saya yang sembunyiin semuanya dari kamu! Saya nggak tahu mau jelasin mulai dari mana. Tapi sejak dulu saya udah tahu kamu sebelum saya tahu kamu penulis The Witch! Mungkin kamu lupa sama saya! Tapi kita pernah ketemu Ai! Di halte! Waktu saya lagi kehilangan banyak hal di hidup saya. Kamu tiba-tiba kasih saya minum. Apa kamu nggak ingat Ai?"

"Halte? Minum?"

Ingatan Airani terlempar pada sebuah hari dimana dia menunggu bis di halte. Saat itu dia bersama seseorang yang terlihat begitu putus asa. Rambut awut-awutan dan pakaian begitu lusuh. Airani menatap Diptha, apakah orang itu adalah Diptha? Orang yang dia beri botol minum.

"Waktu itu saya kehilangan kerjaan saya. Saya dipecat. Saya juga harus bayar banyak hutang yang ditinggalkan ayah saya. Adik saya masuk kuliah, juga kondisi bunda yang ngedrop. Sebagai anak pertama, saya merasa gagal! Kenapa harus saya yang alami hal itu? Kenapa harus saya? Waktu kamu kasih saya minum sama beri saya semangat. Saya punya sedikit harapan buat hidup saya. Malam itu saya nggak jadi buat bunuh diri."

"Mas?"

"Untungnya ada kamu! Jadi bunda sama adik saya nggak akan sedih kehilangan saya. Sejak itu saya kerja lagi di bidang ilustrasi. Awal-awal berat, tapi saat tahu kamu penulis komik The Witch. Saya jadi punya motivasi baru. Kalau saya mau dekat sama kamu, saya harus bisa juga naik ke atas. Saya jadi nggak akan malu buat kenalan sama kamu. Maaf soal saya ikutin kamu. Saya nggak maksud buat itu. Saya juga nggak tahu kenapa saat saya pergi, saya selalu ketemu sama kamu. Rasanya takdir memang lagi bercanda sama saya."

"Sebagai rasa terima kasih saya, saya emang kirim makanan waktu itu. Saya lihat insta story-nya Dhira. Jadi saya kirim makanan buat kamu! Maaf Ai! Juga sepatu itu. Saya nggak tahu ukuran sepatu kamu. Saya cuma asal ukur aja. Apa kamu masih pakai?" Tanya Diptha.

"Masih, cuma kebesaran dikit!"

"Syukur deh! Tapi waktu itu kamu nggak suka saya kirim benda-benda mahal, jadi saya kirim marchendise si hitam buat kamu. Setiap tanggal 5, saya kirim si hitam buat kamu. Saya tahunya dari sosmed kamu lagi! Maaf Ai! Saya stalking kamu!"

"Kenapa harus tanggal 5?" Airani baru menyadarinya.

Semuanya hadiah si hitam akan selalu datang setiap tanggal 5! Ada apa dengan tanggal itu?

"Tanggal dimana saya ketemu kamu!"

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Buat kalian yang lagi terpuruk atau merasa hidup itu berat banget, jangan pernah coba buat akhiri hidup ya! Pasti ada satu hal yang buat kalian bahagia di dunia ini jadi buat hal itu terus ada di hidup kalian.

Hidup itu nggak perlu balapan sama orang lain. Jadi biasa-biasa aja juga nggak apa-apa!

Setiap kegagalan pasti ada hikmahnya! Lalu beranilah melangkah maju!

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang