34. Pasar Malam

1.3K 126 13
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)
.

.

"Heem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heem..heeem.."  Sya bersenandung kecil sambil menyapu teras rumahnya, gadis itu sedang menunggu Arbi pulang dari percetakan karena hari ini mereka akan pergi berkencan ke pasar malam yang baru diadakan di lapangan desa.

Sya sangat tidak sabar untuk pergi ke sana karena sudah lama sekali sejak terakhir kali dia pergi ke pasar malam. Dulu dia biasanya pergi bersama Evan tapi sejak abangnya itu bekerja ke kota dia jarang sekali pergi.

Hari ini dia sudah berdandan rapi, memakai dress yang beberapa hari lalu Arbi berikan. Dress baru yang bahkan dia tidak tau kalau Arbi membelinya, Arbi benar-benar penuh kejutan. Sering membelikannya dress-dress lucu yang sangat cantik. Dia sangat senang sekali.

"Cantik banget, mau kemana nih?" canda Arbi yang baru saja datang.

Sya langsung mengangkat kepala. Senyumannya merekah, dia menghampiri Arbi dan mencium tangan pemuda itu. "Mau kencan dong sama suami.." jawabnya senang.

Arbi terkekeh pelan. "Suaminya mana nih? Kok gak ada?"

Sya mengerucutkan bibirnya, dia menunjuk dada Arbi. "Iniiii!" jawabnya.

Arbi masih terkekeh. "Bentar ya mas ganti baju dulu.." kata pemuda itu.

Sya mengangguk dan menaruh sapunya. Gadis itu berdiri di luar sambil menunggu Arbi yang masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian suaminya itu keluar dengan membawa jaket untuknya.

"Pake, dingin nanti di sana.." kata Arbi memakaikan jaket itu pada Sya.

Sya tersenyum dan mengangguk.

"Di  deket sana ada musholla kan Sya? Nanti kita kayaknya sholat maghrib di sana, gak mungkin pulang dulu.." tanya Arbi.

Sya mengikuti Arbi menuju ke halaman dan duduk menyamping di atas boncengan pemuda itu. "Ada kok, di deket lapangan itu kan musholla. Kita bisa sholat maghrib di sana nanti.." jawabnya.

Arbi mengangguk mengerti. "Bagus deh kalo gitu. Kamu pegangan yang bener, jatoh nanti." kata pemuda itu menarik tangan Sya agar memeluk pinggangnya.

Sya mendengus. "Heem sukanya dipeluk-peluk." kata gadis itu mencubit perut Arbi gemas.

Arbi tertawa. "Iya dong, enak sih dipeluk istri. Siap kan?"

Sya mengangguk dan merapatkan dirinya pada Arbi, memeluk erat pinggang pemuda itu. "Siap." jawabnya.

Arbi pun menjalankan motornya menuju ke pasar malam yang ada di lapangan desa. Suasana desa jadi sepi karena hampir semua orang pergi ke sana. Arbi memarkirkan motornya di parkiran depan saat sampai lokasi.

Dia dan Sya langsung berjalan hendak masuk ke dalam pasar malam. Tangannya menggengham erat tangan Sya agar gadis itu tidak terlalu jauh darinya.

"Sya! Bi! Senyum!"

Mas Yang Itu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang