7. Suami-Istri

3.7K 224 37
                                        

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)

.

.

Arbi mengusap wajahnya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arbi mengusap wajahnya kasar. Pemuda itu masih syok dan benar-benar tidak menyangka kalau dia sekarang sudah berubah status menjadi seorang suami dengan cara yang tidak pernah diinginkannya.

Menikahi seorang gadis yang memfitnah dirinya jelas bukan keinginannya. Tapi pada akhirnya itu terjadi. Sekarang---saat ini dia ada di dalam kamar Sya. Duduk di kursi yang ada di sudut ruangan.

Arbi melepas peci yang ada di kepalanya dan memegangnya erat. Sarung yang masih tersampir di bahunya pun dia taruh ke atas meja.

Dalam hidupnya dia tidak pernah menyangka kalau akan menikah dengan cara seperti ini. Terlintas sedikitpun di pikirannya saja tidak pernah.

"Mas?"

Arbi menoleh, pria itu melebarkan mata melihat Sya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Gadis itu hanya memakai celana pendek dan juga tanktop.

"Mas?" panggil Sya lagi.

"Mbak ada masalah sama saya? Mbak benci sama saya? Mbak ada dendam sama saya? Kenapa sih Mbak tega banget lakuin ini ke saya? Saya nggak pernah ngapa-ngapain Mbak. Ngobrol aja kita jarang Mbak, tapi kenapa Mbak tega banget fitnah saya? Nuduh saya hamilin Mbak, bilang kalo saya ayah dari bayi yang ada di perut Mbak? Kenapa Mbak?" tanya Arbi langsung mengeluarkan unek-uneknya pada Sya.

Dia sungguh heran, apa masalah gadis di depannya ini? Kenapa sampai tega menuduh dan memfitnahnya dengan begitu kejam. Tuduhan Sya sangat menyakitinya. Dia tidak terima di tuduh sebagai pria yang tidak bertanggung jawab dan melecehkan Sya.

"Mbak tega banget ya, saya gak tau apa-apa tapi malah keseret gini. Saya salah apa ke Mbak?" tanya Arbi.

Sya menggigit bibir bawahnya. Gadis itu menunduk tak berani menatap Arbi.

Arbi mengusap wajahnya frustasi. Pemuda itu bahkan bingung dengan siatuasinya sekarang. Dia masih tidak percaya kalau tadi dia sudah resmi mengucap ijab qabul dan menjadikan gadis itu depannya ini sebagai istrinya.

"Mbak? Tolong Mbak jelasin ke saya. Seenggaknya saya perlu tau kenapa Mbak lakuin ini. Fitnah Mbak tuh kejam banget loh, saya gak tau apa-apa Mbak, tapi Mbak dengan entengnya bilang ke orang-orang kalo saya hamilin Mbak. Dosa Mbak dosa. Astaghfirullohaladzim.." kata Arbi sambil mengusap dadanya. Dia harus menahan emosinya yang semakin meledak ini.

Sya menggigit bibir bawahnya, gadis itu dengan tiba-tiba berlutut dan memegang kaki Arbi. "Maafin saya Mas. Maaf hiks..hiks..saya..saya bener-bener minta maaf.." kata gadis itu dengan isak tangis.

Arbi melebarkan matanya kaget. Dia menatap Sya yang kini sudah memegang kakinya sambil menangis. "Mbak! Mbak ngapain?! Jangan gini Mbak!" kata pemuda itu panik.

Mas Yang Itu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang