Vote dan komen jangan lupa guys!
Makasih :)
..
Kabar tentang pernikahan Arbi dan Sya menyebar dengan cepat. Warga desa mulai bergosip tentang hal itu karena pernikahan itu terkesan buru-buru dan juga tertutup. Beruntung Bapak-bapak dan juga Pak RT, Pak RW dan orang lain yang malam itu mengetahui tentang pernikahan Sya dan Arbi masih tutup mulut dan tidak mengatakan apapun.
Kabar pernikahan itu malah menyebar cepat karena omongan dari beberapa pedagang pasar yang sempat menanyai Arbi dan Sya saat keduanya berbelanja bersama beberapa waktu lalu.
Namun baik Arbi maupun Sya tidak terlalu ambil pusing memikirkan omongan orang-orang itu. Lagi pula mereka sudah ikhlas dan ingin menjalankan rumah tangga sebagaimana mestinya. Dan lagi sekarang mereka sedang menunggu keputusan Itsbat Nikah yang akan mengesahkan pernikahan mereka secara negara juga. Jadi sekarang omongan orang-orang mengenai pernikahan mereka cukup mereka abaikan saja.
Tentu saja ada banyak pemuda yang patah hati mendengar kabar mengenai Sya yang kini sudah menjadi istri Arbi. Bahkan Mama Sinta bilang pada Sya kalau hampir setiap hari ada saja pemuda yang datang ke toko dan bertanya mengenai kebenaran berita tersebut.
Tapi Sya hanya menanggapi itu dengan tawa. Ya mau bagaimana, memang sebelum menikah dengan Arbi sering ada pemuda yang datang ke rumah untuk sekedar menanyakan dirinya atau bahkan kadang ada yang blak-blakan ingin melamar.
Jujur saja Sya memang selalu menolak pemuda-pemuda yang datang ke rumah karena alasan dia tidak ingin menikah muda. Dia masih ingin bekerja dan melakukan banyak hal lain sebelum memutuskan untuk menikah nanti. Tapi ternyata Allah punya takdir lain untuknya. Di usianya yang masih 22 tahun ini dia malah sudah menikah. Bahkan dengan cara yang tidak pernah terpikirkan olehnya sama sekali.
"Hah~" helaan nafas gadis itu terdengar saat mengingat bahwa menikah di usia semuda ini jauh sekali dari targetnya.
"Sya?! Sya?"
Sya yang mendengar suara Arbi menoleh, gadis itu sedang mencuci di belakang. "Iya Mas! Aku di belakang! Lagi nyuci!" sahutnya.
Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekatinya. Gadis itu tersenyum menatap Arbi yang menghampirinya. "Kenapa Mas?"
Arbi menatap ember cucian dan juga mesin cuci yang masih menyala. Dia juga melihat Sya yang tengah menyikat celana dalamnya.
"Baju mas kamu cuci?" tanya pemuda itu.
Sya mengangguk. "Iya.."
Arbi menarik bangku kecil di dekatnya dan duduk di depan Sya. Mata pemuda itu melirik ke arah celana dalamnya yang kini tengah Sya cuci.
"Kamu gak usah cuci semua baju mas, daleman bisa mas cuci sendiri.." kata pemuda itu dengan pipi yang sedikit memerah.
Dia masih belum terbiasa membiarkan Sya menyentuh dan memegang barang-barang pribadinya, termasuk dalaman. Rasanya aneh sekali membiarkan orang lain menyentuh bahkan sampai mencuci barang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Yang Itu | END
RomanceArbi si mas-mas baik nan bersahaja yang tiba-tiba saja diminta untuk menikahi Khalisya si kembang desa yang tiba-tiba mengaku dihamili olehnya. Ngobrol saja jarang bagaimana bisa hamil? "Mas yang itu yang hamilin aku.." -- Khalisya. Kisah keseharian...