3. Khalisya

2.6K 164 11
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)

.

.

"Sya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sya.."

Sya yang sedang  memasak bersama mamanya menoleh pada Papa Hadi yang barusan memanggilnya dari ruang tamu.

"Sana ke tempat papa dulu, biar mama yang lanjutin masaknya." kata Mama Sinta menoleh pada Sya.

Sya menaruh pisau yang dia pegang dan mengangguk.  Gadis itu langsung menuju ke tempat Papa Hadi yang sedang menonton tv.

"Iya Pah? Kenapa?" tanya gadis itu.

Papa Hadi menoleh. "Tolong beliin jamu dong Sya, lutut papa agak sakit. Tolong ya.. kata pria itu menatap Sya.

Sya menghela nafas. "Papa sih susah dibilangin, kan aku udah bilang kalo ada yang nurunin barang Papa tuh gak usah ikut bantuin. Jadi sakit kan lututnya.." kata gadis itu.

Papa Hadi mengusap-usap dagunya.  "Ya kan dari pada papa gak ngapa-ngapain mending papa ikut nurunin barang Sya." kata pria itu.

Sya membenarkan ikatan rambutnya. "Yaiya Pah, tapi kan jadi sakit gini."

Papa Hadi menghela nafas pelan. "Kamu nih kayak mama aja. Ngomelin papa terus.."

Sya menatap Papa Hadi. "Ya abisnya papa susah dibilangin. Yaudah aku pergi dulu.." kata gadis itu mencium tangan Papa Hadi dan langsung pergi meninggalkan rumah untuk ke pasar membeli jamu. 

"Sya! Beli bumbu dapur sama sayur ya! Udah mau abis ini!" teriak Mama Sinta menoleh ke arah Sya yang sudah akan berangkat ke pasar.

Sya menoleh dan mengangguk. "Iya Mah!" sahutnya dan langsung pergi untuk ke pasar.

"Tiati Sya.." kata Papa Hadi menatap putrinya itu.

Sya mengangguk dan langsung berjalan keluar dari rumah. Gadis itu memilih untuk berjalan kaki karena jarak pasar yang tidak terlalu jauh. Lagipula dia memang lebih suka berjalan kaki.

Kedua orangtua Sya memiliki toko sembako dan juga keperluan rumah tangga lain. Toko itu mereka dirikan setelah menikah dan pindah ke desa. Dulunya mereka sama-sama bekerja di kota, tapi setelah menikah kedua orangtua Sya memutuskan untuk pindah ke desa dan membuka usaha di sana saja. Dan ternyata memang usaha itu lebih maju di desa.

Toko kedua orangtuanya adalah toko paling besar di desa mereka. Karena toko itu sangat lengkap jadi banyak warga yang selalu belanja di sana.

"Eh Neng Sya, mau kemana Neng?" sapa seorang pemuda yang Sya lewati.

Sya menoleh. "Mau ke pasar Bang.." jawabnya.

"Mau abang anter gak Neng? Naik motor? Dari pada jalan nanti capek neng.." tanya pemuda itu menawari.

Mas Yang Itu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang