Vote dan komen jangan lupa guys!
Makasih :)
.
.
Malam hari di kediaman keluarga Papa Hadi dan Mama Sinta semua sedang bersantai di ruang tengah. Evan yang masih ada di rumah terlihat sedang memberi makan ikan-ikan kecil milik sang papa yang ada di aquarium.Mama Sinta sedang membuatkan kopi untuk Papa Hadi yang tengah memakan pisang goreng. Pria itu terlihat tengah menonton acara televisi yang sedang menayangkan tentang berita yang semakin hari semakin ada-ada saja. Entah itu kasus pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, pencabulan, pencurian dan lain sebagainya.
"Orang-orang sekarang makin serem aja ya, ada aja kasusnya.." kata Papa Hadi sambil menggelengkan kepala.
Evan menoleh sebentar. "Iya Pa, sekarang emang harus pinter jaga diri kalo enggak ngeri banget.." sahut pria itu.
"Apalagi cewek ya Van, mama tuh kadang takut kalo Sya berangkat malem gitu. Khawatir mama Van.." kata Mama Sinta menaruh secangkir kopi ke atas meja.
Evan menghela nafas. "Sya kan selalu dijemput temennya, kita doain aja dia dilindungin terus sama Allah Ma.." kata pria itu.
Mama Sinta mengangguk. "Iya Van, mama selalu berdoa buat keselamatan adek kamu. Tapi kamu tau sendiri zaman sekarang kayak gimana, mama tetep aja khawatir Van. Apalagi adek kamu kan cantik, makin rawan aja Van.." kata wanita itu.
Biar bagaimanapun Mama Sinta selalu khawatir pada Sya yang sering kali keluar malam untuk bekerja, wanita itu takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Biarpun Sya selalu dijemput oleh teman-temannya tapi tetap saja sebagai seorang ibu dia selalu merasa khawatir.
"Kita berdoa aja ma, semoga Sya selalu dalam lindungan Allah.." kata Papa Hadi.
"Mama.."
Semua menoleh ke arah tangga, di sana ada Sya yang baru saja turun dari kamarnya. Gadis itu terlihat sedikit pucat dan lemas.
"Sya, kamu kenapa?" tanya Mama Sinta menatap putrinya itu.
Sya menggeleng. "Gapapa Mah, tadi bangun tidur tiba-tiba gak enak aja badan aku." jawabnya.
"Mau mama bikinin jahe anget nggak Sya? Biar enakan?" tanya Mama Sinta sambil berdiri.
Sya berjalan menuju ke sofa sambil mengangguk. "Mau Mah--- hoek!"
Sya langsung berlari ke dapur dan menuju ke wastafel, gadis itu memegangi perutnya yang terasa mual. "Hoek!"
"Sya!" Mama Sinta langsung berlari menghampiri Sya.
"Kamu kenapa Sya?" tanya Papa Hadi ikut berdiri.
Mama Sinta memijat tengkuk Sya pelan. "Kenapa Sya? Kok muntah-muntah kamu?" tanya wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Yang Itu | END
RomanceArbi si mas-mas baik nan bersahaja yang tiba-tiba saja diminta untuk menikahi Khalisya si kembang desa yang tiba-tiba mengaku dihamili olehnya. Ngobrol saja jarang bagaimana bisa hamil? "Mas yang itu yang hamilin aku.." -- Khalisya. Kisah keseharian...