36. Kiriman

84 13 0
                                    

"Satu... Dua... Tiga..."

Airani membuka matanya melihat The Capten rilis begitu juga video iklan mereka. Akhirnya! Akhirnya semua orang dapat menikmati karya mereka yang akan spektakuler ini. Airani berbalik dan memeluk Diptha. Dia senang! Sangat senang!

"Makasih ya mas! Saya nggak sangka The Capten bakalan jadi official. Saya seneng banget! Hiskk..." Airani menutup wajahnya yang menangis.

"Jangan nangis! Saya yang harusnya bilang Ai. Pertama kalinya saya sama anak-anak ikut event dan jadi official. Kalau bukan karena cerita kamu, mungkin Rimba Studio nggak akan bisa. Otak kami nggak punya cerita apa-apa Ai! Itu berkat cerita kamu!" Diptha menarik Airani dalam pelukannya.

"Hiskkk... Sebenarnya saya paling suka cerita The Capten. Jadi saya seneng banget bisa terbit resmi. Hiskk..."

Sudah lama Airani menunggu seseorang melirik karyanya satu ini. Karya ini dia buat ketika dia ingin memiliki sosok pahlawan dihidupnya makannya dia membuat The Capten yang berisi orang-orang kuat. Dia ingin semua orang tahu ada banyak pahlawan disekitar yang diam-diam menolong. Bukan hanya dengan kekuatan saja tapi mereka yang biasa-biasa saja juga bisa menjadi pahlawan.

"Mbak Airani jangan nangis dong! Saya ikut nangis juga!" Parta ingin memeluk Airani namun ditahan oleh tangan Diptha.

"Nggak usah!"

"Pelit!" Sindir Parta.

"Mata gue kelilipan nih!" Abbas mendongakkan kepalanya.

Semua orang begitu terharu sekarang, mereka mengerahkan banyak waktu mereka untuk membuat The Capten. Tentu saja hal itu membuat mereka begitu lelah setiap hari. Tapi semua terbayar setelah mereka berhasil melakukannya. Tinggal menunggu saja respon orang-orang pada komik mereka.

"Hiskk..."

"Kamu kalau nangis lucu ya Ai!" Diptha tersenyum dan mengusap kedua pipi Airani.

"Hiskk... Saya nggak lucu! Hiskkk..."

"Udah! Udah! Gimana kalau kita pesen makanan aja! Parto pesen makanan sana. Apa aja!" Perintah Diptha.

"Mau apa? Bas, pesen apa nih? Kita buat Diptha bokek!" Parto melihat menu makanan di handphone.

"KCF aja! Kalau nggak MB!" Usul Abbas.

"Enak juga makan ayam! Lo nggak takut tambah gendut?" Tanya Parta melihat perut besar Abbas.

"Pacar gue aja suka perut gue!"

"Buta mata dia! Pakai pelet apa, ikut dong!"

"Mau tahu dukunnya?" Tanya Abbas.

"Dimana?"

"Tuh! Manjur itu!" Tunjuk Abbas pada Diptha yang masih menenangkan Airani.

"Ckk... Pantas aja manjur!"

💌💌💌

"Respon pembaca bagus! Rata-rata mereka tahu Rimba Studio terus penasaran lihat! Tanggapan mereka juga positif!" Airani membaca komentar demi komentar.

Awalnya memang pasti banyak orang yang merespon positif cerita. Tapi lama-lama mereka akan mulai mengkritik jika cerita itu kian aneh dimata mereka atau jalan ceritanya tidak sesuai ekspektasi. Airani tersenyum melihat wajah berseri tiga orang yang tidak berani membuka komentar orang-orang. Mereka terlalu takut membaca respon pembaca. Pembaca pasti berekspektasi tinggi pada Rimba Studio. Sudah pasti.

"Kenapa kalian takut sih? Ini kan karya kalian, mereka juga bisa kasih kita saran yang bagus." Airani menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka.

"Tetap aja mbak, kadang omongan mereka itu pedes!" Parta tidak mau membaca apapun.

"Belum lagi kalau mereka lihat video iklan itu. Ini salah lo yang buat iklan kaya gitu. Muka gue di-zoom lagi! Pacar gue malah ketawa lagi lihatnya!" Keluh Abbas.

"Hah... Saya heran deh! Kalian awal-awal terjun ke dunia komik itu kenapa? Alasannya apa?" Tanya Airani.

"Cari opportunity baru sih mbak! Kita juga mau coba buat komik. Soalnya sejak dulu saya mau buat tapi nggak ada cerita. Abbas juga. Apalagi Diptha, otaknya isinya cuma ada mba... Pfmmttt..."

"Biar tambah kaya aja sih Ai!" Diptha tersenyum membekap mulut Parta.

"Kelihatan sih! Mas Diptha itu suka uang! Manusia juga suka uang sih!"

Tringg...

Kak Sadam
Ran, aku udah lihat episode selanjutnya. Beneran seru Ran! Aku nggak sangka cerita kamu The Capten bakalan semenarik ini! Tahu gitu saya buat ini aja dulu!

Airani
Udah terlanjur!
The Witch juga bagus nggak usah dibandingin!

Kak Sadam
Iya sih Ran!
Tapi saya tetap nyesel!

Airani
Mbak Rania gimana?
Suka nggak?

Kak Sadam
Suka dia!
Apalagi pas lihat video iklan kalian! Ya ampun Ran, aku nggak tahu kamu bisa acting kaya gitu. Siapa yang ajarin?

Airani
Cuma disuruh, terpaksa kak! Mas Diptha nggak mau ikut iklan kalau saya nggak mau. Jadi ya itu! Terpaksa aja!
Orangnya emang aneh!

Kak Sadam
Bener sih Ran!
Dia aneh!
Kamu hati-hati ya disana! Aku tahu kamu tinggal juga sama bundanya. Tapi tetap aja kamu perempuan.
Lebih hati-hati aja sama lingkungan kamu!
Kamu boleh percaya tapi jangan 100%!

Airani
Iya kak! Aku bakalan hati-hati, kalau ada apa-apa aku bilang bundanya Mas Diptha.
Bundanya udah pro aku!
Jadi aman! Kak Sadam tenang aja, aku aman disini! Mereka juga nggak macam-macam kok!

Kak Sadam
Pokoknya gitu lah Ran!
Kalau ada apa-apa hubungin aku atau Rania. Kita pasti bakalan bantuin kamu.

Airani
Iya kak!
Makasih ya!

Airani menatap tiga orang yang sibuk bekerja. Dia merasa mereka adalah orang-orang baik yang tidak mungkin bertindak macam kepadanya. Tapi benar kata Sadam, dia harus tetap berhati-hati. Apalagi dia seorang perempuan sendiri. Dia akan percaya kepada mereka tapi tidak 100%.

Airani juga harus bersikap waspada.

"Ai! Tolong nanti kirim laporan kamu ke email saya!"

"Email Mas Diptha? Yang mana ya mas! Mas Diptha itu banyak email lho!"

"Yang anakrimba02, kirim kesana."

Airani menghentikan tangannya dan menatap Diptha. Anakrimba02? Sepertinya dia tidak asing dengan username itu. Dia pernah membacanya. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Jantung Airani berdetak begitu cepat. Saking cepatnya dia tidak tahu lagi harus merespon apa.

Dia takut!

💌💌💌

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Author In Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang