45. Resepsi 2

1.2K 116 12
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)
.

.

"Aduh Sya, kamu kok lemes gini sih? Kantung mata kamu juga keliatan banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh Sya, kamu kok lemes gini sih? Kantung mata kamu juga keliatan banget. Aduuuh pasti gara-gara Arbi nih.." kata Bunda melihat penampilan Sya.

Sya dan Arbi baru saja sampai di rumah setelah pulang dari hotel. Mereka tadi hampir saja kesiangan, beruntung alarm dan telpon dari Bunda langsung membuat mereka bangun.

Hari ini resepsi di desa akan langsung diadakan, Arbi bilang akan lebih baik kalau semua disegerakan. Lagipula daripada harus bolak-bolik mengatur ini itu lebih baik dilakukan segera semuanya. Jadilah setelah dari hotel mereka langsung ke desa untuk melakukan resepsi. Beruntung acara di desa lebih santai. Mereka juga tidak harus berdandan lama seperti di kota kemarin.

Acara di desa ini hanya semacam syukuran dan seperti ungkapan kebahagiaan dari Sya dan Arbi. Semua yang ingin datang bebas datang dan makan di sana. Balai desa sudah di tata sedemikian rupa oleh Jovan dan anggota Karang Taruna lain agar bisa menampung banyak orang. Di dalam balai desa sudah disediakan berbagai jenis makanan yang bisa dinikmati oleh tamu yang datang.

"Maaf Bun.." kata Sya.

"Kamu tuh gak usah minta maaf, Arbi tuh yang salah. Kamu ganti baju sama make up dulu. Mama kamu udah nyiapin semua, nanti kalo kamu udah selesai langsung berangkat ke balai desa. Bunda mau beresin barang buat di bawa ke sana.." kata Bunda sambil menatap Sya.

Sya mengangguk. Gadis itu langsung menghampiri Mama Sinta yang sudah menunggu di dekat pintu kamar tamu.

Setelah kepergian Sya, Bunda langsung menghampiri Arbi yang sedang ada di dapur. Wanita itu langsung menabok lengan Arbi.

"Aduh! Bunda! Kok aku di tabok sih?" tanyanya kaget.

Bunda berkacak pinggang dan melotot pada Arbi. "Kamu tuh bener-bener ya Bi, udah tau hari ini masih ada acara di sini tapi kamu malah bikin Sya kayak gitu. Bunda kasian liat dia jalannya sampe gitu, kamu tuh bener-bener ya. Gak bisa sabar dikit apa? Kasian istri kamu tuh, keliatan capek banget." kata wanita itu menatap Arbi kesal.

Arbi menggaruk tengkuknya, ya jujur saja dia juga merasa bersalah pada Sya karena semalam mereka benar-benar melakukannya beberapa kali. Bahkan setelah tertidur beberapa menit saat terbangun mereka melakukannya lagi.

Tadi pagi saat bangun kaki Sya juga sampai gemetar saat dipakai berdiri, gadis itu juga terlihat menahan sakit tiap kali berjalan. Arbi merasa bersalah, sungguh. Tapi ya mau bagaimana semalam mereka sama-sama mau melakukannya. Baik dirinya maupun Sya sama-sama merasa horny dan tidak bisa untuk berhenti melakukannya.

"Kasar kamu ke Sya? Dia kayak nahan sakit gitu pas jalan? Bii ampun deh, sama cewek gak boleh kasar loh." kata Bunda memberikan satu cubitan pada pinggang Arbi.

"Aw! Enggak Bun, ya dikit sih. Tapi itu Sya yang mau kok, beneran deh aku gak maksa dia. Semalem tuh kita sama-sama mau kok. Bunda jangan cubitin aku terus.." kata Arbi menghindari cubitan Bunda yang terus bersarang pada pinggangnya.

Mas Yang Itu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang