"Kenapa nggak pakai ojek?" Tanya Airani membuka gerbang.
"Emang saya bilang kalau pakai ojek?"
Airani menggelengkan kepalanya jadi maksudnya Diptha sendiri yang akan mengantarkan makanannya? Airani menunduk malu, sepertinya Diptha memiliki hobi untuk membuatnya malu setengah mati.
"Ini! Ada nasi uduk, oseng tempe kentang, sambel korek, ingkung ayam, perkedel, sama telur. Itu juga ada wedang jahe, kalau mau panas. Angetin aja!"
"Lengkap banget mas! Ini ada acara apa?" Tanya Airani menerima kantung kresek besar.
"1000 harinya ayah saya!"
"Hmm? Ayahnya Mas Diptha? Innalilahi, turut berdukacita ya mas!"
"Iya, makasih!"
Jadi Diptha juga sepertinya? Tidak memiliki ayah? Airani tersenyum dan menepuk pelan pundak Dipta.
"Nggak apa-apa mas, saya juga kok! Ayah saya juga udah meninggal dunia. Jadi kita sama-sama yatim sekarang!"
"Ayah kamu?"
"Udah meninggal lama jadi saya paham perasaan Mas Diptha! Mau makan bareng nggak? Kayaknya saya dibawain banyak nih, Mas Diptha udah makan?" Tanya Airani melihat makanan yang dia terima.
"Saya udah makan sih tadi! Mau saya temenin makan? Disini kayaknya ada cafe."
"Masa saya makan ini disana?"
"Masa saya ke kos kamu? Kos cewek kan?"
"Bebas!"
Diptha melototkan matanya dan mendongak melihat kos di belakang tubuh Airani. Kos campur? Airani tersenyum melihat wajah Diptha yang begitu terkejut. Dia berhasil menipu Diptha!
"Bercanda! Kos cewek kok. Hehehe..."
"Ck... Ke cafe aja, nanti saya pesan minum!"
"Nggak deh! Masa minum, nanti kita di usir lho!"
"Itu punya temen saya!"
"Ohhh... Yuk mas!" Airani menentang kreseknya dan pergi menuju mobil Diptha.
Jika cafe itu milik teman Diptha, Airani tidak malu untuk diusir dari sana. Diptha mengusap dagunya dan berbalik melihat Airani yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Dasar!"
💌💌💌
"Kok ramai?"
"Namanya cafe, kalau malam pasti banyak orang nongkrong. Mau di atas? Kayaknya lebih sepi!"
"Pasti banyak juga! Nggak ada yang sepi ya?" Tanya Airani menggenggam erat kantung kreseknya.
Pasti akan ada yang melihatnya aneh nanti jika makan makanan dari Diptha. Kenapa dia juga mengiyakan untuk pergi? Airani menatap Diptha yang sedang melihat kesana-kemari. Dia ingin pulang saja sekarang daripada berada di tempat yang dipenuhi banyak orang seperti ini. Diptha menarik tangan Airani dan membawanya pergi ke tempat yang sudah sepi.
"Kemana?"
"Duduk di ujung aja. Kamu bisa makan lebih nyaman. Saya pesen minum dulu."
"Hmm!" Airani menganggukkan kepalanya patuh.
Tapi mana bisa dia makan dengan nyaman? Airani menggaruk kepalanya dan duduk. Sepertinya dia membuat pilihan yang salah datang. Bahkan dia tidak membawa sendok untuk makan. Airani memainkan kakinya menunggu datangnya Diptha. Dia tidak akan makan sebelum Diptha datang. Lebih baik menunggu Diptha saja.
"Mas Diptha mana sih? Kok lama?"
"Permisi! Mbak boleh gabung?"
Airani mendongak dan melihat beberapa laki-laki yang mendekatinya. Dia menelan ludah dan melirik ke arah pintu. Kapan Diptha akan datang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Author In Love ( END )
RomanceBagaimana jika seorang penulis amatiran bekerja sama dengan seorang komikus? Kisah manis yang akan menemani kalian semua! 💌💌💌 Ini sekuel dari Toko Kaca!